webnovel

Indetitas Irene

Saat itu masih sangat pagi untuk hari weekend, terlalu lelah untuk membangunkan diri sendiri dari mimpi indah, terlalu malas untuk melepaskan selimut dan bantal yang empuk dan lembut, tapi suara-suara itu membuat mu tidak dapat melanjutkan semua nya. Teriakan beberapa kali terdengar dari arah bawah.

" Grissham Adalson… kau masih tertidur di kasur mu?" laki-laki yang bertubuh besar itu berdiri di samping ranjang Griss dan menarik selimut nya dengan kasar

" Sayang ku.., Griss kan sedang tidur.. dan ini juga weekend" Seorang wanita berdiri dari di samping lelaki tersebut dan menepuk lembut pundak nya

" Ya… jangan memanjakan anak ini…, ini karena kau terlalu memanjakan anak ini…,lihat kelakuan nya sekarang"

" Baik lah.. baiklah…, aku tidak memanjakan nya" Wanita itu dengan lembut tersenyum kepada lelaki tersebut , dan segera menaiki ranjang Griss

Wanita itu langsung menendang bokong Griss dengan sangat kuat hingga terdengar suara dentaman" Kau masih tidak mau bangun setelah mendengar suara kedua orang tua mu? dasar anak ini"

" MAAAAAAAAAAAAAA" Teriak Griss yang langsung bangun karena kesakitan, sambil mengosok bokong nya yang berdenyut

" Ya… sayang ku.., aku juga tidak menyuruh mu untuk menendang anak ku" Suara lelaki itu melembut

" Setidak nya dia sudah bangun"

" Ma…, pa… kenapa kalian sangat berisik di kamar ku?"

" Kau tidak ingat dengan yang papa bicarakan tadi malam? Kita akan bertemu dengan sahabat baik papa yang baru saja datang dari London, aku ingin memperkenalkan diri mu pada nya…, cepat bersihkan diri mu.. aku akan tunggu di bawah"

" Kenapa aku juga harus ikut kepertemuan kalian, baiklah" Griss masih menggaruk-garuk bokong nya.

************************************************************************

Griss duduk di sebuah ruang tengah yang terlihat sangat rapi dan besar, terlihat agak sepi dari hiasan dan dekorasi. Dari sebuah ruangan keluar seorang lelaki yang memakai pakaian yang kasual dengan wajah yang terlihat familiar, laki-laki itu berjalan dengan cepat sambil tersenyum lebar, menyampari mereka berdua

" Owh… Ton… lama tidak berjumpa" lelaki itu langsung menjabat tangan papa Griss sambil memeluk nya erat.

"Kau yang terlalu lama pulang ke sini… Den. Bagaimana kabar mu?" jawab Papa Griss

Griss menatap mereka berdua.., mereka bahkan masih berpelukan sambil berbicara, Griss langsung mengerutkan kening dan alis nya, ketika mereka berdua saling menatap dengan senyuman lebar, dan kemudian berpelukan untuk kedua kali nya. Oh… my… god.. kata nya dalam hati

" Ah.. siapa pria tampan ini?" Teman papa Griss baru menyadari keberadaan Griss

" Dia anak ku… Griss perkenalakan diri mu"

" Halo om, nama ku Grissham Adolson "

" Ya.. kau sangat tampan seperti wajah ibu mu.., kau bersantai lah di sofa, aku akan panggilkan pelayan untuk menyiap kan kudapan dan yang lain nya.., aku pinjam papa mu untuk melepaskan rindu dulu"

" Griss jangan buat malu papa mu.. jaga tingkah laku mu" Ancam Papa Griss

" Ayo.. kita langsung keruangan ku saja"

Dan aku di sini.. sendiri …? Aku di tinggalkan? Jadi untuk apa aku datang kesini? Rutuk Griss dalam hati , mata nya melihat kesekeliling dengan sangat bosan, walaupun di depan nya terdapat hindangan mahal yang mengiurkan. Berapa lama mereka akan berada di dalam? Griss menoleh kebelakang sambil melihat kolam yang jernih yang dapat terlihat dari jendela besar yang berada di dapur.

" Hoaaaaammmmmmmmmmmmmmm" Terdengar suara uapan yang sangat besar.. seseorang itu berdiri tepat di depan jendela menutupi sebagian jendela besar itu, seseorang tersebut menggunakan piyama dan sandal lusuh sambil menggaruk-garuk kepala nya. Griss menatap seksama seseorang tersebut dan tanpa sadar bibir nya membentuk senyuman lebar.

" Seperti nya tidur mu enak…Irene?" Griss membalik kan badan nya sempurna, menompang wajah di atas sandaran sofa sambil menatap Irene

" G..Grisss…..? Ke.. kenapa kau bisa di sini?" Mata Irene yang tadi nya masih menyipit melebar sempurna menatap sosok lelaki itu. Ia melihat kesekeliling dengan panic, ya.. gawat.. bagaimana bisa dia ke sini tanpa sepengetahuan ku?

" seharus nya aku yang mengatakan itu pada mu…., kenapa kau bisa berada di sini?"

" itu… itu karena aku tinggal di sini.., maksud ku.. aku dan orang tua ku berkerja di sini…" Irene segera menatap pelayan wanita yang berjalan kearah nya, berharap pelayan itu tidak kearah nya. Namun pelayan itu dengan senyum paling manis berjalan kearah nya, sementara Irene berusaha memberikan pelayan itu kode dengan mengelengkan kepala nya beberapa kali kepada pelayan itu untuk menghentikan langkah nya, namun pelayan tersebut terus berjalan kearah nya, Irene mengedipkan mata nya beberapa kali sambil mengeleng.. masih berharap jika pelayan itu menyadari kode yang ia berikan, namun ia hanya berada dalam frustasi….

Irene segera berlari cepat kepelayan tersebut yang berjarak hanya beberapa langkah dari nya, ia segera menarik tangan pelayan itu dan menutup mulut nya.. ketika pelayan tersebut membuka mulut

" Ssst… jangan memanggilku .. cukup diam saja" Bisik Irene kepelayan tersebut sambil tersenyum " Ada sisa sarapan di wajah mu kak.. karena itu aku mengelap mulut mu.." Irene melanjutkan perkataan nya agar Griss tidak curiga.., namun di arah yang sama seorang wanita tua berjalan kearah Irene, dengan cepat Irene kembali memberi kode ke kepala pelayan dengan mengeleng kepala nya dan menghentak kan kaki, ia juga mengendipkan mata sambil membuat isyarat tangan berhenti untuk menghentikan kepala pelayan.

Kepala pelayan tersebut berhenti sejenak, menatap Irene dan seorang pelayan muda yang sama-sama memberi isyarat kepada kepala pelayan, mereka berdua mengerakkan badan ke kiri dan ke kanan, sambil sesekali tangan mereka terulur ke depan dan mengerakan telapak tangan nya membuat gerakan mengusir kepala pelayan, mereka berdua sedang menari? Atau senam? Gerakan tik tok terbaru? Pikir kepala pelayan tersebut.

Kepala pelayan tersebut menatap Griss yang melihat mereka bertiga, dan memberikan salam kepada Griss dengan sedikit membungkukan badan, di tangan kepala pelayan tersebut terdapat segelas susu cokelat hangat, ia berjalan mendekati Irene.. semakin dekat dan semakin dekat, membuat jantung Irene berdetak sangat cepat , ia berlari kearah kepala pelayan.. untuk menutup mulut kepala pelayan..namun kaki nya tersandung kaki pelayan muda dan terjatuh..

" Ah… Nona tidak apa-apa?" Teriak Pelayan muda tersebut

" pengang ini…." Kepala pelayan memberikan gelas susu tersebut pada pelayan muda , dan langsung menarik tubuh Irene " Nona.. kau harus lebih berhati-hati lagi…, aku akan mengobati luka mu.."

Irene membenamkan wajah nya di lantai.. sebaik nya kau obati jantung dan hati ku ini bibi…, rasa nya aku tidak ingin mengangkat wajah ku ini .. bagaimana bisa.. di antara semua orang…. Malah harus diri nya.

" Nona?" Tanya Griss yang bingung , Griss berdiri dan membatu Irene bangun dari tempat itu.

" Ah… itu karena ibu ku.. suka memanjakan ku seperti nona.. , iya kan?" Irene melihat kepada kepala pelayan dan melototkan mata nya.. berharap kepala Pelayan membantu nya kali ini. melihat logat aneh dari Irene.., kepala pelayan tersebut mengerutkan dahi nya..

" Nona seperti nya… belum bangun dengan sempurna.. atau.. kepala mu terbentur?"

" Ibu…., aku malu jika diri mu memanggilku seperti itu di depan teman sekolah ku" Irene menekan kan kata teman sekolah dan dengan segera kepala pelayan tersebut tahu maksud Irene

" Ah.. benar anak ku.., maaf ibu mu terlalu terbiasa memanggil mu begitu, minum susu ini sebelum dingin" Lanjut kepala pelayan yang ikut bermain sandiwara bersama Irene

Irene menarik nafas lega ketika kepala pelayan akhir nya mengerti maksud perkataan Irene, muka Irene yang menegang kembali normal, nafas dan detak jantung nya kembali normal, dengan segera dia mengambil gelas susu tersebut dan meminum nya, terdengar suara pintu terbuka dan keluar lah dua orang sosok lelaki yang masih tertawa dengan keras

" Ah… Kau baru bangun Irene?" Papa Irene menatap Irene yang masih menggunakan piyama dan meminum susu. Melihat penampakan sosok papa , membuat Irene menahan nafas nya kembali sambil melotot melihat papa dan Griss bergantian

" Irene?" Tanya Papa Griss

" Ini memang sangat memalukan untuk memperkenalkan nya dengan keadaan seperti ini, anak gadis malah bangun sesiang ini.. itu karena tadi malam dia membantu ku untuk mengirimkan barang kealamat yang benar.., Irene Pawroski.. putri ku"

" Putri? " tanya Griss

Dan secara bersamaan saat mendengar kata putri… susu yang berada di dalam mulut Irene langsung menyembur keluar dan membasahi wajah pelayan muda yang sangat sial masih berdiri di depan nya.., Irene terbatuk berkali-kali sambil mengelus dada nya dengan kuat..

ah.........!!!!!!!!!!!

author suka banget.. suka banget chap yang ini...,melihat gambaran mereka berdua membuat author tersenyum-senyum sendiri di malam hari.

author juga berharap teman-teman menyukai nya.. selamat membaca

kunyit_jahecreators' thoughts