you like you can buy the author a cup of coffee
https://ko-fi.com/adigm17
######
Di sebuah Restaurant bergaya Jepang di dunia manusia, saat ini Adi tengah minum teh bersama Yasaka.
Melihat sosok cantik Yasaka yang terawat dengan baik di umurnya yang sudah lebih dari 30 tahun, Adi harus berkata bahwa Yasaka sangatlah menggoda.
Apalagi Yasaka kali ini mengenakan Kimono motif bunga sakura yang sangat serasi dengan gambaran seorang istri cantik Jepang yang melayani suaminya membuat teh.
" Ini silakan diminum" menyodorkan secangkir teh hijau alami yang baru saja dibuat olehnya.
" Terima kasih" jawab Adi dengan senyum dan menyesapnya, saat masuk ke dalam mulut aroma segar dari teh hijau bercampur dengan rasa sedikit pahit membanjiri mulut Adi.
Tidak bisa tidak memuji Adi berkata " Teh yang enak" menatap Yasaka dengan penuh senyum.
Mendengar pujian dari Adi, Yasaka entah kenapa menjadi malu dia memiliki pikiran seperti suaminya yanh saat ini memuji dirinya sehingga tanpa dia sadari dirinya menjadi malu dan memerah.
" Kenapa wajahmu memerah?" Tanya Adi tiba-tiba membuat Yasaka kaget.
" Ahhh...ini.....aku agak gugup saat tadi membuat teh" jawab Yasaka dengan malu sambil mencubit erat kimononya.
Melihat tingkat Yasaka ini Adi menjadi semakin gemes, jadi dia berkata lagi.
" Kenapa kamu harus gugup, apakah ada sesuatu yang aneh dengan ku?" Tanya Adi lagi.
" Ahhh..tidak..tidak...kamu salah sangka!!" Segera yasak meminta maaf takut Adi berpikiran yang aneh.
" Ohhhh...saya pikir kamu gugup karena ada sesuatu yang aneh pada diri saya" balas Adi tanpa beban.
Melihat Yasaka yang penuh dengan kegugupan Adi tak tahu harus berkata apa, di depannya jelas seorang wanita dari bangsa Yokai yang telah memiliki anak, namun nyatanya saat ini Yasaka tidak berpenampilan seperti itu, justru dia dengan jelas menampilkan sikap seperti wanita muda yang baru saja jatuh cinta .
Penuh dengan kegugupan dan rasa malu di satu sisi dan disisi lain bingung untuk berkata dan bertindak apa karena takut membuat image yang buruk di depan orang yang dia sukai.
" Emmm..terima kasih telah menyelamatkan saya dan rakyat saya" kata Yasaka kembali mencoba mengontrol emosinya dan mengutarakan niatnya mengundang adi untuk minum teh, sebagai ucapan terima kasih atas pertolongannya.
" Apakah hanya itu saja?" Tanya Adi lagi.
" Ugh...maksud kamu??" Tanya Yasaka bingung.
" Ya maksud saya apakah hanya ucapan terima kasih saja yang akan kamu katakan kepada saya sebagai imbalan untuk menolong nyawa kamu dan rakyatmu?" Tanya Adi lagi dengan ekspresi sedikit kecewa.
" Iya.....ahhh...tidak.....uhhhh...tunggu.....bukan hanya itu" Yasaka menjadi bingung dan tidak tahu harus berkata apa dengan pertanyaan Adi.
" Melihat kami bingung baurkan aku membantumu" kata Adi kembali.
" Apakah kamu tulus menyampaikan ras syukur kami?" Tanya Adi lagi mencoba membantu Yasaka.
" Iya...aku tulus berterima kasih mewakili rakyatku " kata Yasaka segera.
" Tetapi aku merasa kamu tidak begitu tulus, karena hanya menjamu teh saja saya merasa ini terlalu kasar bukan" kata Adi menyela.
" Itu...itu....." Tak tahu harus berkata apa, dia juga merasa tindakan yang dia miliki saat ini jelas bisa dikatakan tidak mencerminkan sikapnya yang telah dibantu oleh Adi untuk bisa selamat, apalagi kemudian Adi memusnakah semua musuhnya yang juga bisa disimpulkan sebagai menyelesaikan semua masalah yang ada pada dirinya Tentang pasukan pemberontakan.
Jadi memikirkannya lagi dia juga merasa wajar jika Adi menjadi kecewa jika dia hanya mengatakan hal demikian.
Jadi segera dia berkata kepada Adi " lalu menurut kamu apa yang harus aku lakukan untuk menyampaikan rasa terima kasih karena telah kamu tolong?"tanya lagi Yasaka.
"' hal ini hanya bisa ditentukan oleh diri kamu sendiri, sebagai pihak yang ditolong tentu saja kamu dapat dengan yakin mengukur seberapa besar anugerah yang telah saya bawa terhadap kondisi kamu yang terdesak sebelumnya, sehingga kemudian kamu bisa menyadari dengan tulus apa yang aku maksud.
Karena sekali lagi ini hanya bisa dijelaskan oleh niat yang kamu miliki, dan jika kamu menolak maka saya hanya bisa berkata bahwa rasa syukur yang kamu miliki tidak ada di dalamn diri kamu, dan saya hanya bisa berkata bahwa ketidak beruntungan telah menghampiri saya" kata Adi membalas .
Mendengar apa yang adi katakan, yasaka juga menyadari kesalahan yang telah dia lakukan bagaimana mungkin tindakan yang dilakukan oleh Adi dapat diucapkan dengan tindakan yang begitu sepele, belum lagi menyelamatkan nyawanya dan juga bawahannya bisa dikatakan sebagai tindakan yang sangatlah terpuji dan sangat sulit untuk diukur dengan sesuatu yang berdasarkan materi.
Sehingga dalam hal ini tentu saja Adi yang meminta yasaka untuk lebih bijak dalam berterima kasih juga memahami apa yang dipikirkan oleh Adi.
Namun sekarang dirinya menjadi dilema Karena pada dasarnya dia bingung harus mengganti apa rasa syukur karena telah diselamatkan oleh Adi sehingga kemudian Adi merasa bahwa menyelamatkan nyawanya dan juga bawahannya adalah tindakan yang sepadan untuk dilakukan.
Sebab seperti pepatah mengatakan bahwa anugerah menyelamatkan nyawa adalah sesuatu yang tidak bisa diukur dengan nilai-nilai materi, karena sebesar apapun nilai materi tersebut pada dasarnya tidak pernah bisa membeli sebuah nyawa.
" Lihat kamu masih dalam keadaan yang bingung mungkin aku bisa menyarankan" adi berkata kembali kepada Yasaka.
" Apa itu?" Tanya yasaka.
" Ini mudah, biarkan aku bertanya beberapa hal terlebih dahulu kepada kamu" kata Adi lagi.
" Baiklah kalau begitu saya setuju" jawab kembali yasaka.
" Apakah kamu sudah menikah?" Tanya adi.
Mendengar pertanyaan yang diberikan oleh Adi tentu saja yasaka menjadi bingung pada awalnya, tetapi kemudian dia juga menyadari bahwa saat ini bukan waktunya untuk memikirkan hal tersebut sehingga kemudian dirinya kembali menjawab.
" Aku sudah menikah dan memiliki seorang putri, namun saat ini aku adalah seorang janda" jawab yasaka dengan sedikit rasa malu.
Mendengarkan hal tersebut Adi hanya menganggukkan kepalanya seraya kembali lagi berkata, " jika aku menyarankan kamu untuk menjadi wanitaku apakah kamu keberatan?" Tanya Adi lagi.
" Ahhhh.... Apa yang kamu katakan!!!! Apakah aku tidak salah??" Tanya Yasaka dengan terkejut.
" Tidak, kamu tidak salah mendengar tentang apa yang aku tanyakan" jawab Adi lagi.
" Kalo begitu.....itu.... Apakah kamu serius dengan apa yang kamu katakan???" Tanya yasaka dengan ekspresi yang lebih serius saat ini.
" Apa yang aku katakan semuanya adalah kebenaran, jadi jangan kembali lagi bertanya sekarang kamu hanya perlu menjawab apakah semua yang aku tanyakan tersebut benar adanya???" Sekali lagi Adi bertanya kepada Yasaka.
" Itu....itu.....aku...." Dengan wajah malu dan memerah yasaka terbata-bata, ingin menjawab pertanyaan dari adi.