webnovel

Sakitnya Mencintaimu

Menceritakan kisah cinta segitiga, Titah, Kamil dan Belinda adalah sahabat dan satu kampus. Kamil mencintai Belinda dari pertama kali Kamil bertemu dengan Belinda, begitu juga dengan Titah yang juga mencintai Kamil dari kecil. Ketika di saat Titah ingin menyatakan cintanya pada Kamil, Kamil berta aku mencintaimu, lalu Titah mengira Kamil juga mencintainya. Kemudian Kamil bilang pada Titah bahwa Kamil sangat mencintai Belinda, Kamil berharap Belinda menerima cintanya. Titah baru menyadarinya ternyata selama ini cintanya bertepuk sebelah tangan, di kos-kosan Titah bersedih yang membuat ibu kos merasa kasihan padanya. Tak beberapa lama kemudian Titah mendapatkan kabar bahwa ayahnya masuk rumah sakit, Titah pun memutuskan kembali ke rumahnya dan pindah kuliah. Setelah lulus Kuliah Titah menetap dan bekerja di Belanda, sedangkan Kamil masih berada di Indonesia, dia telah menjadi pengusaha yang sukses di sana. Belinda dan Kamil di karunia satu orang puntri cantik yang diberi nama Titah juga, sesuai dengan permintaan Belinda sebelum Belinda meninggal dunia. Titah anak Kamil sudah berusia sepuluh tahun dan tepat di usianya yang ke sepuluh tahun Titah membaca surat terakhir dari ibunya, yang berisi amanah dari ibunya, ibunya menginginkan bahwa Titah mempersatukan kembali Kamil dan Titah, ibunya juga menginginkan Titah menjadi ibu sambung Titah. Lalu bagaimanakah kisah selajutnya, akan kah Titah kecil bisa memenuhi permintaan dari mendiang ibunya?. Jangan lupa di simak ya kak, terimakasih.

Daoistovzdb · 都市
レビュー数が足りません
10 Chs

Bab 07

"Oke.." kata Titah.

"Duh Billy kemana lagi, em.. Cantik eh.." kata Fitra yang berpapasan dengan Titah dan pergi meninggalkan Titah.

"Assalamu'alaikum pak.." Titah memberikan salam pada Fitra.

"Wa'alaikumussalam.." Fitra menjawab salam dari Titah.

"Billy.."

Indonesia

DI KEDIAMAN FITRA

"Duh bagaimana ini saya benar-benar tidak bisa tidur hmm." keluh Kamil tidak bisa tidur karena memikirkan anaknya.

Keesokan harinya..

"Astaghfirullahalazim kesiangan, duh harus buru-buru berangkat ke kantor ini." kata Kamil ketika melihat jam di hpnya.

"Gak sarapan dulu mil?" tanya Ningrum.

"Enggak mbak, saya terlambat ke kantor, mungkin nanti saya sarapannya di kantor saja mbak." jawab Kamil.

"Tumben kamu kesiangan, mbak tahu kamu pasti gak bisa tidur kan kemarin malam karena kamu memikirkan anakmu?"

"Iya mbak.."

"Kamu tenang ya kan di sana ada mas Fitra dan Arya yang akan menjaga anakmu." kata Ningrum.

"Iya mbak.." sambung Kamil.

"Ya sudah mbak, saya pamit berangkat ke kantor ya." kata Kamil berpamitan pada Ningrum.

"Iya mil, hati-hati di jalan." sambung Ningrum.

"Iya mbak, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam." Ningrum menjawab salam dari Kamil.

Belanda

City Camping Rotterdam, Amsterdam.

"Billy.."

"Yes me? What's wrong?" tanya Billy.

"Where is the mosque?" tanya Fitra juga.

"Today's mosque does not enter sir, he takes his wife leave to give birth" jawab Billy.

"Giving birth, his wife, what do you mean?"

"Yes, then did you ask the mosque, sir?"

"Yes, I really asked the mosque where, but why did you say that his wife would give birth to what I didn't understand?"

"Yes, mas Jidhan, sir?"

"Astaghfirullah Billy.."

"Yes sir, I was here no need to shout as I heard and not deaf."

"Not Mas Jidhan, I mean the mosque is a place to worship Billy.."

"Oh, why didn't he say from earlier, nothing."

"Did you say there is no?"

"Yes sir.. no"

"Billy now prepare carpets and collect children in the field for praying in congregation also praying, fast.." pinta Fitra.

"Good sir.." kata Billy patuh.

"Okay.."

___

"Goedemiddag Mur Billy."

"Goedemiddag te Miss Titah.

"Mr. Billy is wat hier? En het tapijt voor welke master?"

"Oh dit, ik ben de leiding over het voorbereiden van de magnachalase van gebed en in hetzelfde tijdgebed hier na het magazribgebed."

"Oh dus."

"Ja, mis het excuses, ik vermakelijk, namiddag."

"Middag ook ook. Billy."

____

Malam harinya Kamil pulang dari kantor, Kamil mendapatkan telepon dari sekretarisnya di kantor, lalu setelah itu mendapatkan telepon dari Titah.

Titah menelepon Kamil untuk memberitahu Kamil bahwa dia sedang sakit. Kamil pun buru-buru mengemasi barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam koper dan juga menuju ke bandara untuk menyusul Titah ke Belanda bersama dengan kakak iparnya.

Indonesia

Di KEDIAMAN FITRA

"Akhirnya sampai juga di rumah, ada telepon dari Fikri."

[Fikri : Assalamu'alaikum Tuan.]

[Kamil : Wa'alaikumussalam ada apa?]

[Fikri : Saya ingin memberitahu bahwa bulan depan jadwal anda meeting.]

[Kamil : Oke, kamu persiapkan semuanya.]

[Fikri : Baik Tuan..]

"Oke kita catat dulu jadwal bulan depan, ada lagi menelepon. Nomer siapa ini tidak kenal, tapi coba diangkat saja deh siapa tahu penting."

[Kamil : Assalamu'alaikum, dengan siapa saya berbicara?]

[Titah : Papa.. Uhuk.. Uhuk.. Haciuh..]

[Kamil : Titah..]

Di Teras Depan Kediaman Fitra

"Loh sep kok ada banyak banget koper di sini, ini koper siapa sep?" tanya Ningrum.

"Ini koper pak Kamil. Bu Fitra." jawab Asep sembari menaruh koper yang ia bawa ke dalam bagasi mobil.

"Oh.."

"Atos acan sep?" tanya Kamil.

"Atos pak Kamil." jawab Asep sembari menutup pintu bagasi mobil.

"Assalamu'alaikum teh Ningrum." Kamil memberikan salam pada Ningrum.

"Wa'alaikumussalam mil." Ningrum menjawab salam dari Kamil.

"Kamu bawa koper sebanyak itu mau kemana mil, kamu mau keluar kota lagi mil?" tanya Ningrum.

"Bukan keluar kota teh, tapi keluar negeri. Kamil tugas penting di Belanda." jawab Kamil.

"Dari kantor?"

"Iya teh."

"Ya sudah Kamil pamit mau pergi ke bandara." pamit Kamil.

"Iya mil. Hati-hati."

"Iya teh. Assalamu'alaikum." Kamil memberikan salam pada Ningrum.

"Wa'alaikumussalam." Ningrum menjawab salam dari Kamil.

"Aku harus memberitahu mas Fitra segera." kata Ningrum dalam hati.

Buru-buru Ningrum berjalan ke kamarnya lalu mencari ponselnya dan memencet nomor suaminya. Tetapi sayang suaminya tidak mengangkat telepon darinya, kemudian Ningrum mencobanya kembali dan kali ini ke nomor anaknya. Anaknya juga tidak menjawabnya.

Dan Ningrum mencobanya kembali untuk yang ketiga kalinya. Kali ini Ningrum menelepon keponakannya Titah, Titah pun mengangkat telepon darinya.

Titah memberikan hpnya pada Fitra, Ningrum mulai menceriakan semuanya bahwa Kamil akan pergi ke Belanda.

Titah yang mendengar percakapan paman dan tantenya segera memberikan penjelasan mengapa ayahnya bisa ke Belanda, karena ini semua adalah rencananya untuk mempertemukan Titah dan ayahnya kembali setelah sepuluh tahun berpisah dan mewujudkan permintaan ibunya yang menginginkan ayahnya bersatu kembali bukan sebagai sahabat tetapi sebagai istri ayahnya dan juga sebagai ibu untuknya.

Mendengarkan cerita Titah. Fitra, Ningrum dan Arya mendukung rencana Titah.

Keesokan Harinya..

Di Tenda Arya..

"Arya.." panggil Titah.

"Iya tah, apaan sih?" tanya Arya.

"Ayo buruan, sudah di tunggu om Fitra di aula." jawab Titah.

"Tunggu sebentar lagi selesai." kata Arya.

Empat Belas Menit Kemudian..

"Arya fast.." kata Titah yang masih menunggu Arya.

"Okay okay. This I've finished wearing clothes and now stay for a look for a cup. Wait a minute, patient why yes." keluh Arya.

"Not so Arya, do you forget I do not like it if it is too late, so quickly .." keluh Titah juga.

"Okay okay. It's been let's go to the hall together." kata Arya mengajak Titah pergi bersama ke aula.

"Yes come on .." sambung Titah.

"My own band's sister's bust! No one can be late at all. But not what is so late. huft." keluh Arya dalam hati.

"Why stop, do you miss something?" tanya Arya.

"Nothing, are you talking about me behind me?" tanya Titah juga mencurigai Arya.

"Not. Come on my beautiful cousin's sister, you do not suspect your handsome cousin's brother." jawab Arya membela diri.

"But .."

"But what else, it's somey to go to the hall not to you like the word late Hah. so ..?"

"Okay okay. Let's go."

Tak beberapa lama setelah Titah mendekati Titah putri Kamil. Kamil datang dengan berteriak menyebutkan nama Titah membuat semua yang ada di aula itu terdiam dan memperhatikan keberadaan Kamil di sana.

"Hi Titah." sapa Titah.

"Hi also Miss Titah." sapa Titah juga.

"Have you had breakfast?" tanya Titah.

"Not yet Miss." jawab Titah.

"Well then let's get the breakfast and let's have breakfast together." ajak Titah.

"All right, let's Miss Titah. We take the breakfast." ajak Titah juga.

"Okay let's go there to take food for our breakfast today."

"Okay miss."

"Titah.." seseorang berteriak memanggil nama Titah yang membuat semua orang di aula itu terdiam sesaat.

"Ti.. Tah.." Kamil terkejut melihat Titah berada di sana.

"Kam.. Mil.." Titah juga terkejut saat mengetahui seseorang yang memanggil nama Titah adalah temannya dulu dan juga cinta pertamanya.

Ya Kamil dan Titah bertemu kembali di Belanda setelah mereka terpisah cukup lama. Titah dan Kamil sama-sama berjalan dan saling menghampiri lalu mereka bersalaman.