webnovel

2.Pindahan

Pagi hari sesuai dengan yang telah direncanakan mereka semua sibuk bersiap untuk pindahan.

"Oke udah siap semua ya, tidak ada yang ketinggalan kan?" tanya ayah,

"Tidak ada yah, sudah masuk mobil semua," ucap Ayu sembari masuk ke mobil,

"Yaudah kalo gitu ayo kita berangkat!"

mereka pun berangkat pas pada pukul 11.00 WIB, jarak antara rumah baru memang lumayan jauh butuh waktu sekitar 5 sampai 6 jam kesana.

Mereka semua menikmati perjalanan ini, tetapi tidak dengan Ayu, Ayu terus memikirkan apa maksud dari mimpi kemarin malam meski sudah tidak dihiraukan tapi mimpi itu selalu muncul dalam pikiran Ayu.

"Ayu kok cemberut gitu sih, sedih ya kita pinda rumah?" ungkap ibu sambil mengelus rambut Ayu dengan  lembut,

"Enggak kok bu Ayu cuman capek aja beres beres barang tadi," tutur Ayu.

"Halah bu kak Ayu lagi galau mungkin karena jauh jauhan ama kak Kevin mangkanya melamun terus." ledek  Putra.

*Kevin pacar Ayu.

"Apaan sih dek." bentak Ayu sambil melotot ke arahnya.

"Udah udah jangan berantem terus mending lihat pemandangan di luar." tunjuk ayah.

Ayu menyandarkan kepala di kaca sambil melihat keluar, pemandangan luar memang terlihat sangat asri pohon pohon berjajar dengan rapi, Burung-burung berkicau nyaring suasana tersebut membuat perlahan Ayu lupa dengan mimpi kemarin.

"Ayu..,Ayu sayang sini temenin Nenek nak." ucap seseorang entah dari mana asalnya.

Mataku perlahan mulai terbuka,

"Hah aku ada dimana? bukanya tadi ada di mobil." batin Ayu sambil meraba-raba tempat itu.

Tempatnya sanggat gelap tidak ada penerangan satu pun, entah tempat apa ini.

Tiba tiba terdengar dari telinga kiri ku suara Kakek-kakek yang seperti membaca sesuatu, suaranya sangat berat.

Ayu berjalan perlahan lahan sambil meraba mengikuti dinding, akhirnya ayu menemukan pintu keluar dari ruangan ini.

"Ahh akhirnya," ucap Ayu sambil perlahan membuka pintu itu.

"Krieeet...krek."

"Hahh tempat apa ini sih banyak sekali ruanganya." gerutu Ayu sembari menyusuri tempat aneh itu.

Banyak sekali lorong tapi untunglah masih ada penerangan lilin yang memudahkan Ayu untuk melihat.

Suara-suara aneh pun terdengar kembali kini suaranya semakin dekat dan jelas tetapi Ayu masih nggak tau apa yang dibicarakan orang itu.

Ia terus mencari asal sumber suara tersebut dan tepat di salah satu ruangan suaranya sangat jelas sekali terdengar itu yang membuat Ayu yakin di ruangan itu asal suaranya.

Ayu perlahan membuka pintu itu dan berusaha mengintip melalui celah pintu, terlihat banyak sekali sesajen dan dupa disetiap sudut ruangan.

Aura didalam ruangan ini sangat tidak enak, hawanya sangat panas dan pengap  membuat sesak dan sulit sekali untuk bernafas.

Terdengar lagi suara komat-kamit tersebut tapi kini suaranya berubah menjadi tawa tawa yang mengerikan.

"Hihihihihi..."

Kaki Ayu mulai melemas tidak kuat untuk berdiri.

"Si-siapa kamu? kenapa aku bisa ada disini?" teriak ayu entah ke siapa Ayu

bicara.

Ayu berusaha merangkak menuju ke pintu keluar rasanya berat seperti banyak sekali orang disekeliling tetapi Ayu terus berusaha secepat mungkin untuk keluar.

"Hihihihi, kamu lucu sekali, hahaha." ucap entah siapa itu yang tak terlihat wujudnya.

"Siapa kamuu tunjukin wujud mu!!"

Tiba-tiba muncul tepat dihadapan Ayu bayangan hitam besar tinggi  berbulu, bermata merah mencolok melotot kearah Ayu.

Ayu gemetar ketakutan tidak tau apa yang sedang Ia lihat, tiba-tiba tubuh Ayu mematung tak bisa digerakan sama sekali.

"Selamat datang." bisik bayangan hitam besar tersebut tepat  telinga kiri Ayu

Rasany sesak Ayu berusaha teriak untuk mintak tolong tapi hasilnya nihil Ayu tetap membisu.

Terlihat lagi seorang nenek yang sama persis perawakanya  di mimpi Ayu kemarin.

"Kenapa kau kesini pergi!!! disini bahaya." bentak nenek tua itu.

Perasaan Ayu tak karuan ia tidak bisa berbuat apa apa lagi.

"Ya Tuhan.., tolong selamatkan aku." Ayu hanya bisa berdo'a memohon kepada yang kuasa agar diselamatkan dari peristiwa ini.

"Ayu...Ayu...Ayu.." Terdengar berkali kali seseorang memanggil nama Ayu suaranya tak asing lagi ditelingaku.

"Ibu? Ibu!!" Ayu terbangkit dari tidur ternyata semua itu hanya mimpi, lagi-lagi mimpi buruk yang sangat terasa nyata.

"Nak kamu kenapa?" tanya ibu kuatir.

"Ahh...anu bu Ayu mimpi buruk." jawab Ayu sambil menyeka  keringat nya.

"Memang mimpi apa kak?"

"Bukan mimpi apa apa kok dek, hanya mimpi buruk biasa."

Ayu melihat jam ditangan nya jam menunjukan pukul 17.00 WIB Akhirnya tak lama lagi mereka akan sampai di rumah baru.

Perasaan Ayu masih tak tenang memikirkan maksud dari mimpi nya tersebut, mengapa dua hari terakhir ini selalu bermimpi aneh.

"Apa jangan jangan—" aku menggeleng gelengkan kepalaku tidak mau membayangkan hal hal yang aneh dan tetap positif thingking.

Akhirnya mereka sampai di Desa tujuan yaitu Desa

"Sugih".

Di desa ini benar benar sedikit penduduknya,

Dilihat dari rumah rumah yang masih belum banyak. kanan kiri jalan hanya terdapat hutan hutan yang sangan rimbun.

Matahari pun mulai terbenam langit berwarna merah kehitaman membuat suasana hutan ngeri ngeri sedep.

"Bu sekarang udah waktunya azan mahgrib kok nggak kedengeran suara azan ya?" celetuk Putra.

"Ya namanya juga hutan mana ada masjid di hutan lu gimana sih?" sahut Ayu.

"Yah masih jauh nggak rumahnya?"tanya Putra  terlihat capek.

"Bentar lagi nyampek kok nak."

Setelah 20 menitan berkendara akhirnya sampai ke jalan yang lebarnya hanya pas buat satu mobil, jalanya tak beraspal dan agak licin karena telah turun hujan.

"Ckiiit.." Suara ban mobil macet karena licinya lumpur

mobil tak bisa bergerak terjebak lumpur basah dan bebatuan.

"Kenapa Yah mobilnya?"

"Ini Bu sepertinya ban nya macet karena lumpur."

"Gimana dong Yah apa kita turun bantu ngedorong?" tanya Ayu sembari melirik ke arah Adek.

"Lah ama aku kak?"

"Iyalah masak ama Ayah, kan lagi nyetir." ujar Ayu nyengir.

"Yaudah ayoo."

Mereka berdua pun turun dan mendorong belakang badan mobil, sambil terus di gas akhirnya mobil pun bisa berjalan lagi.

"Ayu, Putra udah bisa sini cepetan naik mobil!"

"Iya Yah."

Mereka berdua pun berjalan menuju mobil, sembari melihat sekeliling,

tiba-tiba  terlihat  sesosok nenek nenek tua yang perawakanya persis seperti yang ada di mimpi Ayu.

"Dek kamu lihat orang tua itu nggak?" tanya Ayu sambil menepuk punggung Putra.

"Nenek nenek siapa sih kak? mana? jangan nakut nakutin dah."

"Loh kamu ngak liat nenek itu? itu tu dia lagi ngeliatin kita," tutur Ayu.

"Jangan-jangan kak itu han—" ucap Adek berlari ketakutan masuk ke mobil,

Ayu pun ikut berlari menyusulnya.

"Loh kalian kenapa?" tanya ibu bingung melihat mereka ngosngosan.

"Itu bu tadi kakak liat hantu."

"Hah hantu?"

"Nggak kok bu Ayu cuman salah liat aja mungkin karena kecapek an." jawab Ayu.

"Yaudah kita lanjut lagi, rumahnya udah deket kok." sela Ayah sembari melanjutkan mengemudi.

Ayu masih terus berfikir siapa Nenek tua itu kenapa kok selalu muncul, apa hubungan ku denganya? dan kenapa hanya Ayu saja yang bisa melihatnya.

samar'samar terlihat lampu jalan menerangi sebuah pagar besi yang sangat kokoh, terlihat juga atap rumah.

"Alhamdulillah akhirnya kita udah nyampek," ucap Ayah.

"Loh ini rumahnya Yah? kok serem gini," ungkap Putra sambil terus meneliti rumah itu.

"Iya agak serem soalnya udah dua Bulanan nggak dihuni, ya maklum lah kalo sedikit suram," jelas ayah sambil memarkirkan mobil.

Mereka semua pun turun dari mobil dan menyusul Ayah,

Rumah itu sangat besar memiliki dua lantai dan halaman yang sangat luas didepanya.

"Kriieeet..." Bunyi engsel gerbang yang karatan.

"Wihh besar ya rumahnya ada kolam renangnya nggak?" tanya  Putra sembari  berjalan mendagului.

Mereka pun berjalan menyusuri rumah itu,

tetapi bukanya senang sudah sampai di rumah firasat Ayu tidak enak hawanya sangat panas padahal disini kan dikelilingi hutan otomatiskan suhunya dingin, tetapi aku terus berpoitif thinking.

Sesampainya di depan pintu masuk  Ayu merasa ada orang yang mengawasi kami entah itu manusia atau bukan intinya Ayu merasa seperti dilihati.

"Jgrek...krieet." suara pintu rumah.

Suasana dalam rumah sangat menyeramkan hanya ada satu penerangan lampu, terpajang banyak lukisan-lukisan yang bergambar aneh hawa ruangan yang sangat panas dan pengap.

Kami pun berkeliling ruangan melihat-lihat secara detail yang ada didalam ruangan di lantai satu terdapat ruang tamu, ruang keluarga, dapur, kamar mandi, dan dua kamar tidur.

Untuk lantai atas terdapat dapur, ruang keluarga, ruang kerja, kamar mandi, 3 kamar tidur,  2 kamar tidur tamu, dan perpustakaan.

Ayu pun naik ke lantai atas, di lantai atas banyak sekali lorong lorong gelap sekali aura lantai atas semakin tidak enak rasanya sesak seperti berdesak desakan banyak orang. sampai mata Ayu tertuju pada salah satu kamar diujung lorong.

"Loh kok kayak pernah liat ruangan ini ya tapi dimana?" batin Ayu bingung.

"Krieeet."

"Hah ini kan tempat yang ada dimimpi Ayu!!"

*

Bersambung....