webnovel

Aku tetap Aku

" Sudah ku bilang tunggu aku…"Griss berada di depan Irene , ia mengibaskan blazer nya dengan kuat dan cepat.., menutupi wajah Irene dengan blazer tersebut " cepat naik ke mobil.. sebelum mereka menyadari nya"

" Bukan kah.. kau mengantar Lily?" Tanya Irene yang merasa takjub dengan kecepatan Griss muncul di hadapan nya setelah menggantar Lily

" Aku hanya menggantar nya sampai depan mobil…, dan dengan cepat menuju ke sini.. untung saja aku tidak terlambat"

" Seharus nya kau menggantar nya sampai rumah… kau merusak suasana " Keluh Edlert yang telah masuk ke dalam mobil

" Jadi ini rasa nya menjadi selebritis" Irene menganggukan kepala nya sambil melihat wartawan yang mereka lalui dengan mobil, Edlert dan Griss langsung menatap takjub dengan Irene.., wanita ini masih sempat-sempat nya merasakan diri nya menjadi selebriti.

" Kenapa kalian berdua melihat ku?"

" Tidak ada… aku hanya tidak mengerti cara otak mu bekerja" Jawab Griss

" Tuan Griss.. kita mau kemana?" Tanya supir kepada Griss

" Tentu saja pulang kerumah…"

" Tunggu… harus nya kerumah ku" Edlert menghentikan perkataan Griss

" Dia tunangan ku…, dan ini mobil ku.. tentu saja kerumah ku"

" Tidak.., aku yang mengantar nya pulang lebih dulu.. dan lagi dimanapun kau berada tamu yang harus kau hormati.., apa kau tidak mengikuti sekolah etika Griss…"

" Apa kau tidak ingat kalau aku duduk di samping mu pada saat pelajaran etika…, jadi pulang kerumah ku.."

" Karena kau tidak pantas untuk di ingat.., tentu saja rumah ku"

Mereka berdua bertengkar seperti anak kecil, sementara supir di depan hanya menatap mereka berdua bingung mau membawa kemana mobil ini, Irene mengerutkan dahi dan alis nya, ia memijat kecil dahi dengan telunjuk nya

" Yaaaaa!!!! Aku pulang kerumah ku sendiri…" bentak Irene

" Kau punya rumah?" Tanya mereka berdua

" Tentu saja aku punya rumah yang lain…, jadi hentikan semua perkataan tidak penting kalian"

" Kau yakin itu masih rumah mu?" Tanya Edlert

" Tentu saja.. aku yakin, kenapa kalian menatap ku seperti tidak percaya? Aku masih punya rumah.. dan tidak terjual.." Irene menganggukan kepala nya yakin..

***************************************************************************

Akhir nya mereka berhenti di sebuah rumah kecil yang agak terdalam dari lorong… mereka berdua menatap rumah itu dari atap hingga dasar bangunan itu berdiri. Tidak percaya dengan keberadaan rumah tersebut.. yang terlihat… hmm… kuno bagi mereka berdua, warna rumah tersebut telah memudar.. warna krem atau putih? Tidak jelas antara warna apa itu.., rumput nya yang masih terawat, jendela ya masih menggunakan kayu ukiran kuno, layak nya rumah tua pada umum nya.. rumah itu masih memiliki desain tiang-tiang di kisaran jendela dan pintu, pintu depan nya berbentuk gerbang , yang atas nya berbentuk setengah lingkaran dan lebih hebat nya lagi.. rumah itu masih menggunakan cerobong asap.. wow.. kata mereka berdua dalam hati sambil mengingat cerita santa clause yang masuk ke cerobong asap. Tapi bagi mereka berdua yang selalu berkelimangan.. rumah ini sangat di ragukan untuk di tempati.

" Wah.. sangat artistic.. sangat berseni… luar biasa…, setiap kali melihat nya aku selalu kagum" Lagi-lagi mereka berdua tidak mengetahui letak pujian Irene terhadap rumah tersebut di sisi mana

Irene berjalan membuka pintu tua tersebut, suara dencitan kayu terdengar… ngeeeeeeeeeeeeeeetttttttttttttttt… membuat dua lelaki di belakang nya langsung merinding bukan main, Griss dan Edlert berjalan berdekatan

" wah… kalian dengar suara pintu tadi.., sungguh luar biasa kan?" Irene menghadap mereka berdua yang tepat berdiri di belakang Irene.., mereka berdua hampir bergandengan tangan saat mendegar decitan tersebut.

" Wah.. luar biasa.. aku tidak mengerti diri mu Irene.., di mana letak luar biasa dari suara pintu tersebut" Edlert tertawa geli karena diri nya sempat takut.

" Kau yakin tidak ingin tinggal di rumah ku.., aku tidak yakin rumah ini aman untuk diri mu" Griss melihat langit-langit rumah yang memang sangat tinggi.. terbuat dari pondasi kayu

" Lebih tidak aman jika tinggal bersamu.." Gumam Irene kecil.., ia akan mencari kesempatan dalam kesempitan.

Setelah ia memeriksa semua ruangan dan puas mengelilingi rumah kecil tersebut..yang sebagian perabotan terbuat dari kayu jati kuno"Wah.. kau benar-benar miskin sekarang…, apa yang tertinggal dari mu sekarang" Edlert tersenyum pada Irene

"Kenapa jika aku miskin? Setidak nya …" Irene mengetuk kepala nya dengan telunjuk " otak ku tidak ikut jatuh miskin.., dengan otak ku ini aku masih bisa menghasilkan uang.., kau tampak bahagia saat aku miskin"

" Tentu saja aku bahagia…, karena kesempatan ku lebih besar…, kau yang miskin lebih mudah untuk ku dapat kan.., kau membutuhkan uang.." Edlert semakin percaya diri dengan perkataan nya

" Edlert… kau melupakan sesuatu…, ia masih punya tunangan yang kaya…" Griss merangkul Irene

" Tettt…." Irene menyilangkan telunjuk nya pada Edlert " Kau salah besar…, kesempatan mu semakin kecil…, karena aku miskin.. aku memerlukan orang yang lebih kaya dari mu.. orang no 1 di Negara ini, karena itu jika kau ingin mendapatkan ku.. jadi lah orang terkaya.. dan akan ku pertimbangkan kembali pertunangan ku" tentu saja.. standar ku akan semakin tinggi.., jika sebelum nya aku akan menerima no 2,3 ,4 dan seterus nya.. itu karena aku yang tertinggi…, tapi sekarang karena aku yang terendah.. tentu saja aku harus menargetkan yang pertama.

" Ya.. bagaimana bisa kau mengatakan itu di depan tunangan mu sendiri? Apa kekayaan ku tidak cukup untuk menghidupi mu" Protes Griss.. yang merasa akan ikut tersingkirkan juga

" Hei.. tunangan kaya.., bisakah kau mengirim beberapa pelayan untuk membantu ku membersihkan tempat ini" Irene tersenyum manis pada Griss.. senyuman yang hanya dia berikan jika ada mau nya.

Dan Griss sangat menyukai senyuman tersebut, ia menikmati senyuman dan sebutan tunagan yang selama ini tidak pernah ia dengar dari mulut Irene…, di akui sebagai tunangan.. untuk pertama kali nya..

" Tentu saja bisa…., apapun yang kau minta tentu saja bisa.."

**********************************************************************

" Dia datang…. Dia datang…"

" Benar… aku ingin melihat apa yang tersisa dari diri nya"

" Biar aku memberi nya pelajaran…, kita lihat apa yang bisa di lakukan? selama ini kita masih takut karena kekayaan nya.. sekarang dia tidak memiliki apapun lagi"

Lima orang itu berjalan mendekati Irene.., terdiri dari tiga wanita dan dua pria.., mereka tertawa-tawa di samping Irene.. mengikuti langkah nya.. bahkan dua di antara mereka tertawa tepat di telinga Irene. Irene menghentikan langkah kaki nya dan menatap orang-orang tersebut..

" Hei … sombong" Wanita pertama itu menjolak pundak Irene beberapa kali

" Apa rasa nya.. setelah semua uang mu menghilang.. hahahaha… kami sangat bahagia mendengar nya" Lelaki pertama berteriak di telinga Irene

" Selama ini kami menahan nya.. karena kekayaan mu…, sekarang kami tidak akan sungkan" Wanita lain menarik rambut Irene

" lepaskan… " Kata Irene datar.. membiarkan mereka melakukan sesuka nya..

" Kalian dengar perkataan nya… lepaskan!!! Hahahahaha…" wanita ketiga ikut bergabung

" Ku bilang lepaskan jika tidak ingin terluka"

"Kesombongan nya masih tersisa… hanya ini yang kau punya Irene.."

" Apa yang kalian lakukan.. cepat lepaskan dia.." Griss berteriak dari jauh…, tepat di belakang Griss ada Edlert yang juga berjalan menuju Irene

" Sialan dia masih punya tunangan yang kaya dan Edlert.., ayo bubar" Lelaki kedua langsung memberi aba-aba

" Kau beruntung kali ini.. tapi ini hanya sementara..,selamat berjumpa kembali" Wanita kedua langsung membisikan di kuping Irene

" Kau tidak apa-apa Irene?" Griss membenarkan ikatan rambut Irene, ia juga langsung merapikan kerah baju Irene yang terlihat kusut. Irene hanya diam karena kesal… ia meremas ujung tali tas nya.. jika saja.. jika saja mereka tidak datang.. aku sudah akan membuat pelajaran untuk mereka berlima.. dan dia datang tanpa berdosa layak nya pahlawan kesiangan…, mengikat kembali rambut ku..

" Gara-gara diri mu… , aku membiarkan mereka melakukan hal bodoh pada ku" Geram Irene kesal

" Hah?" Griss tidak mengerti perkataan Irene

" Gara-gara diri mu…, mereka jadi kabur.. seharus nya aku bisa menginjak-injak mereka. dan sekarang mereka malah menginjak ku… dasar Griss bodoh" Irene menendang kaki Griss karena kesal setengah mati..

" AKHHHHHHH...….." Teriak Griss kesakitan " Kenapa? Aku hanya menolong mu" teriak Griss kepada Irene

" Siapa yang memerlukan bantuan mu…, aku tidak memerlukan bantuan mu dan aku tidak akan berterimakasih atas ini"

"Apa salah ku… apa? Apa? Apa? Aku hanya berbuat benar"

" Karena kau terlalu bodoh.. kau tidak akan mengerti"

Mereka berdua saling teriak satu sama lain, membuat semua orang melihat nya.., Edlert yang baru saja akan mendekati mereka berdua langsung menghentikan langkah kaki nya…, ada apa dengan mereka berdua? Apa mereka benar-benar tunangan? Aku tidak pernah sekalipun melihat kemesraan mereka berdua?

" Salahkan dirimu yang terlalu pintar….,hingga tidak ada yang mengerti diri mu"

"Salahkan diri mu yang terlalu bodoh…, asah otak mu di gannggang pisau biar lebih tajam sedikit"

" Ada apa dengan mereka berdua Edlert?" tanya seorang wanita yang berdiri di samping Edlet

" owh.. Lily.., aku juga tidak mengerti apa yang terjadi pada mereka? aku ragu mereka bertunangan"

" Bukan kah mereka berdua terlihat mengemaskan .. mereka benar-benar pasangan?"

" hah?" kali ini Edlert menatap wajah senduh Lily yang menatap mereka berdua mesra.., Edlert tidak mengerti perkataan Lily.., apa perkataan orang-orang pintar itu sangat susah untuk di mengerti? Baik Irene dan Lily.. kedua nya wanita yang cerdas. Dimana letak mengemaskan nya?

��� Ah.. aku iri sekali melihat nya"

" Kau cemburu? Bukan bahagia melihat mereka bertengkar?"

" Tentu saja.., Griss hanya bersikap menjaga ku.. dan perasaan ku… dia hanya mengalah dan menuruti kemauan ku.., tapi dia bisa lepas dengan Irene…, bukankah pasangan itu memang selalu bertengkar imut seperti mereka"

" Apa definisi mu terhadap pasangan sama dengan bertengkar?" Edlert semakin bingung..

" Ah… Edlert.. kau memang masih belum berpengalaman" Lily menepuk pelan pundak Edlert sambil tersenyum lembut.

***************************************************************************

" Bagaimana sekarang? Kau benar-benar menjadi seperti yang kau ingin kan? Benar-benar menjadi kaum beasiswa.. kau senang?" Edlert langsung menanyakan kepada Irene.., sepanjang perjalanan mereka bertiga.. hm.. berempat dengan Lily yang berada di samping Griss , menenangkan lelaki yang masih marah dengan Irene, dan Edlert yang berada di samping Irene.. , mereka berempat terus saja mendengar nada sumbang.

" Apa maksud mu Edlert? Dari awal aku memang masuk karena beasiswa.." Irene melirik kearah Griss dan Lily yang sedang berbincang

" Yah… dia bangkrut.. hahahha.."

" Dia lewat… dia lewat…, sekarang dia benar-benar seperti benalu bergantung pada tunangan dan Edlert…"

" tunangan? Kau yakin mereka masih bertunangan? Bahkan Griss berjalan terang-terangan dengan lily"

" Selamat menikmati kejurang terendah"

Semua orang terus saja mengejek dan menghina Irene.. bahkan berbahagia atas kebangkrutan diri nya. Kuping Irene semakin lama semakin panas…, ia merasa kuping nya terbakar sekarang.. bahkan hati nya juga ikut memanas..,otak nya pun tidak henti-henti nya untuk menenangkan hati dan telinga nya

" Bagaiamana dengan mu Edlert…, kau juga akan menjauhi ku karena aku kaum mereka?"

" Tentu saja tidak..,"

" Bagus.. karena dari awal aku pernah bilang aku tidak pernah ingin menjadi kau mu yang bau" Geram Irene.. ia tidak bisa lagi menahan nya.. hati nya tidak mengikuti otak nya yang berusaha mendinginkan seluruh organ yang terbakar " Aku miskin… kenapa? Kenapa? Kenapa dengan itu? Ada yang salah dengan itu? Berada tidak berada diri ku apa merugikan kalian ? aku meminta makan dari kalian? Aku meminta baju dengan kalian? Hah?" tanya Irene sambil berteriak keras.. ia memandang seluruh orang yang berada di sekitar nya " Kenapa kalian diam saja.. jawab aku? Di mana tadi suara sumbang kalian para lalat kotoran?" Irene berjalan kewanita di dekat nya.. " Dan Kau…. Ku dengar kau mendapat sebuah mobil sebagai imbalan karena telah melakukan proyek bersama ayah ku.., aku tidak seroyal papa ku yang memberikan hadiah pada siapapun… aku sebalik nya.. aku sangat pelit…, sekarang aku miskin… kembalikan mobil itu pada ku?"

" A.. apa yang kau katakana.. aku.. aku tidak tahu.." Wanita tadi yang bicara paling besar langsung berlari dari Irene

" Dan Kau…, aku juga tahu kau mendapat hadiah berupa sebuah gelang ..selepas dari deviden yang kau dapatkan.., aku miskin sekarang… berikan kembali pada ku…" Irene mendekati seorang lelaki yang juga ikut membicarakan nya

" Aku tidak tahu.." lelaki itu langsung berlari cepat

" Dan kau…" Irene mulai mendekati orang lain lagi.. " ku dengar kau menggunakan koneksi dan nama ayah ku untuk mendapatkan satu gratis satu untuk tas bermerk…., dan itu di setujui ayah ku…, kembalikan bonus itu .. karena aku miskin… aku memerlukan nya"

" a.. apa yang kau katakan… semua itu aku membeli nya.. aku tidak pernah.."

" Mau ku berikan bukti nya pada semua.. agar kau mengakui nya" Tantang Irene.., dan wanita itu langsung berlari.., semua orang di sana ikut menjauh dari Irene..dan mengunci rapat mulut mereka jika tidak ingin rahasia dan hadiah itu di tarik kembali

" Wow…." Edlert bertepuk tangan untuk Irene " Kau membuat ku semakin jatuh cinta pada mu…, bahkan di saat kau miskin….. aku semakin tertarik pada mu"

" Dasar para serangga…." Irene merasa sesak di dada nya.. nafas nya memburu karena berteriak dan emosi

Sekarang Lily baru mengetahui kenapa Griss dan Edlert sangat menyukai Irene.., wanita itu.. sangat kuat.., berwibawa.., berkarisma.. , sangat madiri dan sangat luar biasa.., berada di dekat nya saja bisa membuat mu ikut terbawa oleh aura nya.., tidak ada yang bisa menginjak –injak diri nya.. baik dia anak pengusaha terkaya.. ataupun di posisi sekarang.., itu membuat Lily merasa iri.., tidak seperti diri nya yang lemah.. dan perlu perlindungan dan pelayanan setiap orang..

Nafas Irene semakin sesak.., ada yang salah dengan diri nya.., biasa dia tidak sesesak ini.. nafas nya berat.., Irene harus menarik dalam-dalam udara dan menghembus nya berkali-kali

" Kau tidak apa-apa Irene?" Lily menyadari ada yang salah dengan Irene dan langsung mendekati nya " Aku punya inhaler.. kau memerlukan nya?"

"Berhenti berpura-pura baik…, jangan mengasihani diri ku.. aku tidak butuh…, satu lagi… aku tidak menyukai mu…" Irene berjalan pergi sambil mengelus dada nya beberapa kali

"Ya.. Irene.. bagaimana kau bisa berbicara begitu pada Lily…, dia hanya ingin membantu mu" Griss berjalan mendekati Irene, dan Irene langsung menoleh kepada Griss

" jangan mendekati ku" Irene langsung berjalan cepat meninggalkan Griss

"Kau tidak apa-apa Lily?" Tanya Griss..

" Jangan mengkhawatirkan ku Griss…, aku tidak apa-apa.., kau tidak melihat.. yang perlu kau khawatirkan adalah Irene" Lily memberikan Griss inhaler milik nya

Griss mengejar Irene dan meninggalkan Lily bersama Edlert, ia tidak pernah melihat Irene semarah tadi.. ia berteriak sebisa mungkin, ia benar-benar meluapkan emosi nya…, rasa nya sedikit sesak ketika melihat nya begitu.., Irene yang tak pernah menganggap perkataan siapapun.. ikut terbawa suasa saat ini.., aku tidak ingin melihat nya seperti itu lagi.. aku tidak ingin orang-orang membicarakan nya lagi.., aku akan bicara dengan papa.. pasti ada jalan keluar untuk keluarga nya.

Griss berhenti ketika melihat Irene berada di tong sampah, sambil memuntahkan isi perut nya, ia mendekati wanita itu dan mengelus pundak nya beberapa kali.. mereka berdua hanya diam dalam hening.

Rasa nya sangat lega saat isi perut ini semua keluar.., mungkin aku terlalu emosi.. hingga asam lambung ku naik gila-gilaan…, aku baru ingat kalau aku belum sarapan dari tadi pagi.., Irene menatap lelaki yang mengelus pundak nya beberapa kali

" Kau sudah baikan?" Griss bertanya pada Irene

" Kau mau berdebat lagi tentang kelakuan ku pada Lily?"

Griss langsung menyembunyikan Inhaler milik Lily di saku belakang nya " Mulai saat ini.. jangan menjauh dari ku…, selalu di samping ku?"

" hah?" seperti nya aku sedikit mabuk.. hingga salah mendengar apa yang ia katakan

" Biarkan aku sedikit berguna untuk mu… biarkan aku melindungi mu…"

" Melindungi ku?" Tawa Irene kecil.. dengan apa dia akan melindungi ku? Secara fisik aku bahkan lebih kuat dari nya

" benar… ini memang lucu.. tapi..Katakan pada ku… aku harus bagaimana untuk melindungi mu.., katakan pada ku.. aku harus bagaimana agar berguna untuk mu….." Griss sangat serius mengucapkan nya.. tidak ada raut bercanda seperti biasa di wajah nya

Deg.. deg….

wow... rekor author untuk menulis 10 halaman dalam 1 hari.. demi para pembaca ( kalau ada) yang telah lama menunggu up nya author.., sesekali buat Griss keren sedikit gpp lah ya..

selamat menikmati ^^

kunyit_jahecreators' thoughts