webnovel

keberhasilan

Griss merangkul pinggang Irene.., perlahan bibir nya bergerak di bibir Irene.., mulai menghisap pelan bibir bawah Irene.., mereka berdua merasakan sensasi lebih…, mendamba lebih dan menuntut lebih. Irene masih diam membatu.. ia tidak tahu harus bagaimana.. sebagian dari nya mulai menginginkan nya, dan sebagian nya lagi menolak, alis mulai berkerut.. bingung harus berbuat apa.., namun perlahan hormone mulai menuntun nya untuk memejamkan mata… ia merasa ada yang salah dengan hal ini…

Lily berjalan kearah ruangan yang akan di gunakan sebagai tempat meeting.., pintu sama sekali tidak tertutup , tangan nya memegang beberapa berkas yang akan di gunakan. Ia menghentikan langkah nya di depan pintu.. tepat di depan pintu.. menatap dua orang tersebut masih bermesraan. Tangan nya bergetar ketika menatap hal tersebut… suasana hati nya tak karuan.. ia tidak bisa menjelaskan rasa nya.., sesak…, bercampur sedih, kecewa… dan juga lega.., tangan nya yang lemas menjatuhkan berkas yang di bawa nya.

Tepat di belakang Lily, Edlert muncul dan dengan cepat menangkap berkas yang hampir menyentuh lantai, rasa emosi mulai menjalar ke diri nya. " Ya…!!! Apa yang kau…" perkataan nya berhenti ketika mata nya mendapati hal yang sama dengan apa yang di lihat Lily.

Ia menatap Lily yang menahan gejolak emosinya.., urat di bagian leher nya terlihat menegang.., mata nya mulai berkaca.., sambil menggigit bibir bawah nya. Ia bisa merasakan apa yang di rasakan oleh Lily…" Jika tidak sanggup jangan melihat nya" Edlert menutupi mata Lily dengan tangan nya, dan segera membalikkan badan nya

Tiba-tiba saja Irene mendengarkan suara berisik.. kali ini jantung nya berdetak dua kali lebih cepat dari pada saat bibir mereka bersentuhan, Irene membuka mata nya, dan menatap Edlert dan Lily berada di pintu, dengan segara ia menjolak Griss menggunakan kaki nya, sangat kuat… hingga Griss terdorong menjauh.. dan tanpa sengaja Irene menendang nya tepat di selangkangan Griss…, membuat lelaki itu langsung bertekuk lutut di hadapan Irene.

Edlert menarik nafas nya panjang.. berusaha menahan rasa aneh di dada nya…, kecewa.., kesal..,marah.. namun tidak ada rasa kesedihan di dalam nya " Ya… apa yang kalian berdua lakukan?"

Irene hanya menelan ludah sambil mengelap bibir nya dengan telapak punggung tangan nya, dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu.., karena yang dia lihat sesuai dengan yang di lakukan nya.., dan lebih parah nya.. aku menikmati nya.. ha.. hanya sesaat.. ya hanya sesaat..

" Kalau begitu… aku juga akan melakukannya…" Edlert memonyongkan bibir nya sambil mendekati Irene

Griss terkapar di lantai sambil memegangi selangkangan nya.. memukul-mukul lantai karena rasa sakit tak tertahankan.., tendangan yang benar-benar telak dan mematikan. " Ya… a..apa yang mau kau lakukan?" rasa sakit itu masih juga belum hilang sama sekali.., ia merangkak menarik kaki Edlert untuk menghentikan langkah nya mendekati Irene

" Kau boleh melakukan nya.. kenapa aku tidak?" Edlert kembali berjalan mendekati Irene

" Ya.. kau gila.." Griss buru-buru berdiri tanpa menghiraukan rasa sakit di bawah sana. Menghadang di depan Edlert

" Minggir…" Edlert mendorong Griss.. dan Griss bertahan di tempat nya sambil mecengkram kuat bahu Edlert

" Jangan salahkan aku" Griss menarik Edlert kearah nya dengan kuat, sambil memejamkan matanya dengan sangat kuat.., dan dengan cepat menempelkan bibir nya ke bibir Edlert.

Edlert memelototkan mata nya dengan sangat besar dan menjolak Griss dengan sangat kuat, namun lelaki itu berhasil bertahan dengan mencengkram baju Edlert dengan kuat, Edlert mengelap jijik bibir nya berkali-kali, " Najis…, menyingkir dari ku"

" Aku hanya memenuhi keinginan mu, bergerak selangkah lagi.. aku akan mencium mu lebih dari ini" Ancam Griss

Suasana meeting menjadi sangat canggung di dalam tim Irene…, Lily berkali-kali tidak dapat berkonsentrasi dengan benar, kedua lelaki itu pun lebih pendiam dari biasa nya, jantung Irene berdetak tidak karuan.. terkadang ia merasa jantung nya berdetak berirama aneh saat mengingat kembali kejadian tadi, tapi terkadang jantung nya berdenyut menyakitkan.. menyadari jika ia melukai dua orang tersebut. sungguh aku tidak menyukai rasa ini.., aku bahkan tidak tahu apa yang ku rasakan…. Namun saat ini dia harus focus kepada misi nya.

Mereka berempat keluar ruangan serempak, Lily berjalan duluan dan meninggalkan mereka dengan sangat cepat, sementara Edlert berjalan kearah berlawanan.., dan Griss mengambil jalur kiri.. mereka semua sama sekali tidak menatap satu sama lain.. suasana canggung kembali terbentuk

" Ya.. kalian bertiga…. , ada apa dengan kalian semua? Itu hanya sebuah ciuman… tanpa perasaan.. bahkan seorang artis bisa berkali-kali melakukan nya" bohong.. kata nya pada diri sendiri.., tapi dia harus membuang semua perasaan nya.. dan membohongi diri nya sendiri.. untuk kembali menyatukan kembali team nya

" Hanya?" Tanya Griss.., kata-kata itu melukai hati nya terdalam…, itu bukan 'hanya'.. aku benar-benar.. hanya bagi mu..

" Jika memang itu keinginan kalian.. Griss.. kau boleh menyiumi Lily…, dan aku akan menyiumi Edlert" hal gila apa yang barusan aku katakan? bahkan otak ku ikut terpengaruh, aku baru mengetahui jika ciuman dapat menularkan kebodohan..

" Hah?" mereka serempak menatap Irene

" Benarkah.. kalau begitu.. kau bisa memulai nya lebih dulu" Edler menantang Irene

Irene berjalan dengan sangat mantap mendekati Edlert.., ini hanya ciuman.. tidak lebih.. jangan berpikir hal yang lain.. tanpa perasaan. Irene menghipnotis diri nya sendiri.. hanya kedua bibir yang bersentuhan.., ia semakin dekat dengan Edlert.

Edlert mendekati Irene .. membuat jarak mereka berdua semakin dekat , Irene berjalan melewati Edlert " Tidak…, bukan berawal dari mu" Irene berbicara sambil melewati Edlert

Langkah kaki Irene berhenti di depan Lily.. ia menarik tangan nya " Walaupun aku tidak menyukai mu…, kau tetap team ku…" Irene memoyongkan bibir nya sambil mendekati Lily

" Hentikan" Lily menutup bibir Irene dengan tangan nya " Aku tidak tertarik dengan wanita " tawa Lily

" Irene.. akal sehat mu seperti nya mulai terganggu" Lanjut Lily

" Seharus nya tadi aku menutup pintu terdahulu" Tawa Irene menanggapi perkataan Lily.

" Aku tahu kau gila… tapi seharus nya kau tidak melakukan hal gila" dari awal aku menginjak kan kaki kembali kenegara ini.. aku tahu dengan pasti.. Griss. Mungkin sudah tidak seperti yang aku ingin kan. Walaupun tahu kebenaran nya.. terkadang.. aku masih mengharapkan Griss yang terdahulu.., dan lebih menyakitkan ketika melihat langsung ..

" Seharus nya tadi aku langsung membungkam mulut nya.., agar kegilaan ku menular pada mu" Cengir Irene.

***************************************************************************

" Hm…" Griss berdehem sambil meletakkan sebuah kertas di antara celah tangan Irene yang sedang terlipat di atas meja.., menatap laptop

" Apa ini?" Irene melihat kertas tersebut..dan mendapati jika itu merupakan cek.. berisikan nomimal yang cukup besar

" Jaminan.. yang ku janjikan" Griss menatap langit-langit karena merasa malu

Irene memutarkan langsung kursi kerja beroda nya kearah Griss yang berdiri di belakang nya " dari mana ini?"

" Aku pikir beberapa bulan ini… aku menyukai menaiki bus" Griss berusaha sok keren di depan Irene dengan menahan senyuman nya

" Woh….." Irene berputar-putar pelan dengan kursi nya sambil memegangi cek di atas kepala nya sambil menatap nya " Kau menjual mobil mu?"

" Oh.. harta satu-satu nya yang ku miliki…atas nama ku.."

" Woh.." Irene menghentikan putaran kursi nya, dan melipatkan kedua tangan nya di depan dada.. menatap Griss.., Irene tersenyum tipis.., ya.. aku tidak menyangka.. lelaki di depan ku ini benar-benar melakukan nya. Dia telah berubah.. jika di pikir-pikir saat awal bertemu dengan nya.. dia benar-benar anak yang tidak dapat di andalkan dan benar-benar anak manja atas kekuasaan ayah nya

" Aku juga akan menjual mobil ku" Lily mengangkat tangan nya…

" Ah… seperti nya aku juga perlu mengganti mobilku dengan yang baru" Lanjut Edlert

" kalau begitu aku harus menjual pakaian dalam ku… agar bisa ikut berinvestasi" Kriss merasa terganggu karena mereka mulai lagi memamerkan kekayaan nya

" Tidak perlu…, cukup berikan aku surat kuasa atas semua harta kalian…,dengan begitu kalian tidak perlu repot-repot menjual satu-satu asset kalian" Senyum Irene.. membuat mereka semua diam dan pura-pura tidak mendengar apa yang barus saja di katakan.

Ting ting.. ting.. ting..

Berkali-kali suara itu terdengar dari laptop dan ponsel milik Irene… dengan segara Irene membuka pesan email yang berjibun datang nya secara bersamaan.. , ia memilah-milah mana yang harus di buka nya terlebih dahulu…, dan ia melihat sebuah label ternama yang mengemail nya. Tangan nya dengan cepat mengklik email tersebut… dan senyuman merekah terlihat dengan sangat lebar menghias wajah nya

" Sukses…." Teriak Irene .. " Mereka ingin kita melakukan kontrak dengan segera…" Irene bertepuk tangan sendiri.., menganggumi hasil kerja nya sendiri.., tidak ada keberhasilan jika tidak ada usaha di belakang nya. Beberapa perusahaan mulai mengirimi kontrak dan menyetujui untuk berinvestasi di perusahaan kecil milik nya. Siapa yang tidak akan mengirimi kontrak… jika mereka tahu.. ada empat orang terkaya yang berada di dalam perusahaan ini.

Griss anak orang terkaya no lima, Edlert berada di posisi tujuh, Lily bahkan berada di posisi lima sama dengan Griss, dan Tora.. menginvestasikan uang nya karena kalah taruhan dengan Griss memiliki peringkat ke Sembilan. Empat orang di dalam sepuluh besar terkaya di Negara ini… bergabung menjadi satu.., dengan produk yang memiliki mutu tinggi ..dengan penjualan terhit saat ini.. siapa yang tidak ingin bergabung…,

Irene berdiri dengan senyum paling cerah , ia meletakkan tangan nya di bawah.., menarik tangan Griss dan meletakkan di atas punggung tangan nya, di ikuti oleh Lily , Edlert dan yang lain, mereka menumpuk semua tangan mereka menjadi satu

"Who we are?" Teriak Irene

" Lucky Dream" teriak mereka sambil mengangkat tangan mereka tinggi-tinggi. Tawa suka cita terdengar. Dengan begini .. aku yakin dalam waktu dua tahun aku bisa melunasi semua hutang-hutang perusahaan dan papa. Irene tersenyum kecil melihat mereka yang merayakan keberhasilan dengan memesan beberapa makanan " Terimakasih semua…" guman Irene kecil.

" Kenapa hanya diam di sana… ayo ikut bergabung" Griss menarik Irene dan memberikan nya segelas pepsi dan bersulang bersama.