"Aku jelasin semuanya sama kamu ya ... jangan marah dulu." Perlahan Retta mencoba untuk membujuk pacarnya, karena bagaimana pun dia tidak ingin kalau sampai pacarnya salah paham dengan hal ini.
Amarah itu emang ada, apalagi saat melihat wajah Arkan, tapi untuk mengeluarkan amarahnya pada Retta ... dia merasa tidak bisa. Pada akhirnya Rey menganggukkan kepalanya.
"Singkatnya gini ya, tadi kan aku keluar kelas, terus ketemu sama Victor. Aku gak mau, males berdialog sama dia, karena ujung-ujungnya cuma buat aku emosi."
"Aku menghindar lah dari dia, eh dia ngejar aku, ya aku lari lah, naik tangga. Buru-buru gak tahu karena apa, gdebukh ... jatuh lah aku."
Mendengarkan bagaimana Retta menceritakan kejadian demi kejadian tersebut, amarah yang ada dalam diri Rey mendadak hilang entah ke mana.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください