Aku melakukan scan mencari keberadaan tuan putri. Berbeda dengan sebelumnya saat aku ingin mengetahui seluk beluk wilayah bangsawan.
Kali ini aku hanya mencari tuan putri untuk melakukan kontak telepati dengan nya. Tidak masalah meskipun tuan Putri menyadari keberadaan diriku kali ini.
'Ketemu' Aku langsung memberikan telepati kepada tuan putri yang sedang berada dalam ruang kerja.
("Mohon maaf mengganggu waktu anda, tuan putri. Kami ada masalah. Bisakah tuan putri membantu.")
("Will? hebat sekali kamu bisa telepati sampai ke sini. Ada masalah apa?")
Masalah di gerbang masuk bangsawan aku jelaskan kepada putri Christine. Selesai mendengar masalah tersebut. Mukanya langsung berubah pucat. Aku bisa merasakan tindakan tuan putri berkat sihir deteksi milikku.
("Mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini. Aku bersungguh-sungguh tidak tahu bahwa Gilbert akan sampai melakukan ini. Seharusnya aku lebih berhati-hati lagi dengannya.") Jawab sang putri sambil membungkuk minta maaf ke arahku. Meskipun tidak bertemu langsung, Putri Christine mengetahui posisi diriku berdasarkan sumber mana telepati.
("Gilbert? Siapa dia?") Mendengar nama yang asing di telingaku. Aku hanya bisa menunggu tuan putri bercerita. Seingatku nama ini baru pertama kali kudengar. Mungkin saat berada di bumi nama ini cukup sering muncul. Namun saat berada di dunia ini aku belum mengenal satu orang pun dengan nama ini.
Putri menceritakan bahwa Gilbert merupakan tangan kanan miliknya. Semua urusan administrasi ia kerjakan bersama orang ini. Biasanya ia selalu patuh akan perintahnya. Namun sepertinya untuk masalah diriku, sang asisten menolak kerja sama.
Alasannya karena kampung halaman gilbert sempat dihancurkan oleh ombak monster. Melihat hal itu sejak kecil, ia selalu ingin membunuh semua monster yang ada di depannya. Bahkan monster yang sudah dijinakkan tamer tidak lolos dari incarannya.
("Tidak masalah, tuan putri. Yang penting aku ingin masalah ini cepat selesai. Karena aku ingin memberitahukan hasil dari keputusan kami mengenai keikutsertaan duel.")
("Baiklah Will. Tunggu sebentar. Aku akan segera mengurusnya)"
Setelah telepati terakhir itu, aku memutuskan telepati dan melihat bagaimana putri Christine akan menyelesaikan masalah ini. Aku memberitahukan diskusi dengan putri kepada Hilda dan Sera. Mereka akhirnya tenang setelah mendengar berita dariku.
Kami hanya tinggal berdiam diri saja di depan wilayah bangsawan. Tidak peduli seberapa keras penjaga gerbang hendak mengusir kami. Posisi kami tidak akan berubah apapun usaha yang mereka lakukan.
'Sial, kenapa tugas dari tuan Gilbert sulit sekali. Aku kira tugas ini akan mudah, namun dua orang ini bersiteguh untuk menunggu kedatangan tuan putri. Padahal menurut tuan gilbert, tuan putri sudah menolak pertemuan ini.' Penjaga tersebut kebingungan karena perintah yang diterima tidak sesuai dengan kenyataan. Sampai akhirnya ia mendengar suara kesal dari daerah bangsawan.
"Apa yang kalian lakukan? beraninya menghalangi tamuku, Christine Ramo masuk ke wilayah bangsawan." Dengan langkah cepat Christine pergi ke gerbang depan dan memarahi petugas yang ada di sana.
"Mohon ampun tuan putri, aku hanya mengikuti perintah. Aku tidak tahu kalau mereka adalah tamu tuan putri." Prajurit tersebut kembali mengelak.
"Katakan kepadaku, siapa yang memberikan perintah itu?!!! Aku sudah menyampaikan kepada kepala penjaga untuk memberitahukan semua anak buahnya bahwa hari ini akan ada tamu yang datang. Kenapa perintah kepadamu beda sendiri?" Tanya Hilda dengan nada tinggi.
"I...itu…" Petugas itu sepertinya bingung menjawab karena yang memberikan perintah adalah Gilbert. Ia tidak bisa memberitahukan tentang gilbert karena posisinya akan terancam. Karena ia hanya orang biasa yang beruntung mendapatkan tugas menjaga wilayah bangsawan.
Namun ia juga tidak bisa menolak perintah langsung dari Tuan Putri. Ia berada di posisi yang sangat tidak nyaman.
Melihat drama yang terlalu lama ini. aku memutuskan untuk menggunakan sihir [Truth]. Sihir ini akan membuat targetnya berbicara jujur selama sihir berjalan. Karena aku memiliki mana yang cukup besar. Sihir ini mampu aku lakukan seharian. Akhirnya penjaga tersebut mengakui semua perbuatannya dan akhirnya Kami semua pergi ke ruang kerja Gilbert.
Sang putri sempat melihat ke arahku dan memperlihatkan wajah penasaran. Sepertinya ia tertarik bagaimana sihir [Truth] ini bekerja. Karena itulah aku memberitahukan kepadanya melalui telepati.
("Bagaimana kamu melakukan sihir yang tadi, Will? Berguna sekali sihir itu untuk interogasi. ")
(" Tenang saja, tuan putri. Nanti sihir ini akan aku ceritakan di lain waktu. Sekarang, kita perlu mengurus Gilbert terlebih dahulu. ")
Christine memasang muka murung namun ia tetap mengangguk dan setuju bahwa mengurus Gilbert merupakan hal yang utama. Beberapa menit kami berjalan, akhirnya kami sampai ke ruang kerja Gilbert.
"Gilbert. Apa maksudmu melakukan semua ini? bukankah sudah aku katakan untuk menyambut Will dan teman-temannya dengan baik!" Sang putri tidak basa-basi langsung masuk ke ruangan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Apa yang tuan putri bicarakan? aku tidak memerintahkan apapun. Semua perintah untuk kepentingan tuan putri sudah aku sampaikan kepada para penjaga." Gilbert tanpa merasa bersalah membela dirinya. Sang putri terlihat sangat ingin memukul wajah menyebalkan Gilbert namun ia berhasil menahannya.
"Jangan berbohong, para penjaga sudah mengakui bahwa menolak kedatangan Will adalah perintahmu. Apakah kamu ingin aku tidak menang duel dengan tidak meminta Will membantu?"
Mendengar hal itu mereka saling beradu mulut dan sang putri terus menerus memojokkan Gilbert. Akhirnya ia sudah tidak tahan dan memukul meja.
"Kenapa kamu tidak sadar-sadar tuan putri!!! Goblin lemah ini tidak mungkin memenangkan duel. Apalagi kalau memang dia kuat seperti yang kamu katakan, monster kuat seperti dirinya harus segera dibasmi. Tidak ada tempat monster di dunia ini." Dengan muka yang sangat merah karena amarah. Akhirnya Gilbert mengakui perbuatannya.
"Kupikir selama ini kamu akan memiliki pemikiran terbuka. Ternyata kamu masih pemikiran sempit seperti saat insiden dahulu. Sejak saat itu, ternyata kamu sama sekali tidak berubah. Masih kekanak-kanakan seperti dulu." Christine sangat sedih mendengar tindakan Gilbert.
"Tahu apa kamu tentang diriku, kamu tidak tahu perasaanku saat itu. Bagaimana rasanya rumah tempat tinggal dari kecil dibantai oleh monster. Serta bagaimana monster itu membunuh penduduk desa satu persatu. Bahkan kedua orangtuaku mati di depan mataku. Mana mungkin kamu yang sudah sejak lahir hidup enak di istana mengetahui perasaanku!!!"
Gilbert mencurahkan isi hatinya ketika mengikuti tuan putri selama ini. Ia memberitahukan banyak hal mulai dari bagaimana kejamnya para monster dan hal-hal ekstrim lainnya.
Sama seperti sebelumnya. Karena terlalu drama. Aku memberikan aba-aba kepada tuan putri untuk segera menyelesaikan masalah ini. Namun ia hanya bisa menggeleng-geleng kepalanya. Karena posisi Gilbert cukup tinggi, petugas yang bersama kami ragu untuk menangkap Gilbert. Sedangkan tuan putri tidak mampu membuat Gilbert menyerah dan ia terus mengelak untuk ditangkap.
("Tuan putri, boleh aku tanya sesuatu?mengenai Gilbert?")
("Boleh Will, apa yang ingin kamu ketahui?")
Aku menanyakan kapan kejadian itu terjadi dan di daerah mana. Setelah itu aku memastikan posisi tersebut melalui peta yang sudah aku temukan. Kemudian aku menggunakan sihir untuk melihat ke masa lalu. Setelah memberitahukan kepada tuan putri rencana yang aku miliki. Ia setuju untuk membantuku.
"...Hahh. baiklah kalau begitu, sepertinya ini waktunya kamu mengetahui kejadian sebenarnya yang terjadi dengan kampung halamanmu." Sang putri mulai berakting sesuai dengan rencana.
"??? apa yang tuan putri bicarakan? sudah jelas kampungku hancur karena ombak monster. Karena itulah semua monster harus dibasmi." Tanya Gilbert dengan muka kebingungan mendengar perkataan tuan putri.
"Will, mohon bantuannya."
"..." Aku tidak menjawab perintah putri namun aku mulai menggunakan sihir melihat masa lalu dengan sihir proyeksi. Dengan sihir ini aku mampu memperlihatkan apa yang sebenarnya terjadi pada insiden tersebut.
"Ombak monster terjadi karena jumlah monster dalam dungeon tidak terkendali secara berkala. Hal ini sudah dibuktikan oleh para peneliti saat ini. Namun saat kejadian yang menimpa kampungku. Pengetahuan ini masih belum tersebar luas. Karena itulah ombak monster menimpa tempatmu, beberapa bangsawan yang dekat dengan wilayahmu menolak untuk mengurus dungeon. Kampungmu tidak membayar pajak pada waktu itu sehingga pemilik tanah memutuskan untuk meratakan kampungmu dengan membuat ombak monster. Jadi, bukan monster yang merusak tempatmu. Namun tuan tanahlah yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. Aku memiliki semua buktinya kalau kamu masih tidak percaya."
"TIdak.. tidak mungkin. Jadi selama ini..."
Gilbert melihat tayangan masa lalu saat manusia memutuskan untuk membuat monster menyerang desa. Hal ini mengguncang Gilbert yang tidak tahu apa apa akan hal ini. Aku berniat memberikan bukti nyata kepada tuan putri nantinya.
"Segera bawa Gilbert ke ruang tahanan. Hukuman akan diberikan di waktu yang akan datang."
"Siap tuan putri."
Kami memanggil prajurit yang sudah menunggu di depan ruangan. Berbeda dengan sebelumnya, Gilbert terdiam saat dibawa masuk ke penjara terdekat. Dengan masalah yang ia buat, mungkin saja Gilbert akan mendapatkan penurunan pangkat. Putri Christine sepertinya perlu mencari kaki tangan baru.
Setelah masalah Gilbert selesai, kami kembali ke raungan tuan putri untuk menjelaskan keputusan kami.
"Jadi, bagaimana keputusanmu dengan duel kerajaan, Will?"
Akhirnya. Waktunya aku menjawab tawaran tuan putri serta memberitahukan kepadanya rencana untuk satu tahun mendatang.
chapter terbaru telah tiba. bagaimana menurut kalian perjuangan Will saat ini. Mohon bantuannya untuk memberikan pesan dan kesan untuk novel ini. Terima kasih.
jangan lupa mampir ke situs has-mag.com atau IG @hasmaganime untuk mengetahui informasi seputar anime. arigatou