Saat aku kembali ke ruangan rawat inap, ibu ku sudah siuman. Tap masih sedikit lemah, jalan ke toilet perlu di tuntun dan di suapi. Aku mengerti keadaan ibuku, baiklah... aku akan merawatnya. Memang berat, selain jahitan jahitan yang membatasi gerakan nya, juga memar memar yang membuatnya linu, ditambah infusan yang semakin mempersempit gerak nya.
Ibuku bilang, besok aku libur dulu, jagain ibu. Ayah akan menyelesaikan kasus sama polisi, sibuk. Tadi, sekitar jam 10, ibuku di pindahkan ke kamar VIP karena tak lagi di tunjang BPJS, aku dan ayah sibuk merapikan bed cover dan bantal.
Menjelang tengah malam, jam 22.38 WIB, ibuku sudah dari tadi tidur, mungkin menahan rasa sakitnya, berusaha memendamnya sendiri, sedangkan ayahku tidur di bawah samping ibu, aku tidur di bed cover tadi yang agak jauh tempatnya. Handpone ku bergetar, membunyikan notivikasi Whatsapp, aku meladeninya, belum mengantuk. Ternyata pesan dari Adit, menanyakan keadaan ibu dan kondisi sekitarku
Adit alumni:
"Hei, masih di rumah sakit? Kondisi ibumu membaik kan? Omong omong kamar ibumu di kelas berapa dan no. Berapa?"
Rey:
"Allhamdulillah, ibu udah siuman. Keadaan nya membaik. Ngapain nanya kamar? Mau nengok? :P"
Adit Alumni:
"Allhamdulillah kalau gitu, iya... adik aku di rawat inap jadinya, perawatan inrensif. Sekalian nengok ibu km gitu."
Rey:
"Lt. 3, Ruang sakura 2, VIP no 8"
Adit alumni:
"blum ngantuk? Tengah malem loh!"
Rey:
"Blm, adik kmu kamar no brp?"
Adit alumni:
"Lt. 1, VIP Anggrek no 18"
Rey:
Ok. Btw km kok masih blm tidur? G ngantuk?"
Adit alumni:
"udh ngantuk, tapi kapan lagi bisa chattan sm km?"
Rey:
"bisa kok, aku g sibuk"
Adit alumni:
"Y udh. aku tidur dl ya, bsk pagi harus berangkat lg"
Rey:
"Ya"
Hubungan terputus, dia mungkin sudah tertidur lelap, sedangkan aku masih meneruskan lamunan ku, besok aku izin, merawat ibu. Omong omong... tadi sore aku gak lihat RMARE, kemana dia? apa bete gara gara waktu itu aku maki maki? Hufftthh... semoga aja enggak.
paginya, aku bangun amat awal, jam 4 pagi. Aku shallat tahajud, berdoa untuk ibu sambil berharap banyak. Dilanjut dengan Shallat Shubuh. Setelah shallat subuh, aku termangu, mengantuk. Aku berharapada solusi atas semua hal, dan berdoa agar kejadian ini bisa membuat hubungan ayah dan ibu membaik, bahkan benar benar baik. Aku tertidur di atas sajadah, masih menggunakan mukena.
Sekitar jam 7 aku bangun, menyuapi ibu sarapan, dan kembali menjaga ibu. Aku ingin keluar sejenak, mencari udara segar, tapi aku takut ibu kenapa kenapa. Aku menghela nafas, menatap ke luar jendela, berharap sesuatu bisa membuatku berhenti bosan.
Hari demi hari berlalu, hampir 3 minggu aku ketinggalan pelajaran, meski ibu sudah bisa berjalan, tapi lukanya terlalu parah, aku merawatnya di rumah. Ibu sudah di intrograsi tiga hari yang lalu, polisi akan mencari pelakunya, tapi tak usah khawatir katanya, semua akan baik baik saja. Besok aku kembali sekolah, tak ada yang tahu soal ibuku, di keterangan izin, aku hanya memberitahu bahwa aku izin pergi, tak ada keterangan dimana dan sampai kapan.
Aku pergi ke sekolah dengan sepeda, untuk ke sekian kalinya. Saat sampai di sekolah, aku langsung menaruh tas di kelas dan pergi ke halaman belakang sekolah, dimana ada pemandangan sungai panjang dan hutan yang cukup lebat. Ku masih punya banyak waktu, aku sampai di sekolah jam 06.08, bel masuk bunyi jam 07.15, aku membawa beberpa buku pelajaran, berusaha mengejar materi dan mengerjakan tugas tugas yang teman sekelasku beri tahu lewat WA beberapa hari lalu.
Setelah tugas tugasku selesai, aku menaruh buku di tas, lalu balik lagi ke belakang sekolah. Mimggu depan aku PAT, susulan untuk sekolah yang terkena gempa, yaitu sekolah lama ku.
Tiba tiba seseorang duduk di depanku, mengagetkan ku. Aku mundur, menarik nafas waspada. "Kemaren kamu kemana?" Ucapnya
"Ih!!! kamu tuh kenapa sih suka banget ngagetin aku!!!??? Udah aku bilang jangan deket deket!!" Ucapku pada orang di depanku
Dia mundur beberaa centi, "iya iyaa.. sorry! kamu kemaren kemaren kemana?" Ucapnya mengulang pertanyaan
"Bukan urusan kamu!" Ucapku sambil membereskan buku lalu pergi meningglkan nya.
"yeehh.... judes amat sih! Pantes ga ada yang suka" ucapnya sambil meluruskan kaki.
Aku mengacuhkan kata katanya, kembali ke kelas. Aku kembali belajar, beberapa menit sebelum bel masuk, kelas sangat ramai, berisik.
Aku menyimpan buku di loker meja, dan merasa ada sesuatu yang mengganjal, apa?
Ku menarik benda tipis berwarna biru langit, melihatnya baik baik. Ini amplop, punya siapa dan isinya apa?
aku mnbukanya pelan, melihat ada kertas coklat yang mirip bungkus nasi, dengan tulisan besar di atasnya 'Rey'. Hah? Untuk ku? Dari siapa pula ini? Ku membuka kertasnya, membacanya:
I wanna tell something special
To someone special
About some special
In special time
Your voice's beauty, i seriously
I like your creative idea, so idealist
I understand about your think about this world
Realystis and simple
Thanks a lot, you've change my life
Aku mengrenyitkan dahi, menggigit bibir, dari siapa coba??? Orang yang bener bener ngerti tentang aku? Orang yang pinter bahasa ingris? Dan orang yang suka berpuisi? Aku melamun lagi.
Ohh.. iya!!! Mungkin wanita di kelas sebelah, namanya Eka, orangnyabenar benar diam, sangat tertutup. AKu pernah mendekatinya, berusha akrab dengan nya, dan sekarang dia lebih berani menghadapi para pembully dan memiliki nilai lebih baik dalam bersosialisasi. Mungkin dia menganggapku seseorang yang idealis dan realistis? Masa sih? Iya, aku tahu dia memang pintar dalam akademik, bahasa juga. Dia pintar berpuisi dan membuat pantun pantun kehidupan. Hmmm..... Eka ya? Mungkin aja sih. Tapi...