webnovel

Record Of House Of Lunar

Vrast-Nik'less Lunar menanggung beban sebagai kepala negara dan kepala keluarga dari House of Lunar di usia muda. Tak jarang ia terpaku diantara dua pilihan, mementingkan negara atau keluarganya. Dan seiring dengan banyaknya pilihan yang telah ia lalui sedikit demi sedikit ia menyadari siapa dirinya dan apa yang harus ia lakukan untuk negara dan keluarganya.

Robocosaa · ファンタジー
レビュー数が足りません
2 Chs

Vrast-Nik'less Lunar

Aku, Vrast-Nik'less Lunar seorang bangsawan, putra ke-4 dari Grindst-Kre'ed Lunar, seorang Count dari negara Vestago dan kepala dari House of Lunar, tidak pernah terpikir sedikitpun dalam benakku untuk menggantikan ayahku menjadi Count of Vestago dan kepala dari House of Lunar.

Menjadi urutan ke-4 pewaris kekuasan negara monarki sangat merepotkan. Banyak pihak yang mendekati meskipun kau jauh dari tahta. Asalkan memiliki klaim yang kuat, mulai dari bangsawan rendah atau para pengusaha perdagangan, banyak yang ingin memanfaatkan situasi dengan mendukung perang suksesi demi kepentingan ambisi pribadi mereka.

Tapi hal merepotkan seperti itu tidak untukku. Karena keluargaku terlalu harmonis.

Ayahku adalah seorang pemimpin yang adil dan amanah, dicintai oleh rakyat dan vasalnya. Tak sedikit negara tetangga yang berusaha menjalin hubungan baik dengannya. Dengan sifatnya itu berujung kenapa keluargaku tetap harmonis meskipun aku memiliki 3 orang ibu, 3 saudara laki-laki dan 4 saudara perempuan. Semua bangsawan yang aku kenal setidaknya memiliki satu saudara yang berusaha membunuhnya. Dengan situasi seperti ini jangankan aku anak laki-laki ke-4, anak laki-laki ke-2 pun hanya berpikir bagaimana dirinya berguna untuk kakaknya setelah mewarisi tahta kelak saat ayah kami mangkat.

Namun diantara 8 bersaudara aku dinilai sebagai yang paling aneh, dan tidak jarang aku setuju dengan pendapat itu, karena aku sendiri pun terkadang tak mengerti apa yang aku pikirkan.

Banyak masa-masa kecilku diwarnai kelakuanku yang eksentrik, setidaknya itu menurut ketiga ibuku beserta saudara-saudaraku.

Pernah ibuku bercerita, suatu malam saat aku berumur sekitar 3 atau 4 tahun, aku keluar dari kamarku untuk menuju dapur karena lapar, dan hal itu menyebabkan kepanikan seisi mansion.

Menjadi seorang bangsawan kaya dengan memiliki tanah kekuasan yang terus berkembang, tidak aneh jika keluarga kami memiliki banyak pelayan di dalam mansion besar tempat kami tinggal. Mereka memiliki tugasnya masing-masing selama 24 jam. Di dalam mansion para pelayan wanita juga memiliki ruang tunggu disetiap sudut bagian di dalam mansion, karenanya jika kami memanggil dan membutuhkan sesuatu, mereka akan segera bergegas berlari memenuhi kebutuhan kami. Tapi aku jarang mengandalkan mereka dan memilih untuk melakukannya sendiri, mungkin hal ini juga salah satu alasan kenapa aku dianggap berbeda.

Setiap dimalam hari para pelayan wanita akan memeriksa setiap kamar anak-anak untuk melihat kondisi mereka. Tidak sesekali para pelayan wanita memergoki Kellien-Hoftta kakak laki-lakiku yang ketiga, serta Valleran-Fume dan Mythra-Kareri, kakak perempuanku yang pertama dan kedua, mereka masih terjaga dengan lilin menyala atau jendela terbesar dikamar mereka terbuka agar cahaya bulan menerangi kamarnya. Mereka masih terjaga dan belum tertidur karena sedang membaca buku dimalam hari. Para pelayan wanita akan memarahi mereka dengan mengancam akan membangunkan ayah atau ibu mereka jika mereka tidak segera tidur. Disaatnya para pelayan wanita memeriksa kamarku, mereka menemukanku tidak ada ditempat tidur. Karena ini bukan sekedar aku masih terbangun, tetapi aku benar-benar menghilang dari kamarku, para pelayan wanita panik dan memanggil para penjaga yang sedang berjaga di luar mansion.

Di mansion tempat kami tinggal, dapur dengan rumah utama adalah bangunan yang terpisah. Dapur kami berukuran agak lebih besar dari rumah biasa di pinggiran kota. Selain menjadi tempat memasak, dapur tersebut juga menjadi gudang makanan, umumnya diisi dengan berbagai macam rempah dan bahan makanan eksotis yang dapat disimpan lama. Dengan terpisahnya bangunan utama dengan dapur adalah alasan yang membuat berjalan menuju dapur cukup memakan waktu. Dan sepertinya aku melewati seorang pelayan pria yang tertidur didekat pintu masuk dan langsung memasuki dapur tanpa membangunkannya.

Setelah entah berapa lama aku berada di dapur, tiba-tiba seorang pelayan wanita datang dan melihatku sedang membuka semua pintu lemari yang ada di dapur dan gudang makanan. Pemandangan pintu lemari yang terjangkau oleh badan kecil anak berumur 5 tahun baik besar maupun kecil semuanya terbuka dan diriku yang tetap melanjutkan membuka pintu lemari sambil menggigit daging dendeng kering setelah menyadari kehadirannya, rupanya membuat pelayan wanita tersebut terdiam kebingungan. Setelah tertegun dia langsung menggendongku dan berlari keluar dapur menuju ruangan utama di dalam mansion. Memasuki ruangan utama secara dramatis dengan menendang dua daun pintu, pelayan wanita yang terengah-engah tersebut tiba-tiba mengangkat tinggi diriku dengan kedua tangannya dan berteriak 'Ooooooooo' dengan ekspresi bahagia seperti baru saja memenangkan sebuah kompetisi besar.

Di ruangan luas yang didekorasi dengan berbagai benda seperti, karpet mewah, patung hingga berbagai macam hiasan dinding ayahku tertawa terbahak-bahak sambil memegang secangkir kopi, sedangkan ketiga ibuku terlihat khawatir dan diantaranya sudah ada yang menangis.

Saat ditanya apa yang sedang aku lakukan di dapur saat malam hari, katanya aku menjawab secara tidak jelas sedang mencari makanan dari lemari dengan suhu yang dingin seperti es dibagian dalamnya.

Bukan hanya itu saja aku menghilang dari kamarku. Pernah aku hampir keluar menuju perokatan dimalam hari untuk menuju 'toserba 24 jam', tentu saja tidak ada yang mengerti perkataanku saat itu termasuk diriku.

Setiap kali aku melakukan hal-hal tersebut ayahku hanya tertawa dan dia menemukan kelakuanku seperti hiburan untuknya. Lain halnya dengan ketiga ibuku, mereka selalu menunjukan reaksi khawatir dan cemas.

Ibu tiriku Altrea-Q'eran istri pertama dari ayahku, memarahiku dengan suara lantangnya, karena aku selalu semberono dalam bertidak dan tidak pernah meminta tolong orang atau lain memangil pelayan saat membutuhkan sesuatu. Untungnya tidak hanya aku yang dimarahi, terkadang aku berbagi situasi ini dengan ayahku karena dia terlalu santai menanggapi situasi. Dilahirkan dari keluarga bangsawan yang berpengaruh, menjadikan dia orang yang sangat tegas dan ketat dalam peraturan.

Dari ketiga ibuku ada yang terlalu berlebihan saat aku hilang dari kamar atau melakukan hal berbahaya lainnya, ibu tiriku Illnea-Fayen istri kedua dari ayahku. Dia akan mulai menangis dan bertidak gegabah jika menyangkut keselamatan anak-anaknya. Bahkan dia tidak akan membiarkan anak-anaknya untuk berlatih menunggang kuda tanpa pengawasannya.

Dan yang terakhir adalah ibu kandungku Marialn-Noel, dia yang paling tenang. Biasanya dia hanya menenangkan ibu tiriku yang kedua, Illnea-Fayen yang panik dan menangis, kemudian mengingatkanku karena aku selalu mengulangi kelakuan ku yang dilarang olehnya, seperti mengatakan hal-hal yang tidak mengerti atau melakukan hal yang tidak sewajarnya.

Dan saat ini umurku sudah 15 tahun, mereka tetap saja memarahi, mencemaskan dan mengingatkanku melalui surat walau aku sekarang sedang belajar di akademi yang berada jauh di ibukota kekaisaran.

Selama di akademi biasanya kakak perempuanku yang kedua, Mythra-Kareri yang mengawasiku. Dan entah mengapa adik perempuanku, Kallen-Ei'ltra yang sedang berada ditahun ketiganya di akademi juga ikut mengawasiku, dari merekalah ketiga ibuku mendapatkan banyak inspirasi tulisan untuk isi surat yang akan dikirimkan kepadaku. Di akademi kami mendapatkan izin kembali kerumah hanya pada saat libur musim panas, jadi surat-surat dari rumahlah yang mengobati rasa rindu kami. Karenanya mendapatkan surat dari keluargaku di rumah sangatlah menyenangkan.

Tapi hari ini aku mendapatkan surat dari keluargaku yang tidak kuharapkan, karena surat ini tidak datang dari rumah melainkan dari medan peperangan.