webnovel

3. Malam Mencekam

Malam yang mencekam, membuat Riki sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Dia merasa ada yang memperhatikannya ketika dia memejamkan mata.

Rumah itu memang sebuah rumah yang sudah lama di kosongkan di desa yang sepi, atau rumah tua yang indah yang dijual dengan harga murah kepada siapapun yang berniat untuk membelinya. "Terlalu bagus untuk dimiliki!" itulah perkataan warga disana jika melewati rumah itu, karena jika mereka menjelek jelekkan rumah itu, selalu saja ada petaka yang menimpa mereka ataupun keluarganya.

Pintu berderit dan angin dingin yang tiba-tiba menyapu, lagu pengantar tidur anak-anak bermain sendiri di kamar sebelah kamar Riki. Riki benar benar tidak bisa tidur malam itu.

Perlahan, langkah Riki menuju ke arah kamar yang di dalam nya terdapat suara lagu pengantar tidur anak anak, dia penasaran dengan pendengarannya yang entah benar ataukah salah. Dia berpikir, tengah malam seperti ini adik adiknya tidak mungkin masih melek dan malah memutar lagu pengantar tidur. Riki perlahan membuka pintu kamar itu.....

"KREEEEEEEEEEKKK" Suara pintu terbuka.

Riki sangat terkejut karena baru saja dia menyentuh pintunya, pintu itu sudah terbuka dengan sendirinya.

Riki : "Ya ampun!!!"

Tiba tiba....

Bayu : "Kak Riki"

Riki : "Bayu! ngagetin aja sih Lo"

Bayu : "Kakak lagi ngapain disini?"

Riki : "Bay, kamar ini gak ada yang isi kan?"

Bayu : "Gak ada kak, kamar ini kosong, kenapa?"

Riki : "Gak kok, gak papa"

Bayu : "Kak, anter gue ke dapur yuk, hehe"

Riki : "Huuu dasar penakut Lo"

Bayu : "Kaya gak pernah takut aja Lo kak"

Riki : "Ya udah yuk cepetan, ngantuk gue"

Bayu : "Iya iya, santai kali"

Riki pun mengantar Bayu ke dapur. Saat di dapur, Riki melihat bayangan dari luar jendela, dia pun langsung bergegas melihatnya.

Riki : "Siapa tuh?!"

Bayu : "Lo kenapa sih kak? lihat apaan?"

Riki : "B...barusan ada bayangan disitu Bay"

Bayu : "Gak ada, gue gak lihat"

Riki : "Kenapa cuma gue sih yang bisa ngerasain hal kaya gini?" tanya nya dalam hati

Selama hidupnya, baru kali ini Riki merasa selalu ada yang memperhatikannya dan merasakan hal hal yang sulit untuk di jelaskan olehnya. Entah apa yang terjadi, Riki benar benar tidak tahu.

Malam itu sangat mencekam baginya, tidak ada teman untuk berbagi cerita, dan hanya dia yang merasakannya sendiri. Bahkan keluarga nya tidak ada yang percaya akan hal hal seperti itu.