webnovel

4

Aku buru-buru meninggalkan sekolah lalu segera pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku langsung berbaring di atas tempat tidurku, dan tak hentinya aku memikirkan tentang apa yang menimpaku di sekolah tadi.

Jujur aku tak mau peduli, tapi semua itu terus menerus berputar di otakku, apa aku harus melakukan sesuatu ? Aku hanya bisa mengacak-ngacak rambutku karena memikirkannya.

"Arrggghh aku tak peduli !!" Ucapku berteriak.

Aku pun memejamkan mataku untuk mengistirahatkan pikiranku.

"Tolong aku ..."

Namun saat aku baru saja memutuskan untuk tak mempedulikan semua itu dan lebih memilih untuk beristirahat, tiba-tiba saja aku mendengar suara yang sangat lirih penuh kesedihan, entah dari mana asalnya suara itu.

Aku melihat-lihat ke seluruh penjuru kamarku, namun tak ada orang atau apapun di sini.

Aku kembali berbaring dengan tetap menatap sekelilingku, aku mencoba memejamkan mataku kembali, namun sungguh ... semakin aku mencoba memejamkan mata, semakin tampak jelas teringat segala apa yang aku lihat di dalam mimpi itu, dan sosok itu selalu muncul di pikiranku saat aku memejamkan mata.

Sampai pagi, aku belum juga bisa tertidur, sungguh ini sangat menyiksaku. Aku pikir aku tak bisa seperti ini terus, terlebih suara orang yang minta tolong itu masih saja terngiang di telingaku. Bila aku terus seperti ini, aku yakin sebentar lagi rumah sakit jiwa akan aku datangi.

"Baiklah, aku akan melakukan sesuatu, aku tidak ingin gila" batinku berbicara.

Walau dengan wajah yang kusut, kantung mata yang cukup besar, aku tetap pergi ke sekolah. Bukan hanya untuk belajar niatku kali ini, tapi juga untuk melakukan sesuatu yang aku pikir bisa menyelamatkanku agar terhindar dari kegilaan.

Sengaja aku berangkat lebih pagi, agar saat aku masuk kelas, belum ada satupun orang di dalam, dan benar saja, kelasku nampak masih sepi dan sunyi, perlahan aku membuka pintu kelasku.

Kreeetttt ...

Suara pintu terdengar saat aku membukanya.

Dan kini aku berdiri tepat di depan jendela yang masih saja terbuka saat jendela lain tertutup, aku menatap lekat ke arah jendela.

"Sudah ada beberapa kejadian menimpaku, sampai saat aku sudah di rumah pun, masih saja ada hal aneh yang datang kepadaku. Bila ini ada hubungannya denganmu, tolong beritahu aku, apa yang harus aku lakukan" Ucapku di depan jendela walau sebenarnya kakiku bergetar mengucapkan itu.

Tak ada hal apapun setelah itu, namun aku masih menunggu apa yang akan terjadi.

"Tolonglah, bila benar semua yang aku alami ada hubungannya denganmu, tolong tunjukkanlah apa yang kau inginkan" Sambungku.

Dan benar saja .. di balik jendela itu tiba-tiba muncul perlahan sebuah tangan yang mulai masuk ke dalam, ya .. tangan itu muncul dari arah luar jendela. Aku tersentak sampai tubuhku menabrak salah satu meja belajar yang ada di sampingku. Rasanya aku ingin berlari saat ini, namun aku berusaha bertahan karena memang niatku saat ini adalah untuk mengetahui apa yang harus aku lakukan.

Sampai kembali lagi aku merasa badanku kaku dan pandanganku mulai gelap, tak lupa semenjak tadi .. hidungku sudah mengeluarkan darah.

Lalu pandanganku mulai terang, dan aku mendengar suara teriakan di sini, dan ternyata aku masih berada di kelas ini, namun dengan orang-orang yang asing untukku. Aku terkejut saat melihat banyak orang berkumpul di sini. Aku mencoba melihatnya, dan yang aku lihat, ada seorang murid perempuan yang sedang berteriak dengan dipegangi beberapa murid pria, sepertinya dia sedang kerasukan.

Dan pandanganku beralih saat melihat sosok itu berada di dekat murid perempuan itu, namun tunggu .. aku bisa melihat matanya mengeluarkan air mata, apa dia yang menyebabkan murid itu kerasukan ? Namun mengapa dia malah menangis ?

Dan saat aku memperhatikan sosok gadis itu, dia perlahan menatapku. Sebentar .. di dalam mimpi ini dia bisa melihatku ? Sial .. saat ini dia bukan hanya menatap, dia pun bahkan sangat cepat melayang ke arahku dan berdiri tepat di depanku dengan menunjukan wajahnya yang mengerikan.

"Tolong aku !!!" Sosok itu berteriak tepat di depanku dengan suara yang menyeramkan.

Namun sesaat setelah itu pandanganku mulai gelap kembali sepersekian detik. Seakan tersentak karena teriakan itu, aku terbangun dari kegelapan itu.

Saat ini aku terbangun tanpa ada yang membangunkanku. Aku dengan cepat melihat ke arah jendela itu kembali, dan sudah tak ada tangan itu lagi di jendela.

Aku berdiri dengan merapikan bajuku dan berpikir kembali tentang apa yang aku lihat barusan. Jujur aku masih tak mengerti tentang semua ini, namun satu yang aku yakini, sosok itu memang sedang meminta bantuanku.

Aku keluar kelas menuju toilet untuk sekedar membasuh wajahku yang sudah seperti pakaian kusut ini, aku bercermin melihat wajahku yang sudah seperti orang stres.

"Argghh jadi sebenarnya apa yang harus aku lakukan ?? Aku mengetahui dan melihat kejadian itu di dalam mimpi, lalu aku mendengar bahwa beredar rumor yang nyatanya salah dengan kenyataannya, dan setelah aku mengetahui itu semua aku dimintai tolong oleh makhluk itu, namun apa yang harus aku lakukan untuk membantunya ?? Aisshh bisa gila aku ini" Ucapku berbicara sendiri di cermin dengan mengelap kasar mukaku.

"Luruskan rumor itu, cari orang yang membuat rumor itu, begitu saja tidak tahu. IQ mu berapa ? Bisa-bisanya kau masuk ke sekolah ini yang rata-rata muridnya mempunyai IQ tinggi"

Tiba-tiba ada orang di sampingku dan berbicara padaku tanpa melihatku. Dia hanya mencuci tangannya lalu pergi tanpa sekalipun menatapku.

"Yak !! Siapa kau ??!! Apa kau mengatakan aku bodoh ?? Yak tunggu !! IQ ku tinggi !! Kau memang punya berapa hah beraninya menanyakan IQku?"

Aku hendak mengejarnya namun aku merasakan perutku sakit, jadi terpaksa aku lebih memilih terlebih dahulu masuk toilet daripada mengejar orang yang ... aish dia orang atau apa ? Bicaranya sangat sembarangan mengataiku, awas saja kau bila bertemu lagi.