webnovel

cocok

Irene telah menggunakan pakaian yang rapi, mereka berempat duduk di meja makan dengan tenang , sambil menunggu makanan di hidangkan. Irene bahkan tidak ingin melihat kearah Griss yang sedari tadi menatap nya sambil tersenyum penuh maksud.

" Ah..Den.. dimana Griss bersekolah? Irene anak ku ini baru saja bersekolah di NX , ia masuk lewat jalur beasiswa.. yang sebenar nya tanpa jalur itu pun aku masih sanggup membiayai nya"

" Om…, Irene dan aku bersekolah di sekolah yang sama.., bahkan kami di kelas yang sama.. benarkan Irene?" Goda Griss sambil menahan senyum nya

" Owh… jalur beasiswa? Wah.. anak mu begitu pintar bisa mendapatkan jalur beasiswa tersebut. Karena kalian satu kelas.. aku minta tolong untuk mengajarkan anak ku yang bodoh ini.., nilai nya sungguh mengkhawatirkan. Om harap kau bersedia Irene?"

" Tidak masalah om…, aku akan benar-benar mengajarkan nya" Irene menekankan kata mengajarkan sambil menatap Griss, sedangkan tangan nya memengang pisau steak dan memotong steak dengan kuat sambil tersenyum kepada Griss.

" Ku harap Griss juga dapat membantu dan menjaga Irene.., karena dia masih sangat baru di sekolah dan kota ini…"

" Tentu saja om.., dengan sangat senang hati.. aku akan menjaga nya" Mereka berdua menatap satu sama lain, namun bukan tatapan sebagai teman manis seperti kata-kata yang terlontar dari mulut mereka, mereka berdua menatap dengan penuh kekesalan dan saling menantang satu sama lain, sedangkan kedua orang tua mereka tersenyum bahagia dan saling menatap …, mereka mengerti satu sama lain dari maksud tatapan itu..,ya.. mereka berdua berharap hubungan ini lebih dari pertemanan.

" Wah… kalian sarapan tanpa diri ku?" Paman JX berdiri di antara papa Griss dan Irene, JX atau biasa di baca dengan Jix

" Jx? Kau benar-benar sangat tampan… , kau bertumbuh dengan sangat baik" Sapa papa Griss

"Lama tidak berjumpa kak…, kau semakin berwibawa sekarang"

Sementara mereka bertiga berbincang di ruang tengah, Griss dan Irene berada di halaman belakang, duduk sambil menatap kolam ikan dan tanaman bunga yang sedang mekar dengan cantik. Mereka berdua duduk sangat berjauhan.. , kenapa aku malah harus duduk di sini bersama diri nya? Menghabiskan waktu ku …, lebih baik aku balik ke kamar ku

" Jadi katakan.., kau putri orang kaya.. berpura-pura miskin dan masuk dengan jalur beasiswa, dan paman JX yang di isukan sebagai om-om…, adalah paman kandung mu? sandiwara apa yang kau mainkan Irene?"

" Aku tidak pernah bilang aku orang miskin…, dan aku tidak pernah mengatakan paman JX adalah om-om yang menghidupi ku…, kalian sendiri yang mengambil kesimpulan sendiri"

" Siapapun pasti akan berpikir begitu kalau masuk di dalam jalur beasiswa"

" Itu karena memang dasar nya aku pintar…. Dan kau.. jangan menyebarkan hal ini kepada siapapun" sebenar nya aku tidak dapat mempercayai lelaki ini…

" Kenapa? Kau takut? Katakan alasan nya.. maka akan ku pertimbangkan "

" Kau tidak ada pilihan untuk itu.." Irene berdiri dan mendekati Griss, ia menarik ujung kaki Griss dengan sangat kuat dan menekan nya dengan kuku

"Ya… ya… ya… sakit.. sakit… apa yang kau lakukan" Griss segera menarik kaki nya dengan cepat dan meniup nya..

" Kau akan merasakan sakit dari ini jika mengatakan nya.." Tunggu… bukan nya seharus nya aku yang mengancam nya dengan rahasia ini? kenapa aku merasa aku yang terancam karena mengetahui rahasia ini?

Irene berdiri hendak meninggalkan Griss sendiri, namun Griss menarik tangan Irene yang membuat Irene berhenti. Griss berdiri tepat di depan gadis itu.., mereka saling menatap. Mata Griss turun mengikuti bentuk wajah Irene yang terlihat cubby dan mulus. Dan mata nya berhenti tepat di bibir Irene yang berwana pink muda tanpa polesan apapun.

Irene mendongkakan wajah nya untuk menatap secara menyeluruh lelaki di hadapan nya, mata nya yang bewarna cokelat gelap, rahang nya yang tegas dan apa itu? Wajah nya bahkan lebih mulus dan bersih di bandingkan wanita.., lelaki macam apa yang memiliki kulit wajah seperti itu? Tidak heran semua wanita tergila-gila dengan diri nya.. karena dia memang tampan. Tanpa sadar tangan Irene terulur menyentuh wajah Griss.. ia ingin merasakan kulit wajah Griss yang terlihat sangat halus.

" Apa yang kau lakukan?" Griss menangkap tangan Irene yang menyentuh wajah nya, menghentikan gerakan tangan itu

Irene sendiri langsung terdiam dan kaget dengan apa yang ia lakukan, apa yang ku lakukan? tangan ini bergerak dengan sendiri nya.., apa yang kau lakukan tangan? Aku hanya ingin membuktikan bahwa kulit nya memang sehalus yang terlihat.. dan sekarang apa yang harus ku katakan ?

" Ada kotoran seperti kotoran burung di wajah mu… karena itu aku ingin memastikan apa itu kotoran burung atau bukan" Jawab Irene dengan cepat.

Tanpa disadari oleh mereka berdua, para tiga laki-laki itu duduk menatap mereka berdua dari jendela sambil menyesap minuman yang ada di tangan mereka masing-masing sambil tersenyum melihat mereka berdua

" Aku seperti menonton acara drama live"Komentar JX " keponakan ku ternyata sudah beranjak dewasa"

" Apa kau merasa mereka berdua terlihat sangat serasi"

" Irene anak ku… tidak mudah untuk di taklukan…, anak mu akan banyak mengorbankan diri nya untuk mendapatkan anak ku…, dan aku pun masih tidak rela.."