webnovel

Cincin

Griss berjalan dengan mantap, ia menggunakan jas tanpa kancing bewarna biru dongker , slim suit yang membuat otot tubuh nya terukir di balik jas tersebut, dengan lengan yang ia tarik hingga mendekati siku, ia membuka kan pintu untuk Irene yang terlihat sangat sempurna.

Rambut nya yang bergelombang tergelai di bahu nya, dengan lipstick bewarna peach, matanya yang di bingkai oleh eyeliner memperjelas ketegasan bentuk mata nya yang sempurna, membuat matanya begitu indah. Irene turun dari mobil tersebut

" Karena kau pasangan ku hari ini.. jangan jauh-jauh dari ku" Griss menyodorkan lengan nya kepada Irene sambil tersenyum bangga karena semua orang akan melihat betapa cantik tunangan nya

" Tidak…, aku datang ke sini karena aku tamu undangan di sini.. bukan karena pasangan mu" Irene berjalan meninggalkan Griss, ia berjalan dengan heels nya setinggi 6cm. dan ia sempurna menguasai benda tinggi tersebut, heels itu memperindah kaki panjang nya yang terekspos.

Wow.. dia bahkan terlihat sangat mahir menggunakan heels tersebut, ku pikir dia akan memerlukan bantuan ku untuk berjalan.., dia begitu bersinar malam ini, aku bahkan tidak dapat melepaskan pandangan ku dari diri nya.. kepercayaan diri nya saat berjalan.., menatap punggung nya dari belakang membuat ku ingin sekali memeluk nya. Ah.. Griss.. seperti nya kau terlalu terbawa suasana.

" Sampai kapan kau akan berada di sana?" Irene berteriak memanggil Griss yang masih terdiam di depan mobil menatap diri nya…

Dan akhir nya aku harus berada di dalam para gerombolan penggosip dan para humblebragging…, dan aku harus terjatuh di kolam yang sama dengan mereka.. , membaur dengan mereka? apa yang aku pikirkan hingga aku sampai berada di tempat ini. ini semua gara-gara lelaki tersebut… dan kau mengetahui nya dengan baik.. jika kau bisa memilih untuk tidak berada di sini.. lelaki itu tidak dapat mempengaruhi diri mu.. tapi kau memilih untuk mengikuti nya.., kenapa Irene?

" I.. Irene?" Panggil seseorang , membuat lamunan nya buyar.

" Oh.. Edlert.." Jawab Irene, panggilan tersebut membuat semua orang menatap kearah nya, mencari tahu semua tentang diri nya, mereka mendeteksi diri nya.. , pakaian yang ia gunakan, dandan yang ia gunakan.. mencari celah untuk menghina dan mempermalukan diri nya.. namun ia terlalu sempurna untuk di permalukan.

" Kau …. Terlihat sangat berbeda…, maksud ku kau terlihat sangat cantik malam ini.., ku pikir kau tidak akan pernah bisa mengguasai sepatu itu" Edlert tertawa sambil menunjuk heels Irene. "Dengan kepribadian mu.., yang selalu berurusan dengan sabuk hitam..,dan sepatu kets.. "

" Kau juga terlihat berbeda dengan berandalan di sekolah yang biasa ku temui.., bagaimanapun darah kelas atas masih mengalir dalam diri ku.. hal sepele seperti sepatu ini.. hal yang biasa bagi ku" Tawa Irene

Edlert tertawa bersama Irene ketika mendengar perkataan berandalan yang di ucapkan oleh Irene " Karena di sini lah memang tempat mu.."

" Tempat para terselubung bergabung.., tempat para pemain politik.., dan ajang pamer? Kau pikir ini tempat ku? Kau salah.. aku terlalu berharga untuk bergabung dengan kalian" Senyum Iren simple

"Selamat atas ulang tahun mu.., seperti nya pemberian ku tidak terlalu berharga… kau bisa mendapatkan apapun yang kau mau.. aku bahkan tidak tahu harus memberikan mu apa., tapi ku harap kau masih menerima hadiah ku" Irene memberikan sebuah kotak kecil kepada Edlert

" Seperti yang kau katakan.. aku bisa mendapatkan apapun yang ku ingin kan.. , kau tidak perlu membawa apapun.., aku tidak mengharapkan mendapatkan hadiah dari siapapun. Tapi karena kau telah memberikan nya.. aku akan menerima nya" Edlert tersenyum lebar.

Griss menatap tajam kepada mereka berdua yang melemparkan senyum satu sama lain, mereka terlihat sangat akrab.. dan Irene menikmati nya.. di bandingkan berada di samping nya, membuat diri nya merasa kesal.. dan marah.

" Selamat atas bertambah umur mu" Griss menghampiri mereka berdua dan menyodorkan tangan nya untuk memberikan selamat, namun muka nya menunjukan ketidak senangan terhadap Edlert.. , sementara tangan sebelah nya memegang tangan Irene

Irene dan Edlert saling menatap..atas tingkah laku Griss, dan mereka mentertawakan dirinya yang bertingkah ke kanak-kanakan. Edlert menyambut tangan Griss sambil membisikan sesuatu di telinga nya " kenapa? Kau takut dia akan berlari kearah ku"

Griss berusaha menahan raut wajah nya, ia mengenggam sangat kuat tangan Edlert, ia memberikan senyuman selembut mungkin kepada Edlert " Aku tidak pernah takut dia akan lari kearah mu.., karena dia menyetujui diri ku sebagai tunangan nya.. maka aku percaya pada nya telah memilihku"

Irene menatap mereka berdua , ia mengamati reaksi mereka berdua. Edlert yang selalu berbuat semau nya dan ingin sekali menunjukan kuasa nya tapi dia selalu dapat mengambil keputusan apa yang ia mau lakukan, sedangkan Griss yang masih sangat kekanak-kanakan.., ia ramah pada siapapun dan tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan orang lain.., melihat interaksi mereka berdua tentu saja sangat menarik. Griss berusaha untuk menguasai diri nya.. anak manja dan kekanak-kanakan tersebut ternyata masih memiliki sisi dewasa, menarik.. tanpa sadar Irene tersenyum kecil menatap Griss

" Kalau begitu kita lihat saja.., selamat menikmati pesta ku" Edlert meninggalkan Griss dan Irene.

" Bagaimana bisa kau berbicara sambil tertawa begitu dengan diri nya? Bagaimana kalau orang lain curiga terhadap kalian berdua? Dan hubungan kita terungkap?" Protes Griss yang membawa-bawa hubungan palsu mereka sebagai alasan

" Salahkan diri mu yang berjalan sangat lambat.. kau bilang aku pasangan mu hari ini.. bagaimana bisa malah kau yang tertinggal.." Irene berjalan mengambil minuman

" Lihat diri nya.. ia berubah dengan sangat drastis.."

" Dia pasti berasa di atas awan sekarang"

" Lihat pakaian ber-merk milik nya.., dia tidak akan pernah bisa menggunakan itu… kalau bukan karena Griss.."

" Benar… jika bukan karena Griss.. dia pasti akan datang dengan pakaian kumuh dan dandanan norak"

" Semua Karena Griss.. , bagaimana bisa Griss memilih gadis kumuh itu menjadi tunangan nya" para wanita dan lelaki mulai menggosipkan Irene yang berpenampilan sangat luar biasa malam itu, dan tidak ada satupun dari mereka yang tidak mengakui kecantikan Irene.., mereka mulai menggosipkan Irene

Griss dan Irene berdiri di stand minuman dan mendengarkan perkataan mereka semua, Griss menatap Irene yang terlihat begitu santai. Tangan nya menutup kedua telinga Irene , dan memutar kepala nya kehadapan diri nya. "Bagaimana bisa malam ini kau menjadi topic pembicaraan…, seharus nya aku lah yang menjadi topic pembicaraan…ketampanan ku malam ini harus nya menyilaukan mata mereka" Griss tersenyum lebar saat mengatakan nya..

" Seharus nya Edlert lah yang menjadi topic hari ini.., karena ini pesta nya.., tapi sebentar.. telinga ku terasa sangat gatal.." Irene melepaskan kedua tangan Griss yang berada di telinga nya dan berjalan cepat kearah para gossip di susul dengan Griss di belakang nya.

"Ehemmmm… maaf menganggu pembicaraan kalian…, seperti nya kalian terlalu terpesona dengan penampilan ku…, tapi maaf ini bukan karena Griss.. kau tahu ini karena apa? Karena diri ku sendiri sudah begitu luar biasa.., sekali lagi maaf.. ini bawakan lahir.. jadi jangan terlalu menyalahkan Tuhan atas hal ini"

Wah.. kepercayaan diri nya benar-benar luar biasa.. tidak ada yang bisa mengalahkan nya soal ini. tapi diri nya memang selalu menarik walaupun hanya berpenampilan cukup berantakan.. , diri nya selalu menjadi pusat perhatian .. sekalipun bukan karena diri ku yang berada di samping nya…

" Kenapa dia memilih mu? kau pasti sudah tidur dengan nya.." Teriak salah seorang wanita yang berada di belakang Irene..

" Kau…" Belum sempat Irene mengatakan nya… tiba-tiba saja Griss berada di depan hadapan perempuan tersebut.

" Apa yang kau katakana Celine.. aku tidak mengerti kata-kata mu tadi.., jadi maksud perkataan mu.. aku harus memilih siapa? " Griss memasang muka sepolos mungkin…

" Anu.. itu Griss… " Wanita itu tergagap ketika melihat Griss memasang wajah polos nya.. ia sedikit tersipu malu

" Atau maksud mu.. kau ingin menjadi tunangan ku? Seperti yang kau katakan.. semua orang yang menjadi tunangan ku harus tidur dengan ku.., kau mau? Tapi aku keberatan." Griss tersenyum setulus mungkin..

" Apa maksud perkataan mu Griss…? Ti… tidur dengan mu?"

" Karena itu… jangan pernah menganggu tunangan ku…, tentu saja diantara kalian semua.. dia yang paling pantas menjadi tunangan ku.., di bandingkan kalian yang suka berbicara buruk pada orang lain.. aku lebih memilih dia yang berpenampilan kumel , minimal aku bisa mengubah penampilan nya… tapi kalian? Aku tidak bisa mengubah kebiasaan buruk kalian itu"

" Tunangan? Apa kalian tidak salah? Mereka bahkan belum menukar cincin? Bahkan tidak ada pengumuman resmi tunangan kalian, seorang Griss anak terkaya no 5 tidak mengadakan upacara dan pesta pertunangan? Bukan kah ini aneh? " Edlert bergabung dengan mereka

" Ah… kebetulan sekali aku ingin mengumumkan hal tersebut di sini.., bahwa Irene adalah tunangan resmi ku.. kami berdua hanya ingin melakukan nya secara sederhana, hanya kami dan keluarga…, soal cincin.." Griss mengeluarkan sebuah kotak kecil yang berisikan sepasang cincin, ia menyematkan cincin yang terbuat dari diamond pink , semua cincin tersebut terbuat dari diamond pink berukirkan burung hantu kecil dan kedua mata burung kecil tersebut terpasang 2 permata biru.

" Aku bahkan memasan nya sehari sebelum hari ini" Bisik Griss di telinga Iren sambil memasangkan cincin itu kepada nya.." Ukuran nya sangat pas " Lanjut Griss

Irene terdiam sejenak.. ia menatap cincin tersebut telah tersemat di jari manis nya.. ini memang bukan tunangan sebenar nya, namun ia tetap menahan nafas nya saat cincin tersebut dengan sangat pelan memasuki jari nya. Jantung nya tetap berdetak menengang kan..ini terasa aneh.. perasaan ini terasa aneh.., ia merasa seperti benar-benar berada di acara pertunangan sesungguh nya. Sesaat dia bahkan tidak bisa mengendalikan emosi yang terpancar di raut wajah nya " Bagaimana kau tahu ukuran tangan ku"

" Kau lupa? Aku mengukur nya kemarin. Saat aku mengatakan aku akan menjemput besok malam.. aku memegang jari manis mu dan mengukur nya. Burung hantu seperti nya mirip sekali dengan mu.. , cepat kau pakai kan cincin ku" Bisik Griss

Irene mengambil cincin satu nya lagi.. ia memegang telapak tangan Griss, cincin itu berhenti tepat di depan jari manis Griss. Irene menatap Griss.. mereka berdua saling menatap…, semua orang menatap kemesraan mereka. mereka hanya milik mereka berdua.. mereka berdua tidak memperdulikan yang ada di sekitar nya… mereka hanya memikirkan perasaan mereka satu sama lain.

Mereka berdua terlihat gugup, jantung mereka berdua berdetak dengan cepat.., Irene menatap ragu.. apa kah dia harus melanjutkan permainan ini? ini terasa seperti… mengkhianati perasaan nya? Walau ini hanya pura-pura.. tapi ia merasa akan terikat penuh jika diri nya melingkarkan cincin tersebut pada Griss.. apa yang sebenarnya yang sedang ku lakukan? seperti nya aku.. terlalu bawa perasaan.. terlalu menghayati peran ku.., ini hanya permainan… dengan perlahan Irene memasukan cincin tersebut ketangan Griss.

Aku hampir mati karena diri nya.., ku pikir ia tidak akan menyematkan cincin itu di jari ku…jantung ku berdetak tidak karuan saat cincin itu berhenti bergerak.., . walaupun ini hanya sebuah sandiwara… tapi aku benar-benar merasakan semua ketengangan ini.. merasakan takut akan di tolak.

" hahahaha… cincin itu tidak membuktikan semua nya…" Lanjut Edlert.., aku akan membongkar pemainan kalian

" Jadi apa mau mu?" Tantang Griss

" lakukan seperti pasangan semestinya" Kali ini kau pasti tidak akan lolos Griss… kau tidak bisa bermain atau berpura-pura lagi.

" Maaf Irene.." Griss kembali membisikan nya

" Hah?" Irene sama sekali tidak mengerti perkataan Griss.

Griss mengengam erat tangan Irene, sementara tangan sebelah nya lagi memegangi kepala belakang Irene dengan lembut, ia menarik Irene semakin dekat dengan nya, hingga tidak ada lagi jarak diantara mereka berdua, perlahan Griss memiringkan kepala nya ,mata nya tertuju pada bibir Irene yang bewarna peach merona, perlahan ia semakin dekat.. mata nya terpejam.. dan sentuhan itu terjadi.. dengan lembut Griss menyentuhkan bibir nya dengan bibir Irene..yang hanya terdiam.., semua terjadi dengan sangat cepat. Bibir mereka bersentuhan lembut.. Griss menciumi nya dengan lembut, hanya sekedar sentuhan cepat.

walaupun saat menulis sempat terhambat.. karena otak author lagi teracuni dengan drama Itaewon Class.. yang cerita nya benar-benar membua author tergila-gila.. sehingga otak dan khayalan ini terpenuhi oleh drama tersebut. sempat hanya duduk bengong setengah jam di depan laptop. siapapun yang juga tergila-gila dengan cerita Itaewon.. tolong komen dong, hahahhaha

kunyit_jahecreators' thoughts