Persis seperti yang Hilda bilang. Setelah beberapa jam, efek lumpuh mereka sudah mulai hilang. Karena itulah Hilda dan Sera saat ini sudah bisa duduk seperti biasa. Meskipun mereka sepertinya masih butuh waktu untuk melakukan kegiatan berat seperti bertarung, namun kondisi saat ini sudah cukup untuk membuat mereka bisa bergerak secara normal.
Awalnya aku cukup tegang saat mereka sudah mulai bebas bergerak. Karena bisa saja mereka tiba-tiba langsung berubah pikiran dan menyerangku. Untungnya, Hilda menepati janjinya untuk melanjutkan mengajarkan bahasa kepada diriku. Bahkan kali ini aku mulai belajar tulisan yang ada dalam dunia ini.
Uniknya, semua ras dalam dunia ini menggunakan bahasa umum yang sama. Mereka menyebutnya dengan bahasa umum. Namun ras tertentu seperti Dwarf dan Elf memiliki bahasa khusus mereka sendiri, meskipun kebanyakan dari mereka dapat berbicara menggunakan bahasa umum juga. Aku langsung bisa berbicara secara normal dengan Sera dan HIlda saat belajar meskipun hanya beberapa jam.
Bahasa dunia ini cukup mudah, apalagi dengan skill yang aku miliki. Meskipun kemampuan yang aku miliki hanya masih berupa dugaan. Harus melakukan appraisal terlebih dahulu untuk mengetahui kebenarannya. Hilda dan Sera cukup terkejut saat mereka melihat kemampuan bicaraku sudah cukup lihai untuk percakapan sehari-hari.
"Wow, cepat sekali kamu mempelajari bahasa umum." Hilda terkesan melihat progress diriku dalam belajar bahasa. Ia memasang wajah terkejut hingga matanya membesar.
"Biasanya setiap anak-anak sudah mempelajari bahasa umum. Karena itulah aku tidak tahu berapa lama biasanya waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya. Namun kamu cukup hebat Will, bisa sampai tahap ini hanya dalam waktu beberapa jam." Sera juga tidak kalah terkejutnya dari Hilda. Sepertinya memang kemampuanku dalam belajar di atas rata-rata.
"Terima..kasih.." Aku tersipu malu karena mendapatkan ucapan selamat dari mereka berdua. Entah wajah bisa merah atau tidak karena malu, karena aku adalah goblin. Mungkinkah kulit hijauhku juga berwarna merah saat malu? sayangnya, aku tidak memiliki cermin untuk memeriksanya.
"Bagaimana kondisi kalian?" tanyaku kepada mereka berdua dengan menggunakan bahasa umum.
Hilda memeriksa tubuhnya dan melakukan gerak ringan. "Cukup baik, seharusnya besok pagi keadaan tubuh kami sudah membaik. Sera pasti lebih cepat pulihnya karena ia lebih sering bergerak daripada aku yang hanya seorang penyihir." Jawab hilda sambil tersenyum ke arahku.
"Sama seperti Hilda, sepertinya aku membutuhkan waktu satu malam untuk pulih. Besok kami akan kembali ke kota untuk melaporkan hasil quest kami. Apa yang akan kamu lakukan, Will? " Sera menanyakan kepadaku apa tindakan selanjutnya.
"hmmm" Aku berpikir sejenak untuk membuat rencana lebih matang. "Bolehkah aku ikut bersama kalian ke kota? Seperti yang aku bilang. Tujuanku saat ini adalah berkelana dan melatih diriku. Saat kalian berada di kota, aku akan tunggu kalian di luar. Kalau kalian tidak keberatan?"
"Tidak masalah…." Hilda terdiam sejenak dan berkata "Bagaimana kalau kamu ikut dengan kami masuk ke dalam kota. Pastinya akan lebih bagus bagimu untuk masuk. Lebih mudah mencari informasi juga. Aku khawatir kalau kamu menunggu di luar, para petualang akan mencoba untuk melawanmu dan mereka pasti akan kalah. Takutnya nanti akan semakin banyak orang yang mengincarmu di luar kota." Saran tersebut cukup masuk akal. Aku memang tertarik untuk masuk ke dalam kota.
"Bagaimana aku akan masuk ke dalam kota? Apakah goblin bisa keluar masuk dengan bebas?" Aku penasaran dengan saran Hilda. Kalau ia memberikan saran seperti itu, artinya ada cara untuk masuk ke dalam kota sebagai goblin?
"Tentu saja tidak, normalnya setiap goblin yang muncul akan langsung dibasmi. Terutama oleh petualang. Karena batu sihir dan organ telinga goblin dapat dijual. Ada juga quest permanent untuk membasmi goblin. Karena kalau tidak dibasmi secara berkala, goblin akan berkembang biak dengan cepat. Mereka juga sering menghancurkan ladang sehingga membuat warga resah dan mengirimkan quest pembasmian." Hilda menjawab pertanyaanku sambil tersenyum.
"Namun ada cara untuk goblin atau monster lainnya bisa masuk. Benar kan Hilda?" Sera juga menambahkan bahwa ada cara untuk monster untuk masuk.
"Betul sekali, kamu bisa berpura-pura kami jinakkan. Nanti saat berada di pintu gerbang, kami akan memberikan alasan tersebut kepada penjaga. Setelahnya kami akan memberikan aksesori sebagai pertanda bahwa kamu adalah monster yang kami jinakkan. Kami akan berpura-pura memiliki skill [Taming] dan akan membawamu masuk ke dalam kota."
"Ide yang bagus, selama aku tidak melukai warga dan membuat keributan. Aku tidak akan dikejar-kejar oleh petualang selama bersama kalian serta menggunakan aksesori tersebut?" Aku tersenyum lebar saat mendengar saran dari Hilda. Sepertinya [Taming] juga digunakan di dunia ini.
Setelah itu kami melakukan ngobrol ringan sambil menunggu makan malam. Saat makan malam tiba, kami sudah berada di luar labirin dan membuat kemah dan api unggun. Hilda mengeluarkan sebuah makanan dari kantongnya dan menawarkan kepadaku.
"Kamu mau makan ini Will?" Hilda memberikan sebuah benda yang mirip dengan daging kepadaku.
"Apakah ini daging yang sudah dikeringkan? Terima kasih." Aku mengambil daging tersebut dan melihatnya dengan seksama."jadi ini yang namanya jerky, baunya seperti daging namun karena sudah dikeringkan agar lebih awet dan bisa dibawa untuk perjalanan. Aku penasaran dengan rasanya." Tanpa menunggu terlalu lama, aku langsung mencoba daging tersebut. Aku tidak khawatir ada atau tidak adanya racun dalam daging ini. Karena aku kebal dari hal tersebut.
"Rasanya lumayan, meskipun dagingnya agak keras. Kalian makan ini bersama dengan roti saat melakukan perjalanan jauh?" tanyaku kepada mereka. Karena aku hanya butuh mana untuk bertahan hidup. Tidak perlu membawa benda seperti ini untuk bekal perjalanan. Apakah hanya goblin yang bisa melakukan itu? Apakah manusia tidak bisa memakan mana? Aku harus menanyakan ini nanti.
"Betul sekali, karena kami tidak bisa membawa banyak barang. Khawatir akan basi dan membuat barang bawaan menjadi banyak. Biasanya para petualang makan ini untuk mengganjal perut serta meminum air dari penyihir yang bisa menggunakan [Life Magic]. Berbeda saat berada di kota, kami bisa memakan berbagai macam makanan yang lebih segar dan enak." Hilda menjawab dengan tersenyum kecil.
"Tidak ada pilihan lain, karena perjalanan membutuhkan waktu yang lama. Kami hanya bisa membawa jerky sebagai makanan. Ada pilihan lain dengan berburu makanan di sekitar hutan. Namun itu hanya saat kami beruntung saja, terkadang sulit untuk mendapatkan makanan. Ditambah lagi kami harus berhati-hati jika bertemu dengan makanan yang tidak kami ketahui. Bisa saja makanan itu beracun." Sera ngomel sambil meletakkan tangan ke dadanya.
Aku terdiam sejenak dan mencoba untuk bertanya. "Bagaimana dengan...monster? apakah kalian bisa memakan daging monster sama sepertiku?" Karena penasaran, aku mencoba untuk menanyakan ini kepada Hilda dan Sera.
Mereka berdua saling melirik sejenak kemudian menjawab pertanyaanku.
"Daging monster memang dapat dijadikan makanan. Contohnya daging Orc dan juga monster seperti Mad Rabbit. Namun tidak semua jenis monster dapat dimakan. Pastinya kami juga akan enggan memakan daging goblin kan." Hilda memasang wajah terkejut dan menambahkan "Bukan maksudku untuk menghina. Maaf kalau kamu tidak suka aku bicara seperti tadi." Ia memasang muka sedih dan meminta maaf.
"Tidak masalah, lagipula belum pernah melihat goblin lain. Sehingga tidak tahu bagaimana perlakuan goblin di tempat lain." Aku tidak mempermasalahkan hal tersebut dan hanya memberikan senyuman.
Rasa Jerky yang kuterima cukup unik. Pastinya rasanya tidak segar seperti daging yang baru matang. Cukup asin dan agak keras. Namun gigiku tidak memiliki masalah mengunyah jerky ini. Meskipun rasanya biasa saja, namun pasti akan cepat bosan kalau selama perjalanan panjang memakan ini terus-menerus.
"Bagaimana rasanya? Apakah kamu suka?" Sera penasaran dengan pendapatku tentang Jerky ini.
"Lumayan. Rasanya unik karena ini pertama kali aku makan jerky. Namun aku rasa akan bosan makan ini terus-menerus saat perjalanan? " Tanyaku kepada Hilda.
Hilda hanya memasang senyum dan menyetujui perkataanku. "Betul sekali, kalau sudah berhari-hari makan jerky, pastinya akan muncul rasa bosan. Namun kami tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa makan ini. Roti akan cepat basi kalau tidak kami makan, beda dengan jerky."
Sera menambahkan biasanya petualang makan enak di awal perjalanan. Saat pertengahan dan akhir perjalanan, biasanya mereka mulai kami bosan dengan jerky dan langsung pergi ke restoran terdekat saat sampai ke sebuah kota. Ada juga yang memilih untuk berburu monster untuk mengganti suasana.
Kami melanjutkan makan malam sambil memulai banyak pembicaraan. Saat sudah tiba waktunya untuk tidur, Hilda dan Sera sudah membuat tenda sedangkan aku hendak mencari pohon terdekat sebagai tempatku tidur seperti biasa.
"Mau kemana Will? ayo tidur bersama kami dalam tenda." Hilda heran kenapa aku tidak bareng bersama mereka tidur di tenda.
Aku terkejut mendengar hal itu "Memangnya tidak apa-apa? kalian tidak masalah tidur bersama goblin?" Hilda dan Sera hanya mengangguk mendengar pertanyaanku.
'Mungkin mereka masih takut tidur sendiri setelah mengalami kejadian tadi' Aku tidak bertanya mengenai alasan mereka dan mulai masuk ke dalam tenda mereka secara perlahan. Tenda ini cukup luas, cukup untuk 2-3 orang untuk tidur bersama. Namun karena aku goblin, seharusnya tidak mengambil banyak tempat. Mereka berdua mulai tidur dan menyisakan tempat untukku di tengah….tunggu dulu, di tengah? aku akan tidur dengan bunga indah di kedua sisi ku malam ini?
"Aku tidur di tengah?" Aku memastikan bahwa tidak ada kesalahpahaman dalam hal ini.
"Betul Will, aku dan Sera sepakat untuk memberikanmu posisi tidur di tengah. Karena akan lebih mudah untukmu menjaga kami dalam posisi ini bukan?" Jawab Hilda dengan nada rendah karena ia mulai mengantuk dan sudah dalam posisi berbaring.
"Ayo cepat tidur Will, aku sudah mulai lelah akibat kejadian hari ini. Besok pagi kita akan kembali berangkat ke kota." Jawab Seran sambil berbaring dan melepaskan pakaianya.
Hilda juga sudah melepas pakaian sehingga mereka tidak mengenakan baju tidur. Hanya kaos tipis saja yang mereka kenakan. Karena itulah aku melihat dengan jelas pakaian dalam yang mereka kenakan. Secara aku memiliki [Night Vision] sehingga meskipun malam hari, aku masih bisa melihat jelas.
Muncul nafsu dalam diriku dan Naga yang ada di antara selangkanganku hendak terbangun. "Haaah" Aku mencoba menggunakan meditasi dan menghela nafas panjang untuk mengatasinya. Sayangnya bau badan mereka cukup wangi meskipun hanya sempat membersihkan badan di sungai terdekat..
"Hmm, kalian tahu kalau aku laki-laki kan? tahu bagaimana rasanya kalau cowok tidur bersama dengan cewek." Mereka berdua memiliki badan yang seksi dan paras yang cantik dalam pandanganku. Tidak mungkin aku bisa tenang saja tidur di antara mereka.
Hilda dan Sera hanya tertawa kecil dan berkata. "Tentu saja, kalau kami tidak bersiap untuk itu, tidak mungkin kami mencarimu untuk tidur bersama."
Tidur ini...tidak hanya tidur kan? sepertinya hanya sebulan setelah aku tiba di dunia ini, kenikmatan duniawi sudah lama tidak aku rasakan. Tanpa basi-basi aku langsung melepaskan armorku dan tidur diantara mereka.
Aku melihat Sera dan Hilda memiliki wajah yang merah dan terdiam. Perlahan-lahan aku menggerakkan tanganku ke suatu tempat dan melihat reaksi mereka.
"Hmm."
"Ah"
Karena tidak ada penolakan, aku langsung menikmati mereka hingga larut malam…..Jadi ini rasanya kenikmatan dunia. Pantas saja banyak orang yang tersesat dan ingin melakukan hal ini setiap hari. Semoga saja aku masih akan memiliki hubungan baik dengan mereka setelah kejadian malam ini. Karena tindakan ini membuatku merasakan ikatan yang mendalam dengan mereka.
Chapter 9 sudah selesai diedit. Berikutnya akan update chapter 18 dalam waktu dekat. Sampai jumpa pada chapter berikutnya.
Jangan lupa untuk berkunjung ke blogku has-mag.com Aku membahas beberapa anime, manga, dan game di sana. Mata ne