webnovel

Chap 1 Tragedi

Ruang adalah yang dia inginkan. Ruang yang bisa digunakannya untuk bernafas dan melakukan hal-hal yang diinginkannya tanpa dipandang sebelah mata oleh orang lain. Dia tidak melakukan kesalahan tapi seolah dunia menunjuknya sebagai seorang tersangka.

Dua puluh tahun berlalu, namun tragedi itu masih saja membayanginya, melingkupnya seolah hal itu tidak terpisahkan darinya. Surganya telah tiada, tempat nyamannya telah hilang, dan sekarang hidupnya hanya terombang-ambing dalam kegelapan.

Dunia nya telah sirna namun dia masih bertahan, membayangkan bahwa semuanya baik-baik saja. Siapa yang akan menyangka gadis 7 tahun, penyuka boneka dan rumah-rumahan barbie menjadi tersangka pembunuhan. Tidak mungkin !! tapi itulah yang terjadi dalam hidupnya.

Reyna menghela nafas dalam-dalam saat bayangan itu muncul lagi, menggerogotinya seolah ingin menyerangnya namun bayangan itu hanya terdiam disudut ruangan, menatapnya dengan mata sayu dan gelap. Seolah-olah berteriak meminta pertolongan. Namun, siapalah dia.. dia hanya seorang karyawan toko yang teronggok didepan kasir menunggu pembeli yang selalu mengantri didepannya.

Tidak ada yang lucu tentang sosok itu, menakutkan pun juga tidak. Tapi hal itu memilukan hatinya. Bayangan itu sudah mengikutinya sepekan ini dan dia tidak bisa mengusirnya. Bulu kuduknya selalu merinding setiap kali sosok itu mendekat namun digenggamnya lagi bandul gelang yang melingkar ditangannya dan sosok itu kembali menghilang. Namun sayangnya hanya beberapa menit sebelum bayangan itu muncul lagi beberapa meter darinya.

Tidak ada yang bisa melihatnya, tentu saja. Hanya dia seorang, lalu apa yang bisa dilakukannya ? Teriak dan menunggu mobil ambulans membawanya ke Rumah Sakit Jiwa ? Tidak.. itu sudah cukup dia rasakan dan dia tidak ingin merasakannya lagi.

"Hei, non.. apa kau tidur ?!! Aku tanya barang ini berapa harganya ?" Seorang customer berteriak dari seberang rak barang-barang olahraga

Reyna tergelak dan mengangkat kepalanya yang berat " 300ribu.." Ucapnya serak

Kemudian customer itu berdecak dengan sebal dan kembali melakoni aktifitasnya.

Reyna mendesah dalam lagi. Matanya sakit bahkan memerah saat ini namun dia tidak bisa apa-apa, pekerjaannya menuntutnya tidak tidur semalaman dan harus menjaga LayMart 8 jam setiap hari dan setiap shift malam.

Hidup tidak pernah terasa menyenangkan untuknya. Dan dia berpikir lagi dan lagi kapan semua ini akan berakhir ?

~~

"Apa yang terjadi malam itu"

"Apa seseorang telah berbuat sesuatu padamu"

"Apa yang dilakukannya ? Apa kau lihat pelakunya ?"

"Apa kau mengenalnya ?"

Pertanyaan itu selalu terbanyang-bayang dikepalanya. Tepatnya pukul 03.50 Malam saat dia berhasil dibawa keluar dari rumah yang telah menjadi tkp pembunuhan. Jantungnya berdegup kencang tidak mengerti apa yang tengah terjadi namun dia tahu bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi. Ibunya terbaring kaku dilantai dengan darah mengalir dari perutnya, dan ayahnya terbujur di depan pintu dengan kepala hancur dan darah membanjiri seluruh tubuhnya, nenek dan kakeknya yang tua renta pun tidak terselamatkan dari sang pembunuh, dengan wajah dan tubuh yang terkena bacokan di mana-mana.

Semua hal itu menjadi tontonan menghibur bagi sang pengejar berita diluar rumahnya. Tapi dalam kepala Reyna kecil, dia masih teringat keluarganya sedang duduk dengan damai di ruang tengah, menonton acara musik dan sambil tertawa-tawa. Reyna teringat ada ditengah-tengah ruangan itu dan ikut berdendang mengikut irama ditelevisi, namun dia tidak ingat ada bel berbunyi ataukah ada penyusup didalam rumahnya.

Dan semua orang yang tahu kejadian itu menuding padanya bahwa semua adalah perbuatannya, bahwa dialah sang pembawa maut dalam keluarganya, bahwa dia adalah seorang penyihir yang membunuh seisi rumahnya.