Naruto
Uchiha Sasuke
Rin
Namikaze Minato
Namikaze Menma
- - - - - - - - - -
°°°°°°°
°°°
°°
°
<©©©©©©©©©>
- - - - - - -
Dua Hari Berlalu
Di apartemen milik Naruto.
'Hey Naruto apa kita akan terus terusan di desa ini? Jika iya aku menginginkan suatu misi yang dapat aku kerjakan' ucap Rin kepada Naruto.
'Hahaha kau pasti tidak betah karena jomblo sendiri kan Rin?' jawab Naruto.
'Eh sapa bilang, aku masih punya Menma kok' balas Rin.
'Cie cie sepertinya kau sudah bertemu pasanganmu wahai kakak' canda Sasuke.
'Apa sih kau ikut ikut saja, sana urua saja si pink mu, hus hus' ucap Rin.
'Hahaha baiklah baiklah jika menginginkan misi kita bisa langsung ke Kantor Hokage saja, kurasa dia akan memberikan kita misi' kata Naruto.
Mereka bertigapun pergi menuju ke Kantor Hokage untuk mendapatkan misi, Rin mengira dia akan mendapat misi yang rendah, karena dirinya adalah ninja yang baru saja menjabat kembali menjadi chunin.
Namun yang terjadi malah mengejutkan, bukan misi tingkat d, c, b, ataupun a, melainkan tingkat S dengan tambahan hanya beberapa tetua saja yang tahu akan hal ini.
Di Kantor hokage
'Menurut kabar terakhir yang ku terima dari Jiraya ketika menyusup di Amegakure yaitu dia menulis suatu kode, namun aku belum dapat memecahkannya, dan menurut info yang kudapan dari seseorang yang pernah tinggal disana, wilayah Amegakure merupakan area dimana Akatsuki berkumpul' ucap Minato.
'6 Biju telah tertangkap hanya tinggal 3 yang masih bebas,yaitu sanbi hacibi dan kyubi, aku punya firasat buruk Akatsuki mengumpulkan semua biju untuk sesuatu yang buruk, itulah informasi tentang misi yang akan kalian jalani'
'Ano Hokage-sama apa kau tidak salah untuk mengirim kami di misi ini, bukannya keberatan sebenarnya saya dan yang lain tentu merasa senang, tetapi apa anda bisa langsung mempercayai kami?' tanya Rin ke Minato.
'Kurasa inilah yang paling baik, dikarenakan jounin andalan ku sedang sakit dan meninggal ketika misi sebelumnya, untuk kepercayan, aku tak perlu meragukannya dia kan putraku' ucap Minato sambil menghadap kearah Naruto.
'Jika begitu baiklah kami siap menerima misi ini dengan senang hati' ucap Rin
Mission S class secret type
Mencari tahu apa rencana sekaligus jika bisa membunuh anggota Akatsuki terutama ketua mereka yang bernama pain, di sekitar Amegakure, sekaligus mencari tahu keberadaan Jiraya yang telah menghilang beberapa hari yang lalu ketika mendapat misi yang sama disana.
Misi di laksanakan 2 minggu
Bonus jika misi berhasil 200rb ryu untuk setiap anggota
Menma place
Ternyata setelah pemakanan selang satu hari, Menma ingin bertambah kuat, dirinya ingin menjemput kembali sang sensei, Jiraya.
Berlatihlah dia di gunung myoboku, dirinya melatih sage mode tipe katak. Latihan Menma untuk sekarang sudah menginjak hari ke 3 yang artinya hanya tinggal 4 hari saja ia dapat berlatih di sana.
'Menma sekarang kau cobalah berfokus di atas papan itu' ucap Fukasaku, sang kakek katak.
'Huh apa kau yakin? Papan itu ada di atas tanah runcing loh, dan di bawahnya (merinding)' balas Menma.
'Cepet laksanakan bodohhh' bentak Fukasaku.
'Baik, baik sensei' ucap Menma.
Percobaan pertama gagal, percobaan kedua gagal lagi, percobaan ketiga berhasil diam di atas papan namun beberpa menit kemudian jatuh, percobaan ke 6 lebih parah lagi, jatuh hingga kedasar, untung tidak mati.
'Ini susah sekalilah sensei' ucap Menma.
'Hemmmm, kau cobalah rasakan hawa cakra alam di sekitarmu, kau jangan hanya berfokus pada keseimbangan' saran Fukasaku.
'Tapi itu kan..' ucap Menma terpotong.
'Jangan banyak bicara, cepat laksanakan' ucap Fukasaku.
Menma lantas mencoba lagi, dengan saran yang diberikan oleh senseinya, Menma mencoba merasakan hawa cakra alam di sekitarnya, terfokuslah indranya.
'Kuyakin kau bisa Menma' ucap Fukasaku dari kejauhan.
Menma membuka mata lalu melompat keatas papan lalu berdiam diri.
'Huh cakra apa ini, seperti aliran air namun sejuk, akupun tidak basah' batin Menma saat merasakan cakra alam melewatinya.
'Cit Cit cit' suara burung hinggap di bahu Menma.
'Ehhhhh, aduhh brukkkk' suara yang terdengar.
Menma langsung kehilangan fokusnya karena suara burung tersebut.
'Ish dasar kau Menma' ucap Fukasaku.
'Akan ku coba lagi Fukasaku-san' teriak Menma.
Di gerbang Konoha
Persiapan Tim 11 tanpa Yamato sensei sudah siap, menandakan mereka siap untuk menjalankan misi.
Dengan banyak orang yang melepas kepergian mereka, bahkan hingga sang Hokage pun ikut turut serta mengantar mereka.
'Hey Naruto, jika kesusahan langsung saja mundur mereka adalah lawan yang berat' ucap Shikamaru.
'Kau tenang saja, Aku kan kuat' ucap Naruto.
'Sasuke kun, kembalilah dengan selamat, kumohon' ucap pelan Sakura yang di dekat Sasuke.
'Humm tentu saja Sakura, aku pasti akan kembali dengan selamat' ucap Sasuke.
'Hey minaa apa tidak ada yang mau menyemangati ku?' teriak Rin.
'Krik, Krik'
'Dasar penduduk luknut, akan kubalas kalian' ucap Rin ganas.
'Hoy Rin semangat, berjuanglah, jangan sampai menyerah' teriakan mulai muncul.
Sang Hokage mulai mendekati Naruto, Naruto sudah agar rish namun apa mau dikata untuk mejaga image di depan publik.
'Pugg'
Suara pelukan seorang ayah kepada sang anak
'Hati hatilah nak, disini kami akan selalu menunggu' ucap Minato di dekat kuping Naruto.
'Baiklah, sekarang lepaskan aku Hokage sama' ucap Naruto untuk menyudahi pelukan dari Hokage.
Mereka berangkat
'Hey Naruto kita kesana menurut perhitungan ku akan membutuhkan waktu 5 hari dengan perjalanan normal, namun dengan Hiraishin kita mampu kesana hanya dalam satu hari saja, kau memilih yang mana?' tanya Rin.
'Kurasa lebih baik kita menggunakan cara normal saja, itu pun juga untuk menghemat cakra kita' saran Sasuke.
'Aku setuju dengan mu sasuke, lebih baik kita menggunakan cara normal saja' ucap Naruto.
'Baiklah' kata Rin.
Hari pertama
Hari pertama mereka lalui tanpa kendala, mungkin hanya ada beberpa bandit ninja, dan tentu mereka dapat mengatasi itu dengan mudah.
Hari kedua
Pada hari kedua, Naruto, Rin, dan Sasuke sudah sampai setengah jalan menuju perbatasan Kirigakure. Mengapa Kirigakure, hal ini di sebabkan karena wilayah Amegakure diampit oleh 5 negara besar, dan pertahanan yang paling lemah adalah lewat jalun air yang dimana jalur tersebut berada di antara Kirigakure dan Amegakure.
Alhasil untuk menyusup kesana mereka harus menuju kirigakure terlebih dahulu, sebenarnya mereka bisa lewat jalur darat namun karena berbahaya dan tujuan mereka hanya untuk mengetahui rencana Akatsuki dan mencari tahu keberadaan Jiraya sensei, bukan untuk berperang.
'Hey Naruto bagaimana cara kita masuk di desa kirigakure nanti?' tanya Sasuke.
'Caranya yaitu kita langsung masuk saja, kan mudah' ucap Naruto sembrono.
Rin dengan tampang horor sambil menatap muka Naruto.
'Hehe baiklah akan kuberitahu, caranya yaitu kita tinggal masuk dan tinggal melapor pada pemimpin disana' ucap Naruto.
'Apa bisa semudah itu? Kita kan ninja luar desa' ucap Rin.
'Itu kan kalian, aku kan sekarang ninja bebas di desa tersebut' ucap Naruto sambil menunjukan suatu benda yang dimana benda itu bertuliskan 'Ninja bebas Kirigakure'
'Hey bodoh darimana kau mendapat benda ini' ucap Rin tak percaya.
'Hehehe kau ingat saat aku membantu perang saudara di Kirigakure?' tanya Naruto.
'Kami ingat' ucap Rin dan Sasuke bersamaan.
'Sebagai imbalan untuk ku, mereka memberikan ku ini, jadi aku tak usah repot repot bingung keluar masuk desa Kirigakure' ucap Naruto bangga.
'Lalu, kami bagaimana' ucap Rin dan Sasuke.
'Ya terserah kalian' ucap Naruto lalu menjulurkan lidah.
'Wahh wahh'
'Bugh bugsh bugh'
'Iya iya kalian akan kubawa masuk juga, teganya kalian mengajar ku lagi' ucap Naruto sambil mengelus pipinya yang bonyok.
'Yeee, dan maaf senpai' ucap Rin.
'Terimakasih senpai' ucap Sasuke.
'Dasar bawahan keji' ucap Naruto lagi.
Menma place
Latihan hari ke 4
'Baiklah Menma, karena kau telah menguasai teknik latihan yang kemarin mari kita melanjutkan ke tingkat berikutnya yaitu mengikat batu besar ini' ucap Fukasaku.
'Batu katak kecil ini, ah tentu aku kuat' ucap Menma.
'Yang besar itu Menma' ucap Fukasaku dengan agak kesal.
'Hey itu besar sekali' ucap Menma sambil menunjuk patung batunya.
Dengan sekali praktek dari Fukasaku, Fukasaku mencoba untuk mengangkat batu tersebut.
Dilihat batu tersebut mulai bergeser, dan perlahan mulai terangkat.
'Hebat sensei, hebat hebat' ucap Menma takjub melihat kekuatan senseinya.
'Huh, sekarang kau cobalah' ucap Fukasaku.
Menma dengan langkah bangganya ia menuju ke patung tersebut, Menma berfikir 'Jika kakek katak itu bisa pasti batu ini ringan, pasti hanya tampilannya saja yang besar'
Menma coba mengangkat.
'Euhhhhhh'
'Eehhshhh'
'Uhhhhhh'
'Berat sekali batu ini' ucap Menma.
'Hey sensei, kau tidak menggunkan jutsu aneh mu kepada batu ini kan' ucap Menma.
'Hemmm, anak bodoh, kemarin kan kau sudah bisa merasakan hawa cakra alam, sekarang cobalah untuk mengambil cakra tersebut masuk kedalam tubuhmu' saran Fukasaku lagi.
Menma yang sudah agak nyambung mencoba perkataan senseinya, untuk kali ini terlalu susah untuk Menma lakukan, karena cakra alam tersebut hanya melewatinya saja, tak ingin masuk kedalam tubuhnya.
Selama 4 jam berdiam diri namun belum juga ada hasil.
Menma terbangun karena tepukan dari sang sensei.
'Mari makan Menma, kau sudah berlatih keras maka mari istirahat dulu' ucapnya.
'Baiklah sensei' ucap Menma.
Acara makan
Menma sambil merenung, ia masih berfikir bagaimana cara untuk memasukan cakra alam tersebut.
Melihat Menma kesusahan takhayal akhirnya Fukasaku memberikan kunci suksesnya lagi.
'Cakra alam itu seperti ikatan ion negatif kau itu bertindak sebagai ion positif, jadi untuk mempu mengambil cakra alam tersebut maka kau harus mengkosongkan pikiran mu dan rilekslah, jangan ada pikiran lain di otak mu dan hati mu, tenang dan jadilah seperti aliran air yang damai' ucap Fukasaku.
Menma lantas mencoba kembali apa yang senseinya katakan.
Dengan perlahan namun pasti cakra alam masuk secara sedikit demi sedikit.
'Kurasa tubuhku menjadi semakin kuat, apa ini yang disebut cakra alam itu' ucap Menma.
Menma membuka mata dan mencoba untuk mengangkat patung batu tersebut.
Perlahan lahan namun yang Menma rasakan bahwa patung batu itu beratnya turun dari percobaan angakatan pertama.
'Hey sensei lihatlah aku bisa mengangkat ini' ucap Menma yang berhasil mengangkat tinggi patung batunya.
'Hebat Menma' ucap Fukasaku sambil tersenyum.
Menma yang sudah terkena pujian akhirnya lupa.
Dirinya melempar patung batu tersebut kerah batu yang lain.
'Brug brug brug brug' semua patung jatuh dan ada yang hancur.
Senyuman yang terlukiskan di wajah Fukasaku lantas langsung menghilang dan diganti amukan, yups amukan untuk Menma.
'Hehe maaf sensei' ucap Menma pelan.
Hari ke tiga
Naruto, Rin, dan Sasuke sudah hampir sampai mungkin hanya tinggal beberapa jam lagi, namun sebelum masuk mereka memutuskan untuk mampir di desa lain dulu.
Naruto melihat di desa kecil tersebut banyak warga yang tertindas oleh bandit bandit.
Mau tak mau mereka harus rela membantu terlebih dahulu.
Hari ke empat
Mereka bertiga sudah mulai masuk ke desa Kirigakure, mereka di sambut dengan hangat oleh warga di sana, terutama Naruto.
'Naruto-san mampirlah kau di toko ku' ucap salah seorang pedagang.
Naruto berfikir, ternyata niat baik di kenang jua, karena sudah selama 4 tahun Naruto tidak berkunjung kesini, namun warga warga disini masih mengingat Naruto.
'Hehe nanti saja paman, aku masih ada urusan penting' ucap Naruto.
Mereka bergegas menuju ke kantor Mizukae untuk membuat laporan kedatangan.
Setelah selesai mereka melanjutkan perjalanan menuju Amegakure lewat jalun air, yaitu melewati lautan luas.
Menma place
'Latihan akan kita lanjutkan seperti yang kemarin, yaitu mencoba menyimpan cakra alam di dalam tubuh mu, untuk kali ini saran ku tidak ada, karena tubuhmu-lah yang akan menerima cakra alam, mampu atau tidaknya itu tergantung dirimu sendiri' ucap Fukasaku.
'Baiklah akan ku mulai' ucap Menma semangat.
Menma mencoba mengusapkan minyak dari air terjun gunung myoboku, karena dengan minyak ini, tubuhnya akan dengan mudah dimasuki oleh cakra alam.
Buing bunging buunging
Wajahnya sudah muncul bintol bentol mirip katak, alhasil Menma menghentikan dahulu latihannya lalu mencoba lagi.
Hari terakhir
Menma telah bisa mengusai sage mode namun dengan proses pengumpulan cakra alam yang masih terbilang lambat.
Itupun dia harus berkonsentrasi sepenuhnya, jika tidak dia akan gagal dan wajahnya akan berubah menyerupai katak.
'Baguslah Menma kau telah mengusai senjutsu katak ini, sekarang marilah kita merayakannya'
Konoha place
Duarr duarr
'Huh suara apa itu?' ucap Shima sang istri Fukasaku.
'Gawat!! Jubah itu awan itu, mereka Akatsuki , aku harus cepat kembali untuk memberitahu Menma kun' ucapnya.
Gunung Myoboku
'Menma kau harus cepat kembali, Akatsuki menyerang konoha, kau harus membantunya' teriak Shima.
'Huh apa kata mu nenek? Konoha di serang? Akatsuki?' ucap Menma tak percaya.
Menma lantas langsung bersiap siap untuk menghadapi kenyataan terburuk yang akan terjadi.
Namun sebelum pergi Menma bertanya kepada sang Sensei.
'Sensei jika aku bermeditasi di sini menggunakan bunsin ku lalu ku panggil dengan cara seperti kuchiyose apa bisa?' tanyanya.
'Hemmm aku belum tau namun kau coba saja, gunakan bunsin mu lalu lakukan apa yang tadi kau katakan' ucap Fukasaku.
'Baiklah' ucap Menma.
Dengan sekali percobaan ternyata berhasil namun itu hanya bunsin biasa bukan bunsin yang sudah menjadi sage mode, karena tak ada waktu yang tersisa lagi Menma mau tak mau harus segera pergi tanpa mencoba dengan bunsin sage mode.
Naruto place
Di gedung pencakar langit Amegakure
'Bagaimana bisa kosong bangunan ini, menurut sumber yang kudapat harusnya Pain dan anggota Akatsuki yang lain ada di sini' ucap Naruto frustasi.
'Naruto kemari, ada mayat disini mungkin kau bisa memgkorek informasi darinya' ucap Rin.
Naruto segera bergegas mengaktifkan motagannya untuk mengintrogasi mayat tersebut.
'Gawat gawat' ucap Naruto spontan.
'Cepat kita kembali Sasuke Rin, segera aktifkan pelapis cakra di tubuh kalian, kita harus kembali ke Konoha sekarang juga' teriak Naruto.
'Huh untuk apa, misi kita kan belum selesai' tanya Sasuke.
'Sasuke segera laksanakan saja' ucap Rin.
Naruto segera merapat jutsu,
Light : boster speed
Tubuh mereka bertiga bercahaya lalu meluncur keatas lalu meluncur dengan kecepatan kilat seperti bintang jatuh di langit menuju Konoha.
Ketika sampai jam 12.00
Yang terlihat hanyalah puing puing bangunan yang telah rata dengan tanah dan pusat kota yang terlihat cekungan besar.
'Huh sudah hancur?' tangis Naruto sambil lututnya menyentuh tanah karena tak kuat menerima kenyataan pahit ini.
'Apa yang sebenarnya terjadi Naruto' ucap Rin tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
'Akatsuki, mereka telah merencanakan ini semua, Pain adalah di balik dalang dari semua ini' ucap Naruto.
'Ayo Naruto kita bantu yang masih selamat' ucap Sasuke.
'Ayolah Naruto, sekarang bukan waktunya untuk menangis' ucap Rin.
'Hummm baiklah kawan' ucap Naruto sambil mengusap matanya.
Penyerangan Konoha jam 10.00
Konoha di serang oleh Akatsuki yang di ketuai oleh Pain, serta di bantu oleh anggota Akatsuki yang lain.
Menma yang sudah berhasil menguasai Senjutsupun harus kalah dengan Pain.
Kekuatan pain sudah setara akan dewa dengan kemapuan dari mata rinnegan miliknya.
Pain menggunakan jutsu shinra tensei untuk membuat cekungan besar di pusat kota.
Hanya butuh beberapa menit saja untuk menghancurkan desa sekelas Konoha.
Nagato dan Konan menggunakan kemampuan mereka untuk melakukan pembunuhan massal disana.
Tak hayal banyak orang yang menjadi korban, Sang Hokage pun yang harus melindungi desanya harus mati di tangan Pain, para jounin dan Chunin banyak yang gugur pula.
Para rooke yang tersisa hanyalah Shikamaru, Neji, Sakura, dan Hinata. Yang lain? Tentu mereka juga tewas.
Perang kali ini di menangkan dengan telak oleh Akatsuki.
Jadi apa yang akan terjadi berikutnya? Apa mungkin Naruto mengeluarkan jutsu rahasianya lagi?
- - - - - - -
- - - -
- - -
- -
-
- -
- - -
- - - -
- - - - - - -
TO BE CONTINUE.
Yang belum follow saya silahkan di follow ya, see u
Vote, Ingat gratis loh gak bayar, dengan vote kalian meningkatakan rasa author ingin up cahpter berikutnya