Di dalam sebuah kelas, Kamiyama Setsu, duduk di kursi sambil menumpukan tubuhnya di meja. Bel penanda pulang sebelumnya baru saja berbunyi sehingga murid murid lain kini sedang bersiap untuk pergi. Sang guru yang sebelumnya mengajar, setelah mengucapkan salam dia langsung pergi meninggalkan kelas.
"Hei kau, mau sampai kapan kau diam seperti itu?"
Seorang murid perempuan datang menghampiri Setsu yang sedang terduduk malas di tempat duduknya. Rambutnya yang sedikit kemerahan memberikan ciri khusus padanya.
"Amane?"
Akibara Amane, orang tuanya dan Setsu merupakan kenalan bahkan sebelum mereka lahir.
"Ya, cepatlah bereskan peralatan mu lalu kita pulang."
"Baiklah..."
Setsu mulai membereskan barang barang miliknya.
"Sudah selesai?"
"Ya."
"Kalau gitu mari kita pergi sekarang."
Jawaban singkat tersebut mengakhiri percakapan di kelas dan mereka berdua mulai beranjak pergi meninggalkan ruang kelas.
Meninggalkan sekolah, kini mereka berada di trotoar di pinggir jalan. Terlihat beberapa kedai terpampang di sepanjang jalan dan beberapa mobil berlalu lalang pada jalan di sebelah mereka.
"Setsu, bagaimana kabar kakakmu saat ini?"
"Kakak ku? Entahlah, kurasa dia baik."
Setsu saat ini hidup dalam keluarga yang lengkap dengan 1 orang kakak dan 1 orang adik.
"Benarkah? Syukurlah kalau begitu. Aku mungkin sedikit khawatir karena belakangan ini aku jarang bertemu dengannya."
"Oh? Kau khawatir? Kupikir kau hanya perempuan kasar yang akan- guhk"
"Berisik!"
Belum selesai perkataannya sebelumnya, ia dihentikan oleh sebuah cekikan yang berakhir di lehernya.
Beberapa detik kemudian cekikan di lepaskan, Amane kini berjalan riang sambil menggumamkan sebuah lagu. Sifatnya yang cepat berubah itu selalu membuat orang lain heran, bahkan Setsu yang tumbuh bersamanya pun mengalami hal yang sama.
"Hei, Berhentilah berjalan seperti itu. Itu berbahaya, kau tahu?"
Mereka saat ini sedang berada di zebra cross ingin menyeberangi jalan. Lampu pejalan kaki memang berwarna hijau dan jalan masih terlihat sepi.
"Ayolah, aku akan berhenti setelah aku puas-"
"AMANE!!"
Setsu melompat secara tiba tiba setelah berteriak. Lampu pejalan kaki masih bernyala hijau. Dan lampu lalu lintas untuk kendaraan berwarna merah. Namun lihat saat ini, sebuah mobil dengan kecepatan yang kencang melaju tepat menuju ke arahnya. Tertabrak oleh itu, dia terlempar beberapa meter. Rasa sakit disertai dingin menyebar ke sekujur tubuhnya. Pandangannya mengabu lalu sedikit demi sedikit memburam lalu menghitam. Beberapa suara ricuh terdengar sebelumnya, tapi sepertinya sekarang sudah tidak ada lagi. Dalam benaknya masih tak menyangka bahwa dirinya akan berakhir seperti ini, tapi yah, ini juga memang sudah seperti takdir.
Terima kasih
-LicL071