Aku berlari untuk menghindari kejaran Papa hingga aku terjatuh. Perutku yang terasa sakit hanya bisa ku biarkan, bahkan pisau itu masih tertancap di sana dengan darah yang mengalir lebih banyak daripada tadi. Aku berteriak dengan keras ketika Papa semakin lama semakin mendekatiku dengan raut wajah yang begitu marah. Bersamaan dengan apa yang aku lihat, kepalaku mulai terasa sakit. Sungguh, rasanya begitu menyakitkan. Aku berhenti memundurkan tubuhku untuk menenangkan diri dari rasa sakit ini. Namun percuma, sakit yang aku alami begitu menyiksa. Ku lihat lantai, terdapat darah yang mengalir. Bukan dari perutku, tetapi dari arah yang lain. Segeralah ku seka hidungku, benar saja, darah itu mengalir dari sana. Ya, untuk kedua kalinya aku mengalami mimisan ketika kepalaku terasa sangat menyakitkan.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください