webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · 若者
レビュー数が足りません
268 Chs

Menyelesaikan, Menutup, Melanjutkan

Entah apa yang membawa Dhaiva ke rooftop asrama membawa gulungan tikar, gitar, laptop, dan meja kecil untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya yang belum selesai untuk minggu depan. Tapi yang jelas, Dhaiva merasa bosan bekerja di kamar atau ruangan manapun di asrama. Mau keluar pun Dhaiva sedang berhemat karena ini sudah mendekati akhir bulan. Alhasil, rooftop asrama yang teduh karena turut ditempati pohon besar dalam pot menjadi pilihan refreshing.

"Duh, susah banget sih? Lupa terus rumusnya apa," keluhnya, kesulitan mengerjakan soal-soal kimia di laptop. Tangannya sedari tadi tak berhenti mencorat-coret kertas, menghitung dan memasukkan angka ke dalam variabel yang diingatnya.

"Alright!" serunya ketika berhasil menemukan jawaban pas, "Dari tadi kek gini, huh!"

"Katanya kalau ngomong sendiri itu orang gila ya?"

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください