webnovel

Apa Kau Sudah Mati?

編集者: Wave Literature

Perkataan Ye Yan itu terdengar sangat dingin dan kejam bagaikan sebilah pisau tajam yang menusuk jantung Lan Qianyu.

Lan Qianyu merasa sangat terhina, matanya memerah karena murka, begitu merahnya bahkan sepertinya darah segar akan muncrat keluar dari sana. Dia menatap Ye Yan dengan tatapan dingin tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Ye Yan menjadi tidak nyaman karena tatapannya itu, dia pun mengerutkan kening dan berkata, "Tidak usah melihatku seperti itu. Malam itu kamu sendiri yang kalah, tidak bisa menyalahkan aku."

Setelah terdiam sesaat, Ye Yan berkata lagi, "Seharusnya kamu berterima kasih kepadaku. Aku yang membuatmu melihat wajah asli Xiao Qi. Kalau kamu benar-benar menikah dengannya, kamu akan menyesal seumur hidup."

"Hah!" Lan Qianyu tertawa mencemooh seakan-akan dia telah mendengar lelucon paling lucu sedunia, "Ye Yan, apa kau pernah mencintai?"

Ye Yan menatapnya keheranan.

"Gadis yang bernama Yuyao itu, mestinya kau sungguh-sungguh mencintainya, kan?" Lan Qianyu menatapnya dalam-dalam, "Kalau dia terluka, apa kau akan menyuruhnya berterima kasih kepada penjahat yang melukainya?"

"Yuyao adalah nyawaku, kau tidak bisa dibandingkan dengannya." Ye Yan mengalihkan pandangannya dengan kesal.

Lan Qianyu mengepalkan tangan dan menggertakan giginya lalu berkata, "Benar, mungkin dalam hatimu aku sama sekali tidak berharga, tapi di dunia ini juga ada orang yang benar-benar menyayangiku. Bagi mereka, aku sama berharganya seperti Yuyao bagimu! Mungkin saat ini aku tidak bisa menang darimu, tapi tolong kau ingat, aku, Lan Qianyu, tidak akan selamanya bisa kau tindas! Suatu hari nanti, aku akan membuatmu merasakan rasa sakit yang kurasakan berkali-kali lipat!!!"

"Benarkah?" Ye Yan merasa lucu dan memandangnya, "Aku akan menunggunya!"

"Berhenti!" Lan Qianyu memelototinya dengan penuh kebencian.

"Mengenai anak, kamu belum memberikan jawaban." Ye Yan melirik sekilas ke jendela, tanpa sadar dia telah mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi.

"Kalau kau ingin punya anak, ada banyak sekali perempuan yang bersedia melahirkannya untukmu. Tapi aku tidak mau." Lan Qianyu berkata dingin, "Aku akan menggugurkan anak ini!"

Ye Yan mengerutkan keningnya dan berseru marah, "Kalau mau digugurkan langsung saja besok dioperasi, aku tidak akan mengizinkan siapa pun membawa keturunanku!"

"Siapa suruh kau tidak memakai pengaman???" Lan Qianyu mengamuk.

"Karena kau terlalu cantik…" Ye Yan perlahan-lahan mendekatinya dan berbisik di telinganya, "Membuatku tidak tahan untuk memilikimu!"

Lan Qianyu mengayunkan tangannya ke arah Ye Yan, dan Ye Yan secara refleks menangkapnya. Namun gerakannya itu membuat mobil kehilangan keseimbangannya dan berbelok lalu menerjang pagar pembatas jalan. Pada momen kritis, Ye Yan bergerak mengikuti instingnya dan melemparkan tubuhnya ke atas tubuh Lan Qianyu…

"BRAKK!" Terdengar suara nyaring, mobil itu menabrak pagar pembatas dan membuat kaca depan mobil pecah berkeping-keping. Pecahan-pecahan kaca yang tajam itu menusuk tubuh Ye Yan, darah segar pun mengucur keluar.

Suara alarm mobil tak hentinya berbunyi. Lan Qianyu terkejut hingga tidak dapat bergerak. Beberapa saat kemudian barulah dia kembali tersadar dan mendorong dengan sekuat tenaga tubuh Ye Yan yang berada di atasnya. Namun Ye Yan terlalu berat, Lan Qianyu sama sekali tidak bisa menyingkirkannya. Dia merasakan darah yang mengalir keluar dari tubuh Ye Yan mulai menetes ke badannya. Lan Qianyu berteriak dengan panik, "Bajingan, apa kau sudah mati???"

Ye Yan bergerak sedikit, lalu dia berpegangan ke samping dan dengan susah payah mengangkat tubuhnya.

Lan Qianyu menegakkan tubuhnya. Melihat tubuh Ye Yan yang dipenuhi darah itu, dia menjadi ketakutan sampai suaranya pun berubah, "Kau…"

"Kau… tidak apa-apa kan…" Pandangan Ye Yan sedikit kabur. Dia menjulurkan tangan dan meraba bagian samping lehernya sendiri. Bagian itu terasa sangat sakit dan juga sangat dingin, serta basah. Ada cairan yang tidak berhenti mengalir dari sana.

"Lehermu… berdarah." Lan Qianyu menunjuknya dengan gemetar. Leher Ye Yan tertusuk kepingan kaca, darah tak hentinya muncrat keluar seperti air mancur. Kalau darahnya terus mengalir keluar seperti itu, dia bisa mati.

"Ha!" Ye Yan malah tertawa, "Tadi kau bilang… mau membuatku… merasakan… rasa sakit yang kau rasakan. Sekarang… kesempatanmu sudah tiba!"