webnovel

Oreo Supreme

Setelah dua hari berturut-turut mereka melakukan aksi di tempat berbeda, dan memberikan hadiah mewah…, nama mereka menjadi paling hot , menjadi hotline di mana-mana baik berita televisi, medsos dan menjadi pembicaraan di mana-mana, produk mereka menjadi yang paling laris untuk di coba.. baik makanan maupun pakaian. Mereka sering sekali mendapat undangan untuk menghadiri wawancara di talkshow terkenal.., namun mereka menolak semua nya… undangan… dan memilih untuk menerima tawaran kerja sama dengan perusahaan yang telah mereka targetkan.

" Kenapa kita menolak tawaran iklan dari begitu banyak tempat? Bukankah kita memang ingin mendapatkan promo tanpa berbayar?" Edlert memprotes Irene sambil menghempaskan segepok surat tawaran iklan di meja Irene

" Kenapa kau begitu marah? Kita harus menghemat tenaga kita untuk hal yang lebih penting" Jawab Irene sambil memangkukan kepala nya yang terasa berat dari tadi.. sambil menatap Edlert

" Aku sungguh tidak mengerti…, kita melakukan begitu banyak aksi di medsos karena kita ingin menghemat biaya iklan, kita tidak punya uang untuk membayar mereka.. namun begitu mereka menawarkan diri kau menolak semua nya.. jadi apa arti semua kerja keras selama ini"

" Seperti nya kau sudah salah paham Edlert.. tujuan kita bukan mendapatkan iklan.., tujuan kita perusahaan besar..kau harus focus pada tujuan itu"

"Sebenar nya kali ini aku setuju dengan Edlert.., semakin banyak iklan yang menghiasi media.. bukan kah semakin orang yang mengetahui produk kita, semakin banyak orang yang tergiang akan produk kita.. dan mendatangkan sponsor dan kerja sama untuk kita" Lily ikut menyinggahi perkataan Edlert

"Haruskah aku menjelaskan nya dengan lebih detail…, sungguh merepotkan.., kau pikir kenapa perusahaan seperti hermes, Gucci, Lv ,bugatti, ferrary tetap Berjaya…, apa kau akan terus melihat iklan mereka? tidak..., dan yang terbaru oreo supreme… apa kau melihat iklan nya di medsos? Tidak…, tapi pembeli yang terus mengiklankan secara suka rela di medsos mereka …, kunci nya adalah gengsi…,semakin mahal barang tersebut… maka semua orang akan menunjukan status keuangan mereka.. dan memamerkan atas daya beli nya terhadap barang mahal.. dan puas mendapatkan barang yang tidak semua orang dapat beli…, semakin limited barang tersebut.. maka semakin banyak orang yang akan berlomba-lomba membeli pertama untuk dapat di pamerkan di medsos dan perkumpulan nya.., yang inti nya.. semakin kau bisa mendapatkan barang tersebut.. barang mu menjadi kehilangan daya tarik. Ah.. tidak bisakah kalian hanya mengikuti ku dan mempercayaiku tanpa banyak mengeluh?"

" Ah…." Mereka bertiga hanya mengangguk begitu saja dan merasa apa yang di katakan Irene ada benar nya. Irene mengeleng kepala nya pelan.. mereka bertiga benar-benar akan menjadi penerus kekayaan orang tua nya? Tapi bagaimana hal seperti ini tidak terpikir oleh mereka.., aku akan mengerti kalau pertanyaan itu keluar dari mulut Victoria ataupun Kriss.. tapi ini dari dua orang terkaya..

Irene menghela nafas nya panjang.." Baiklah…, seperti nya kita harus sedikit merayakan keberhasilan kita untuk menjajaki trending topic di medsos" Irene tersenyum lebar " Kita akan memesan makanan mewah dan mahal untuk itu…"

" Benarkah? Kita akan makan makanan mahal?" Kriss bertanya dengan muka bahagia kepada Irene

" Edlert…, Griss.. aku serahkan pada kalian untuk perayaan ini., Victoria dan Kriss.. ikutlah mereka.. mungkin mereka perlu bantuan kalian" Irene kembali duduk dan membuka file-file yang telah ada di meja nya

" Irene.. aku tidak perlu pergi?" Tanya Lily… merasa nama nya sama sekali tidak di sebut

" Kenapa? Kau takut aku akan melukai mu?"

" Aku hanya merasa kau hanya takut aku berada dengan kedua orang lelaki itu" Lily mulai merasa keisengan nya muncul dan menggoda Irene

" Yang benar saja…"

" Bagaimanapun aku dan Griss.. besar bersama.. kami bermain bersama, mandi bersama dan bahkan tidur bersama…, aku bahkan tahu letak tanda lahir nya.. apa kau tahu di mana letak nya? Apa aku harus memberitahu mu di mana?"

" Untuk apa aku harus tahu di mana letak tanda lahir nya.."

" Ah…." Lily membuka mulut nya besar dan menutup nya dengan jari-jari nya yang melebar.. memberi celah udara kepada mulut nya " Ternyata kalian belum seakrab itu.., aku jadi tidak enak.. kalau begitu.." Lily tersenyum manis.

Irene langsung menghentikan pekerjaan nya dan menatap Lily, apa yang mau di katakan anak ini? dia mau memamerkan hubungan nya dengan Griss.., jadi itu mau mu? baiklah " Kau tidak perlu tahu seberapa dalam hubungan kami…, tapi jika kau ingin mengetahui nya.. aku akan mengatakan nya.. kami berada di kamar mandi yang sama…"Senyum Irene penuh kemenangan

"Kau benar-benar menyukai Griss…?"

" Dan kau masih belum bisa move on Lily?"

" Kau belum menjawab pertanyaan ku…, dan bagaimana kalau memang aku tidak bisa move on?"

" Sebenar nya.. kau ingin membantu ku.. atau hanya ingin dekat dengan Griss?"

" Tentu dua-dua nya…., ini menyenangkan.. berada dekat dengan orang yang di suka dan membantu mu. tapi kau masih belum menjawab pertanyaan ku"

" Kau sudah tahu status kami… itu sudah memperjelas semua nya"

" Tidak…, hubungan kalian mungkin saja hanya sebuah status..,atau hanya mengisi kekosonngan hati nya saja. kenapa kau tidak berani menjawab pertanyaan ku?"

Irene merasa sangat terpojok.., dia yang selalu bisa mengatasi segala nya.. hanya bisa berpikir apa yang harus ia jawab.., dia sama sekali tidak bisa mengatakan kata-kata itu… cinta.., karena aku memang tidak merasakan cinta sama sekali dengan lelaki bodoh itu.., tapi jika aku tidak menjawab.. aku akan kalah dengan wanita ini.., dan kalau aku menjawab kata ' cinta' itu sama saja aku membohongi diri ku.

"Aku tidak punya waktu untuk membicarakan hal yang tidak penting" Irene berdiri dan menyusun lembaran kertas di depan nya

" Benarkah…?" Lily berjalan kearah Irene " Atau kau ragu.. dengan Griss….dia benar-benar menyukai mu… atau hanya…" Lily menghentikan kata-katanya.. ia berjinjit di samping Irene membisikan sesuatu di telinga Irene " Jika kau terus ragu…., aku akan merebut nya kembali…" Lily menurunkan tumit kaki nya " bagaimanapun kami pernah mempunyai hubungan istimewa… tidak susah untuk membangkitkan perasaan itu kembali" Lily tertawa kecil

Sementara Irene mengepalkan tangan nya kesal , kenapa ini terlihat seperti mereka berdua memperebutkan lelaki bodoh.., apa tidak ada hal yang lebih baik untuk kita berdua perebutkan? Yang benar saja…. "coba saja jika bisa… Kita akan bertukar patner besok" Tegas Irene

" Bagus.." Lily tersenyum puas di depan Irene.

Pesta kecil itu di selesaikan dengan cukup menyenangkan.. yang tersisa hanya lah sisa-sisa botol minum dan kotak-kotak penuh sisa makanan. Mereka semua terlelap tidur di ruang kerja yang di jadikan tempat tidur mereka.., ranjang lipat yang berada di sisi pojok ruangan. Sementara Irene masih sibuk menyelesaikan dokumen untuk di bawa besok untuk meeting dengan perusahaan.. dan juga mempersiapkan presentasi besok

Griss membuka mata nya perlahan.. ia merasa sangat haus karena terlalu banyak makan-makanan berminyak sebelum tidur.., ia mendapati Irene masih duduk di bangku nya dan mengerjakan sesuatu di laptop nya. Perlahan Griss berjalan kearah Irene sambil membawa selimut kearah nya.

" Kau masih belum tidur.." Tanya Griss

" Sebentar lagi…, aku sedang menyusun untuk besok.." Irene merasa hidung nya sangat gatal.. dan mengosok nya berkali-kali.., dan merasakan basah .., ia merasa ada air yang keluar dari hidung nya. Ah.. apa aku kena flu…? Di saat seperti ini..? aku tidak boleh terkena flu…,sampai besok pagi selesai.

Tik.. tik..

Terdengar suara air menetes di atas berkas Irene.., dan ia menyadari jika tetesan air itu dari hidung nya yang memang terasa berair dari tadi., Irene mengusap nya dengan tangan nya.., namun suara itu kembali terdengar..kertas Irene berubah warna karena karena tetesan tersebut. Irene mengusap tetesan air yang mengubah warna kertas nya menjadi merah.., menatap warna tersebut.. dan mengusap kembali hidung nya sambil menatap tangan nya..

" Irene… hidung mu berdarah!!!" Griss yang berada di belakang Irene menyelimuti diri nya, langsung menyeka hidung Irene dengan lengan baju nya dan mendongkak-kan kepala Irene keatas, menatap kearah nya yang berada di belakang Irene sambil menatap wajah nya, mereka berdua saling menatap.

" Berhenti sekarang…, kau tidak bisa memaksakan diri mu lagi Irene"

" Tapi waktu nya sebentar lagi.. dikit lagi aku akan menyelesaikan semua nya"

" Dengar…jika kau jatuh sakit… tidak ada yang bisa menggantikan mu… semua akan tertunda… termasuk rencana mu"

" Aku mengerti…, Griss..bagaimana kau bisa putus dengan Lily" Tidak bisa di pungkiri.. perkataaan tadi siang tergiang juga di pikiran Irene

" Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?"

" Owh.. karena.. karena.. aku harus mengalihkan pikiran ku ke hal menarik agar aku tidak memikirkan pekerjaan" Irene memutarkan biji mata nya cepat.. mencoba mencari jawaban yang tepat.

" Kau tahu persis.. semua orang sudah mengatakan nya.. jika aku di tinggalkan oleh nya saat aku mengajak nya bertunangan…, tepat saat aku memberikan nya cincin tunangan.. ia menghilang begitu saja"

" Jangan bilang… cincin tunangan yang kau berikan itu … " Belum selesai perkataan Irene.. Griss langsung memotong nya

" Apa aku terlihat sekikir itu? Hingga memberikan mu barang bekas"

Irene tersenyum lebar.., sambil memegang tangan Griss yang berada di hidung nya "Seperti nya aku bisa tidur sebentar malam ini"

maaf lama up nya.. author kemarin susah sekali membuka mata untuk menulis..... dan hari ini.. Author memaksakan diri untuk tidak tidur untuk menulis ini.

selamat menikmati

kunyit_jahecreators' thoughts