Lagossia sungguh tidak menyangka kalau Lizzie akan melayangkan pisau tersebut ke arahnya. "Kau berniat berkhianat dariku, huh?" ucapnya seraya menyeka cairan merah kehitaman yang keluar dari torehan luka itu.
"Aku tidak mau disuruh-suruh olehmu lagi. Mataku sudah terbuka setelah aku bertemu banyak orang yang mengatakan padaku kalau kata 'maaf' jauh lebih baik dari balas dendam." Lizzie menunjuk Iblis itu dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya merogoh tas selempang untuk mengambil sesuatu. "Dan aku tidak akan mendengar perintahmu lagi!" lanjutnya saat ia berhasil mengambil sebuah pisau dari dalam tas selempangnya.
Lagossia menoleh pada Thomas yang terbelalak pada tindakan yang dilakukan Lizzie itu. "Bagaimana denganmu, Thomas? Apa kau berusaha untuk membelot juga?"
Dua tangan Thomas terkepal. (Jujur saja, Lizz. Aku tidak ingin melihatmu bertarung sendirian seperti ini,) ujar Thomas melalui pikiran.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください