(Author POV)
Drakon sudah keluar dari dalam kamar, Berjalan bersisian bersama Ratunya Madeleine. Mereka berdua memakai pakaian berwarna sama, emas dan hitam adalah simbol kerajaan yang begitu megah dan istimewa. Langkah kaki mereka menggema di lorong-lorong kerajaan..
Suara kaki pelayan dan pengawal yang ada di belakang juga turut andil dalam berisiknya Pagi ini. Madeleine benar-benar mengangkat dagunya sangat tinggi, merasa paling tinggi derajatnya di antara orang yang ada di sekitar sini.
"Jangan terlalu keras pada Rosa nantinya, Dia adalah emas yang paling berharga. Mau bagaimanpun yang dia lakukan, jika dia bilang tidak. maka aku yakin seluruh dewan akan mengatakan tidak, kita harus menjadi Raja dan Ratu yang baik untuk beberapa saat." Drakon sudah memperingati Madeleine, hal buruk yang harus Madeleine dengar di pagi yang indah ini.
"Jadi aku harus menundukkan kepalaku di depan anakku sendiri? Ck! Sialan..." Ujar Madeleine tidak terima.
"Anak yang sudah memberikan tahta seorang Ratu di kepalamu, Kau pikir Siapa yang paling tinggi disini?." Tanya Drakon balik, Mereka berbicara sangat pelan dan berjalan lebih tegap. Karena saat hampir sampai menuju aula, sudah banyak anggota dewan yang hadir.
"Aku akan dengarkan." Ujar Madeleine pada akhirnya, karena tidak mau merusak moodnya semakin jauh lagi. di hari yang paling indah ini, biarkan saja Madeleine memberikan sedikit senyum pada anaknya itu pagi ini. setidaknya Madeleine bisa membuat anak sialan itu memilihnya kapanpun Madeline butuhkan.
"Hormat!!!!..... Ratu Dan Raja dari kerajaan Centaurus Datang!." Salah satu Pengawal berterima mengucapkan hormat, lalu pintu aula Rapat terbuka lebar dan masuklah Madeleine serta Drakon ke dalam sana. di ikuti oleh semua dewan di belakang mereka.
di antara para dewan, Rosa dan Panglima berdiri tidak jauh. dua insan itu mengikuti langkah kaki dengan begitu lembut dan hati-hati. memang tatapan para dewan ke arah Rosa dan Panglima, lebih hormat di bandingkan tatapan mereka pada Raja dan Ratu saat ini.
Walaupun mereka memilih Drakon dan Madeleine sebagai pemegang tahta sementara, Tapi para dewan tidak benar-benar percaya. Mereka hanya mempercayai semuanya di tangan keturunan asli yang di pilih oleh leluhur.
Drakon duduk di singgasana miliknya, Madeleine mengikuti setelah Drakon. sedangkan Rosa dan Panglima duduk secara bersebelahan, semua hal itu di lihat jelas oleh Drakon. Sebenarnya sudah sejak kemarin Drakon ingin sekali mengobrol dengan Rosa. Drakon begitu merindukan suara gadis kecilnya itu, apalagi saat melihat senyum Rosa yang menyejukkan hati..
~~~
Rasanya rasa lelah Drakon langsung menghilang begitu saja, Tapi semua itu belum bisa Drakon lakukan. karena entah bagaimana Panglima sepertinya sangat menjaga Rosa di dalam pandangannya sendiri. Drakon merasa kesal dan Tidak senang, Drakon berharap bahwa Rosa hanya akan melihat ke arah Drakon saja. bukan ke pria lain ataupun Panglima.
Mata Drakon beberapa kali melirik ke arah Rosa, Beberapa kali juga Rosa tertangkap basah sedang menengok ke arah Drakon. hal itu membuat Drakon tau bahwa Rosa Sebenarnya juga merindukan Drakon.
"Jaga pandanganmu Drakon, kenapa akhir-akhir ini kau suka sekali menatap kearah Panglima kerajaan? kau takut dia akan mengambil tahta milikmu, jika kau memang tidak suka dengannya. kau hanya perlu membunuhnya saja. Setidaknya dengan hal itu Rosa akan sendirian dan tidak ada tempat untuk bersandar lagi." Ujar Madeleine sepekan mungkin, Drakon yang mendengar perkataan Madeleine hanya diam saja. Madeleine salah paham tentang pandangan Drakon pada Rosa. jika Madeleine menganggap pandangan itu untuk Panglima. Drakon rasa tidak ada salahnya Sama sekali, Drakon terlalu malas berbasa-basi setelah ini.
"Rapat Dewan akan segera di mulai!!....." Salah satu pelayan berteriak lagi, lalu semua dewan langsung duduk dengan tenang di tempatnya masing-masing.
Drakon tidak mengerti bagaimana rapat dewan di kerajaan Centaurus, apakah sama Dengan Kerajaan miliknya? Atau berbeda? Drakon memang berniat untuk mempelajari beberapa hal di kerajaan ini. setelah memastikan kerajaan ini baik-baik saja di bawah kendalinya. Drakon akan pulang sebentar ke kerajaan Hibrida, Memberikan tahtanya pada Panglima besar Jrek Saturnus. Panglima yang selama ini menjadi kepercayaan Drakon.
Drakon memang hanya beberapa kali mengirim surat untuk menanyakan bagaimana keadaan kerajaan, Jrek berkata bahwa kerajaan tetap aman dan tidak ada persinggungan yang berarti. baik internal maupun eksternal..
Semua orang sudah mendengar tentang Pernikahan Drakon dan Madeleine, itu kenapa banyak kerajaan lain yang memilih mundur dan tidak berani mengusik lagi kerajaan Hibrida. Semua itu tidak lain dan tidak bukan karena pengaruh Panglima Herold Leven..
Drakon Mendengar sendiri desas-desus yang mengatakan bahwa panglima Herold sangat di pandang baik dan punya citra bagus di telinga para Penguasa beberapa kerajaan. itu kenapa Drakon cukup berhati tentang Panglima yang satu ini, Drakon tidak mau terlalu menampakkan bahwa tidak senang dengan keberadaannya.
Karena kerajaan Centaurus masih terlihat kokoh, itu semua pasti berkat Herold..
"Baiklah.. Kita mulai Rapatnya, aku akan meminta beberapa saran dan kritik dari para anggota dewan. aku juga ingin mendengar sendiri apa saja yang sudah terjadi di kerajaan ini, selama Pemerintahan dari Raja Rendra sebelumnya." Drakon berkata dengan lantang, memberitahu pada semua dewan untuk menjelaskan situasi di dalam kerajaan saat ini.
"Yang Mulia Raja Drakon...." Suara Rosa yang mengalun merdu dan indah membuat semua pasang mata langsung menengok secara bersamaan. Rosa memberikan hormat dengan baik dan Menatap Drakon dengan senyum manisnya.
"Ya.. Silahkan Puteri Rosa." kata Drakon, karena tau bahwa Puteri Rosa ingin mengatakan sesuatu.
"Saya rasa ini bukan saatnya anda Meminta Masalah untuk di jelaskan Yang Mulia Raja, saat ini adalah saat yang tepat untuk anda memilih pengganti untuk kursi Dewan yang kosong. Karena sejatinya, Kerajaan ini tidak akan Bisa Terus berjalan, jika Salah satu kursi dewan di biarkan kosong." Rosa berkata dengan sangat lembut, Perkataanya mencerminkan sekali pendidikan dan Pemikirannya yang luar biasa.
Mendengar apa yang di katakan Rosa, Madeleine Tentu saja langsung meremas tanganya dengan kesal. Rosa terlalu lancang! Karena berani mengajari Rajanya sendiri, di depan para dewan.
"Oh Soal itu, aku kira kita akan membahasnya setelah aku mengetahui masalah apa yang terjadi di kerajaan ini. karena budaya di kerajaan milikku, Masalah adalah hal terpenting. di bandingkan dengan pemilihan dewan istana." Drakon menjawab dengan yakin, Madeleine langsung Tersenyum puas karena mendengar Jawaban Drakon yang begitu Mempesona.
"Maafkan aku yang Mulia Raja, Mungkin itu adalah budaya di kerajaan Anda. Tapi di kerajaanku... Centaurus, tidak akan pernah membahas tentang masalah kerajaan. Jika kursi anggota dewan ada salah satu yang kosong.. Bagi kami, Keluarga Centaurus. Pendapat bersama dan Menghargai Para Dewan adalah hal yang memang harus di jadikan budaya, pada kami dan anak keturunan kami setelahnya." Rosa membantah lagi, Beberapa anggota dewan sudah berbisik bangga. karena Untuk pertama kalinya Puteri Rosa mau bicara setegas itu di hadapan semua orang.