webnovel

Scandal

"Ssst… hentikan semua itu" Griss meletakkan jari nya di bibir Irene " Apa aku harus mencium mu dulu baru kau akan berhenti?"

Griss menarik Irene semakin dekat, hingga kaki Irene terjepit di antara kedua kaki Griss, tangan nya semakin merangkul tubuh Irene.. dan tiba-tiba saja terdengar suara…

PLAK…

Irene memukul kepala Griss.., membuat Griss kaget dan melepaskan rangkulan nya dan memegang kepala nya karena rasa menyengat menghampiri nya " seperti nya kau masih bermimpi hingga berkata hal aneh…, berterimakasih lah karena aku telah membangunkan mu"

*****************************************************************************************

Sudah dua hari Irene hanya tidur sejam karena mata nya sudah tak kuat untuk menahan kantuk, namun pikiran dan otak nya sama sekali tidak dapat berhenti untuk bekerja.., tubuh nya tertidur pulas namun pikiran nya sama sekali tidak pernah tidur, mata nya mulai membengkak , sayu, memerah dan lingkaran panda sudah bermunculan di bawah kelopak mata nya, seharian ia melihat produk-produk yang akan di tawarkan

" Target kita 10 perusahaan besar ini…, kita akan melakukan presentasi di depan mereka " Irene menunjuk beberapa perusahaan di layar putih di depan nya, gambar yang terpantul dari autofocus

" Ini akan sulit Irene.. kita tidak terkenal.. bahkan produk kita belum memiliki nama, mereka tidak akan tertarik .. untuk melakukan meeting" Lily mengeleng pelan.

Perusahaan kecil yang ia miliki baru saja mulai menjajaki pasar…, dan produk nya hanya terkenal di antara pegiat media social dan anak muda. " Karena itu kita perlu memperkenalkan produk kita…, dan membuat mereka tertarik" Irene tersenyum kecil, api di dalam diri nya membara.., mata nya memancarkan semangat

" Berapa budget yang kau miliki untuk melakukan Iklan besar-besaran…., kita tidak punya dana Irene" Tanya Edlert

" Tidak…, aku tidak memerlukan iklan… aku cukup memiliki kalian bertiga.. itu lebih dari cukup" Irene tersenyum lebar, membuat mereka bertiga bergidik ngeri.. apa yang di pikirkan oleh Irene hingga senyuman nya melebar

" Aku terharu.. mendengar nya Irene…, tapi kami tidak akan menjual organ kami" Griss memeluk diri nya sendiri untuk melindungi diri nya

" Ya… aku bahkan ragu organ mu dapat menutupi semua biaya.."

" Organ ku sangat terawat.., gizi yang mencukupi, sehat dan bugar, dan yang terpenting adalah organ orang kaya.. siapa yang tidak ingin memiliki nya? " Griss malah menawarkan organ milik nya

Irene mengeleng mendengar perkataan Griss, namun ia tidak memiliki waktu untuk meladeni lelaki tersebut, Irene bergerak kearah Edlert " Apa kau yakin dengan ketampanan mu?"

" Apa yang kau bicarakan Irene? Tentu saja aku tampan…"

" Bagus…., itu saja sudah cukup…" Irene tersenyum lebar sambil menepuk pundak Edlert, dan berjalan kearah Griss " Kau yakin dengan tubuh mu yang kau anggap sempurna?"

" Kenapa kau tanyakan itu… kau bahkan sudah melihat semua nya" Perkataan Griss langsung mengundang pandangan mata Edlert , Lily, Victoria dan Kriss yang berada di sana, mereka terperangah… dan mulai memikirkan semua kemungkinan yang di katakana oleh Griss.., apakah mereka telah....

" Bagus.. aku hanya memerlukan tubuh mu itu…, cukup tubuh saja sudah memuaskan" mereka berempat semakin menganga mendengar perkataan Irene…, me.. memuaskan? Tubuh? Pikir mereka

" Hentikan kemesraan yang menjijikan itu.., katakan pada kami lebih rinci apa yang kau pikirkan" Edlert mulai merasa tidak nyaman dengan perkataan mereka berdua.

" Untuk menarik orang kaya.. kita memerlukan orang kaya…, untuk membuat semua viral di kalangan atas.. kita perlu perkumpulan orang kaya…, dan sekolah ini sangat sempurna…. Kita akan membuat gempar sekolah ini… bukan.. kita akan membuat gempar dunia medsos"

" Apa maksud mu….?" Lily mulai bertanya hati-hati

" Kita akan melakukan iklan besar-besaran secara live.., kita hanya perlu menjadi trending di youtube, instagram, facebook, tik tok dan lain nya…, dengan begitu kita bisa menghemat biaya periklanan.. dan secara otomatis para pengusaha akan tertarik dengan produk kita…, dan langkah pertama dari semua itu…, Kriss dan Victoria akan melakukan hack pada broadcasting sekolah kita, dan tugas kalian bertiga.. kalian perlu membuat gosip di grup orang kaya…., secara serempak mereka akan tertarik dan membuka mendsos secara bersamaan…, wah… aku tidak percaya.. aku akan menggunakan the power of gossip untuk melakukan iklan" Kalian tidak pernah tahu… jika kaum mereka sungguh sangat tertarik pada gossip antar kaum nya.., dan itu sangat mudah menyebar hingga ke media massa. Cukup aktifkan tangan dan jempol mu…. dan dengan cepat itu menjadi konsumsi khalayak ramai.

" Apa yang akan kau pasarkan? Kau bahkan tidak dapat memproduksi secara masal…" Griss memecah pikiran Irene

" Kita masih punya koki , karyawan, serta mesin dari the dream one…, itu saja sudah cukup…, siapa yang tidak mengakui rasa makanan dari The Dream One? Aku udah melihat data nya… perusahaan papa sebenar nya akan mengeluarkan varian rasa baru.., dan itu tertunda karena dana…, kita akan menggunakan resep itu…, dan kita juga akan memasarkan pakaian.. aksesoris, tas, sepatu, dari perusahaan kecil ku…., kita juga akan menggunakan sebagian karyawan untuk melakukan produksi. Untuk sekarang kita hanya perlu memproduksi sedikit saja. Karena itu siapkan diri kalian"

" Siapapun yang ingin mengundurkan diri.. silahkan mengangkat tangan sekarang… karena ini akan semakin berat" Irene melipatkan kedua tangan nya di depan dada nya, jantung nya berdetak cepat.. sambil menatap lima orang di depan nya, aku sudah cukup kekurangan orang… ku harap tidak ada yang akan mengangkat tangan nya. Irene berdiri dengan sangat mantap.. membuat semua yang melihat nya ikut merasakan tekanan yang besar , namun juga semangat yang perlahan mulai timbul.

Beberapa menit berlalu.. tidak ada yang mengangkat tangan nya sama sekali, wajah Irene terlihat lebih berwarna ketika mengetahui tidak ada satupun yang akan keluar dari kelompok nya.

" Irene…" seseorang mengangkat tangan nya

Suara itu membuat detak jantung Irene berhenti sejenak, mata nya mulai mencari sosok yang mengeluarkan suara.., ia melihat ujung tangan nya yang terangkat, perlahan pandangan nya menurun… menuju rambut pemilik suara.., dan berhenti di wajah lelaki itu.. nafas nya semakin sesak dan denyut jantung nya terasa menyakitkan ketika menyadari jika suara tersebut berasal dari lelaki yang seharus nya mendukung penuh diri nya…, Griss mengangkat tangan nya…, bagaimana bisa.. di antara semua orang… lelaki yang selalu mengatakan diri nya adalah tunangan nya yang mengangkat tangan.. ini serasa seperti penghianatan. Walaupun sebenar nya ia memiliki hak untuk melakukan itu..

" Bagus… aku tidak memerlukan orang yang tidak berguna.., kau boleh keluar Griss" Irene mengatakan itu sambil membalikan badan, ia berusaha mengendalikan nada suara nya agar terlihat normal…dan tenang.., namun ia benar-benar menahan emosi nya.. ia ingin sekali memaki Griss.., tenang.. tenang… hanya satu orang yang tidak terlalu berguna…. Hanya satu orang saja..

" Siapa yang ingin keluar? Aku hanya ingin mengatakan kalau aku ingin ke toilet" bela Griss

" Kenapa kau harus mengangkat tangan mu" Irene merasa sangat kesal dan nada nya sedikit berubah

" Kalau aku langsung berjalan meninggalkan ruangan.. aku takut kau akan menganggap ku keluar dari grup ini"

" Yang ku katakan jika ingin keluar silahkan mengangkat tangan bukan keluar ruangan…, jika kau keluar ruangan.. aku hanya akan menanyai mu"

" Irene.. ini sudah di ujung tanduk… bisakah kau melanjutkan nya nanti.." Griss langsung berlarian ke luar ruangan.

Perlahan Irene menarik nafas nya lega.., ia merasa sedikit lebih baik.. karena itu tidak seperti yang ia pikirkan, namun tetap saja.. kedua nya membuat Irene kesal.., Edlert menatap Irene ia tidak menyukai ekspresi lega tersebut.. namun juga ia tidak suka kalau Griss keluar dari grup itu.., dua-dua nya membuat nya merasa tidak suka.., tidak suka karena Irene sangat bahagia ketika mengetahui Griss tetap berada di samping nya, namun ia juga tidak suka Irene merasa tersakiti karena Griss.., ia mengepalkan tangan nya kesal.. dengan perasaan nya sendiri.. tidak tahu apa yang di ingin kan dengan diri nya sendiri, sementara Lily tersenyum kecil melihat Irene dan Griss…, ia hampir saja membunjuk Griss untuk menurunkan tangan nya.. karena berpikir Griss akan keluar .., sejak awal dia tahu… dan telah menyiapkan diri .. jika selama kepergian nya.. Griss akan menyukai orang lain…., dan itu karena diri nya lah yang meninggalkan Griss….,namun tetap saja.. rasa menyakitkan itu tetap terasa.

Pagi itu.. sepeti biasa.., sekolah tetap berjalan seperti biasa.., langit tetap berada di atas, matahari masih terbit dari timur, gerbang sekolah masih di tempat yang sama, bahkan pengamanan nya masih seketat dulu.., tidak ada yang special sama sekali.., sampai senyuman Irene mengubah segala nya…

Irene melihat kearah jam tangan nya " Tiga…, dua… satu…."

Tiba-tiba saja.. suara riuh di seluruh gedung sekolah terdengar, suara ponsel berkali-kali terdengar.. grup chat kumpulan anak-anak kalangan atas tak henti-henti nya mengeluarkan notif, mulai terpenuhi oleh gossip-gossip dan sebuah link, semua orang mulai melihat ponsel mereka dengan serius.

Layar-layar di sekolah mulai menyala di tambah dengan speaker yang juga aktif secara bersamaan, layar besar tersebut berisikan gambar Lily dan Edlert, Lily duduk di pangkuan Edlert dan terdengar suara " Mari kita mulai…., kau tidak perlu gugup" suara tersebut berasal dari Edlert.

Sementara di tempat lain, ketika waktu itu tiba.., dan ia mulai mendengarkan speaker yang menyala. Edlert segera menutup kedua telinga nya dengan erat…, ia merasa merinding mendengar suara nya sendiri , memalukan… kenapa aku harus mengatakan hal seperti itu…, dan kenapa aku harus berpose seperti itu.

Sementara Lily sudah menjadi pusat perhatian…, semua orang mulai mengincar Lily untuk meminta klarifikasi terhadap foto yang terpampang., dan hanya dibalas senyum ramah oleh Lily…, seperti biasa.. semua orang selalu menganggap Lily yang menawan dan lembut.. tidak mungkin dengan Edlert yang sangat di jauhi.

Wah.., tidak bisa ku percaya.. dia bahkan tetap tersenyum dengan lembut.. kepada semua orang yang mulai mengintrogasi nya.., ia merasa sangat tidak terganggu.., jangan-jangan dia.. punya penyakit suka diperhatikan? Kalau dipikir-pikir di dalam grup ini tidak ada yang benar-benar normal.., baik diri ku, Griss, Edlert, Lily, Victoria, dan Kriss…,

Terdengar sebagian orang penasaran dengan pakaian yang di pakai oleh Edlert dan Lily.., karena merk baju tersebut benar-benar terpampang dan terekspos dengan jelas, selama satu hari.. Irene, Kriss, dan Victoria membangun website untuk koleksi pakaian mereka.. cukup dua kata kunci " Lucky Dream" maka semua nya akan di bawa ke website mereka, mereka sama sekali tidak tahu perjuangan dari foto keren yang terpampang tersebut.

" Ya… kenapa mesti dia?" Protes Edlert

" Justru harus Lily.. baru ini akan bekerja…" Irene menjelaskan ke Edlert, sambil merapikan rambut nya, Irene menata rambut Edlert layak nya Lee min ho di film The King

" Jika kau tidak mau biar aku yang lakukan… , kata-kata mu sangat tidak sopan. Aku ragu kau mengikuti kelas etika Ed" Griss sangat tidak suka mendengar perkataan Edlert mengenai Lily

" Bukan kah kita satu kelas …, itu kata mu"

" Aku menentang nya…" Irene langsung berdiri sempurna menghadap Griss " Jika kau…., itu akan menjadi foto undangan pernikahan"

" Mungkin kita harus mengubah peran wanita nya" Lily menenangkan mereka bertiga

" Tidak bisa.. itu harus kau…, kau Lily… seseorang yang selalu di kerumuni orang-orang…, dan Edlert yang selalu di jauhi orang-orang.., kalian berdua akan mengundang banyak sekali perhatian…,jika aku dan Edlert… tidak ada orang yang tertarik melihat kami berdua yang notaben nya.. sudah tidak sukai orang-orang…. , aku dan Griss… sebagian besar sudah mengetahui hubungan kami… di mana letak daya tarik nya. Kenapa aku harus menjelaskan secara detail kepada kalian…, kenapa tidak ikuti saja permintaan ku.. dan lakukan" beberapa hari tidak tidur dan bekerja terus menerus membuat emosi Irene lebih tidak stabil, ia cepat sekali marah dan kesal dengan hal-hal kecil

" Apa kalian mengerti?" Tanya Irene yang di jawab anggukan oleh mereka semua.

" Lily.., kau harus duduk di pangkuan Edlert dan merangkul nya…, tapi kalian harus tetap menampakan merk baju ini…. , jangan sampai kalian menutupi nya"

Lighting telah di nyalakan, latar belakang halaman sekolah menjadi pilihan mereka untuk membuat berita menjadi lebih menarik. Lily mendekati Edlert.. berjalan untuk menduduki paha Edlert.., dan ia berhenti sejenak di sana..

" Apa yang kau lakukan? lakukan dengan cepat.. dan ini akan segera selesai" Edlert duduk dengan kaku di kursi tersebut.

" Oh…" Lily langsung duduk di pangkuan Edlert, mereka tidak berani saling menatap, ada perasaan kikuk di antara mereka, Edlert semakin kikuk ketika ia merasakan sesuatu menempel di pangkuan nya.

" Ambil semua foto.., tanpa mereka sadari…, biarkan ini terlihat alami" Bisik Irene pada Kriss

" Apa yang kalian lakukan berdua? Ya Lily.. kau menganggap pangkuan Edlert itu menjijikan hingga kau membuat muka? Dan kau Edlert… kenapa kau tidak berani menatap nya? Kau takut hati mu tergoyahkan" Irene sengaja memancing mereka berdua..

" Siapa yang akan tergoyahkan"

"Jika hari ini kita tidak dapat foto yang bagus.., kalian berdua akan duduk seperti itu terus.., kalian yakin akan terus seperti itu?" Irene tersenyum bahagia

" Ya.. kau.., cepat tatap mata ku… jika sesi foto ini tidak berhasil.. aku yang akan duduk di pangkuan mu" Ancam Edlert pada Lily ,tanpa mereka berdua sadari., sesi foto sudah di lakukan berkali-kali

" Jangan jatuh cinta pada ku…" Lily merangkul pundak Edlert dengan tangan nya yang putih dan mungil, sementara sebelah tangan nya memegang pundak Edlert..

" Kau bercanda.." Senyum khas Edlert

Irene menganggukan kepala.., mendapati Smirk Edlert sangat menarik saat menatap Lily yang memang terlihat anggun setiap gerakan nya., tatapan mata mereka berdua sangat dapat…

" Kalau begitu tatap mata ku lebih lama.., kita melakukan nya untuk orang yang kita sukai kan?"

Mereka menatap satu sama lain.., cukup lama.. membuat mereka berdua tidak berani mengedipkan mata, entah bagaimana itu terlihat seperti lomba tatap-tatapan.. ada sesuatu yang bergejolak ketika mereka saling menatap.., perlahan.. mata mereka mulai memperhatikan satu sama lain…, yang sebelum nya tidak pernah mereka sadari.., lekuk wajah masing-masing.., alis mata, bibir.., hidung, bulu mata.. menjadi perhatian mereka berdua.., untuk pertama kali nya..mereka mulai saling memperhatikan..,dan untuk pertama kali nya mereka berada di jarak sedekat ini, tangan Edlert mulai memegang pundak Lily.. mencengah Lily jatuh.

" Ya.. kaki ku mati rasa…" Lontar Edlert dan di sambut ketawa oleh Lily

" Bertahan lah.., sebentar lagi.."

" Kenapa mereka belum memberi aba-aba untuk shoot?"