Di pagi yang indah secara tidak sengaja muncul sebuah lingkaran sihir mengelilingi akademi, dan memindahkannya ketebing tinggi yang sangat asing. Hal tersebut membuat kericuhan.
"Sial, apa ini?!" kepala akademi, Zain, bergumam dan menganalisis situasi saat ini. "Sepertinya akademi ini telah berpindah tempat. Gawat, sepertinya ini dunia lain, Tidak salah lagi, ini perbuatan para Dewa. Sial, yang terpenting adalah keselamatan murid-murid." Kepala sekolah kesal dengan kondisi saat ini sembari menghela nafas.
Semua murid dan guru panik akan kondisi saat ini, Ruin menanggapi kondisi ini dengan sangat tenang sembari menghela nafas.
"Semuanya, tenang. Pak akademi sekolah pasti bisa mengatasi masalah ini, kita sedang berada di dunia lain, jadi tidak perlu kuatir dengan kondisi saat ini." Ruin menatap langit-langit setelah selesai menganalisis kejadian saat ini.
Muncul sebuah lingkaran sihir yang kecil didinding dan terdengar suara pak kepala sekolah yang menenangkan semua orang dan menjelaskan kalau semuanya aman. Lalu, Pak akademi sekolah menggunakan sihirnya untuk memindahkan akademi kebawah dan menyuruh semua orang keluar dari akademi.
"Semuanya sudah aman, kalian boleh keluar." ucap Pak kepala akademi sembari menganalisis dunia ini.
"Jarang sekali aku melihat kepala sekolah serius menanggapi kondisi seperti ini, biasanya kau adalah orang yang menganggap semuanya lelucon." Ucap wakil kepala akademi yang baru saja keluar dari akademi.
"Tentu saja, kita berada di dunia lain. keselamatan murid-murid itu lebih penting, kita bertanggung jawab atas keselamatan mereka. Azhek, gunakan sihirmu untuk mencari kota terdekat dan sembunyikan akademi kita didalam dimensimu." Kata pak kepala akademi ke Azhek.
"Oy, semuanya, cepat keluar. aku akan memindahkan akademi ini kedimensi ku, lalu kita semua akan menginap di kota terdekat." Ucap Azhek kepada murid-murid dan guru yang masih berada didalam akademi.
Dilanjutkan dengan sihir yang mampu mendeteksi dari jarak jauh, dari jarak 6 kilometer. Ada sebuah kota kecil diutara.
"Semuanya, aku menemukan kota kecil diutara sejauh 6 kilometer. Pak Zain, gunakan sihir teleportasi mu agar semuanya cepat sampai kekota itu." Ucap Azhek.
Dalam waktu yang sangat singkat, semuanya sudah berada di kota kecil tersebut. lalu kepala sekolah memerintahkan mereka untuk mencari penginapan disekitar kota.
"Ruin! Ayo kita pergi mencari tempat makan, aku merasa lapar." Ucap Laura yang menarik tangan Ruin untuk mengajaknya mencari tempat makan.
"Iya-iya, setelah itu kita cari penginapan, hanya untuk kita berdua." Ucap Ruin.
Laura seketika berhenti sejenak mendengarkan ucapan Ruin, pipinya memerah mendengar ucapan tersebut sampai-sampai membuatnya hening sekejap.
"Heh?! A-apa maksud dari ucapanmu Ruin? Penginapan untuk kita berdua?!" Laura dengan ekspresi malunya secara gugup berkata demikian.
"Iya, aku ingin kita bisa lebih dekat tanpa ada yang mengganggu." Jawab Ruin dengan santai.
"Eh—um, iya, baiklah kalau itu yang kamu mau." Ucap Laura yang masih malu.
Ruin mengeluarkan senyum tipisnya, lalu dia menarik tangan Laura untuk kembali mencari tempat makanan. Laura dengan ekspresi malunya hanya terdiam mengikuti keinginan Ruin.
Banyak orang yang tidak sadar kalau ada sebuah sosok yang sedang mengintai aktivitas semua orang yang berada di dunia tersebut, ia merupakan dewa penjaga. Dewa yang membentuk dunia ini dengan konsep beserta isi-isinya. Pak kepala akademi sudah menyadari kejanggalan ini sedari awal.
"Tak kusangka, orang-orang yang kupanggil tadi itu merupakan orang dengan kemampuan yang luar biasa. Orang itu, sepertinya merupakan kepala akademi akademi itu. Benar-benar tidak wajar, dia sedari awal sudah mengetahui keberadaan ku, tapi kenapa dia diam saja." Ucap dewa tersebut sambil kebingungan dengan orang-orang yang dia panggil karena memiliki bakat yang luar biasa.
"Ini aneh, orang tersebut mahluk yang sama sepertiku? Dia tidak terpengaruh oleh sistem dunia ini, semua mahluk yang berada diduniaku mereka semua berjalan didalam sistem sebab-akibat duniaku. Orang ini bahkan tidak terpengaruh oleh hukum dan kausalitas dunia, ini aneh. Seharusnya dewalah yang tidak terpengaruh oleh hukum dan sistem sebab-akibat dunianya, kali ini ada orang yang sama seperti ku tidak terpengaruh!" Ucap sang dewa yang sambil bertanya-tanya dengan kondisi saat ini.
"Tentu saja! Kau pikir, aku akan terpengaruh oleh sistem sebab-akibat dan hukum yang kau buat? Jangan mimpi! Aku bukan mahluk rendahan, sudah kuduga kalau ada dewa yang mengatur dunia ini." Ucap kepala akademi yang datang dari belakang sang dewa.
"A—apa?! Bagaimana bisa kau masuk kesini?!" Tanya sang dewa yang sangat kaget.
"Tentu saja, setiap dewa memiliki tempat nya untuk memantau dunia mereka. Wajar saja kalau aku tau dimana tempat mu." Jawab Kepala akademi.
"Berengsek!! Mahluk yang tidak mengikuti aturan dan sistem dunia adalah musuh para dewa, semua mahluk harus mengikuti aturan dan sistem. Siapa yang tidak mengikuti nya, adalah musuh terbesar para dewa. Itu sama saja menentang perintah dewa!" Ucap sang dewa yang marah kepada kepala akademi.
Kepala akademi menganggapi ocehan tersebut dengan ekspresi santainya, hal itu membuat sang dewa tidak bisa menahan emosnya lagi. Sehingga, membuat pertarungan diantara keduanya tidak terelakan. Bentrokan kekuatan diantara keduanya membuat dimensi tempat dewa tersebut hancur, sampai-sampai membuat mereka bertarung didunia sang dewa.
Saat itu juga, semua mahluk yang ada di seluruh dunia merasakan ketakutan yang luar biasa sampai-sampai membuat mereka gila karena tidak bisa menahan aura yang dipancarkan sang dewa. Dewa adalah entitas yang mengatur tataran dunia, mereka adalah mahluk dengan kedudukan yang tinggi. Kemampuan dari aura para dewa itu berbeda-beda. Mahluk biasa tidak akan bisa menahan efek dari aura para dewa.
Merasakan aura sang dewa, membuat Azhek yang merupakan wakil kepala akademi tertarik untuk melihat pertarungan diantara keduanya. Hal ini disusul oleh Ruin dan Laura, mereka tidak terkena dampak dari aura sang dewa. Hanya mereka bertiga saja yang menolak dampak dari sang dewa.
Sementara itu, pertarungan antara sang dewa dan kepala akademi berlangsung cukup lama sampai-sampai membuat gunung-gunung dan semuanya hancur. Tetapi, Dengan benang takdir yang menyelimuti tubuhnya, pak kepala sekolah memiliki pertahanan yang luar biasa. Membuat semua serangan yang dewa itu lancarkan menjadi tidak berguna, benang takdir itu menyelimuti tubuh nya saat pak kepala akademi diserang dan melindungi nya dengan takdirnya.
"M—mustahil! Semua serangan ku tidak bisa mengenainya, apakah ini karena benang itu?! Apa-apaan kekuatan itu!" Ucap sang dewa yang kaget dikarenakan serangannya tidak mampu mengenai pak kepala akademi.
"Benang itu sangat kuat, bahkan bisa membuat serangan dewa itu tidak berguna. Pantas saja orang itu menjadi kepala akademi." Ucap Ruin.
"Itu benar, Zain adalah orang yang special. Kami berdua merupakan mahluk yang abadi, kami telah hidup lebih dari 1.000.000 tahun. Kami tidak akan pernah mati, bahkan Zain telah menjadi kepala akademi selama 132 tahun. Tidak ada yang bisa melukainya, dia dilindungi oleh benang takdir. Tidak ada yang bisa menyakiti nya." Jawab wakil kepala akademi.
"Benang takdir ya, jadi itu salah satu dari 100 senjata pusaka. Benang takdir menduduki urutan ke sembilan karena kekuatan nya yang berhubungan dengan takdir, kakekku pernah memberitahu tentang ini." Ucap Laura.
"Kakekmu? Dia pasti orang yang hebat, sampai mengetahui tentang senjata pusaka." Ucap Ruin yang menunjukkan kekaguman nya.
Laura menanggapi hal tersebut dengan memberikan Ruin senyuman yang membuat muka Ruin sedikit memerah.
Pertarungan antara kedua mosnter tidak kunjung berhenti, Pak kepala akademi terlihat mendominasi pertarungan dengan benang takdir nya yang selalu membuat serangan dewa tersebut tidak berguna. Bahkan tidak bisa mengenainya sedikit pun. Dewa tersebut sangat tersudut, dia memikirkan segala cara untuk membalikan keadaan ini. Dengan seluruh kekuatan nya, dia menggunakan kemampuan <Grega > sebuah sihir pemusnah yang mutlak, siapapun yang terkena sihir ini akan langsung lenyap dari dunia. Tidak meninggalkan apapun, mau itu tubuh fisik atau jiwanya, semuanya musnah kalau terkena sihir ini. Mau lari sejauh apapun tidak berguna, karena serangan ini bersifat mutlak dan akan selalu menganai lawannya.
"Musnahlah dan jangan kembali lagi!!" Ucap sang dewa sambil menggenggam <Grega > untuk menyerang kepala akademi. Tak terduga, sihir tersebut mengarah ke Azhek, Laura, dan Ruin. Hal ini membuat kepala akademi sangat panik.
Hal ini menjadi peluang untuk sang dewa, karena kepala akademi lengah dan tidak menghindari serangan nya.
"Semuanya jangan sampai terkena sihir itu!!" Ucap kepala akademi yang sangat panik.
Disaat yang sama kepala akademi terkena serangan tersebut, begitu juga dengan Azhek, Laura, dan Ruin. Mereka juga terkena sihir tersebut, hal ini membuat dewa tersebut sangat senang karena bisa memusnahkan mereka semua.
"Sudah tidak ada lagi pengganggu lagi, aku, menang!" Gumam sang dewa karena puas dengan kemenangan nya.
"Kau pikir, kau menang?!! Jangan mimpi!" Jawab Kepala akademi yang tiba-tiba muncul dan beregenerasi walaupun tubuhnya belum sepenuhnya teregenerasi.
"A—apa?! Jangan bilang, kau meregenerasi jiwamu?! Apa-apaan itu, yang bisa melakukan hal tersebut hanyalah dewa saja, bagaimana sampah sepertimu bisa melakukan nya juga!!" Ucap sang dewa yang terkejut dengan pak kepala akademi yang masih hidup dan meregenerasi tubuh fisik dan jiwanya.
Dilain sisi, Azhek, Laura, Ruin, mereka tidak terpengaruh oleh kemampuan <Grega > milik sang dewa. Hal ini membuat sang dewa sangat terkejut, tidak ada mahluk dibawah dewa yang mampu menahan efek dari <Grega > tetapi mereka mampu. Ini membuat sang dewa menjadi depresi, secara serentak membuat aura yang dipancarkannya menghilang sehingga orang-orang didunia ini yang awalnya terkena efeknya sekarang menjadi tidak lagi. Karena aura dewa nya menghilang.
"Auraku?! Apa ini, kenapa auraku hilang?!" Tanya sang dewa sembari kaget.
"Bingung? Jangan khawatir, kau sudah terkena sihir <George > sihir yang mampu menghilangkan kekuatan sihir lainnya sampai benar-benar hilang." Jawab Kepala akademi yang sudah menghilangkan sihir sang dewa.
Kondisi kini berbalik, yang awalnya didominasi oleh sang dewa. Sekarang didominasi oleh pak kepala akademi lagi, untuk mengakhiri pertarungan nya dengan sang dewa, pak kepala akademi menggunakan sihir yang sama digunakan oleh sang dewa sebelum nya yaitu <Grega >. Sang dewa yang melihat itu sangat panik dan takut.
"Tu—tunggu! Kalau aku musnah siapa yang menjaga dunia ini?" Tanya sang dewa yang panik.
"Dunia ini tidak memerlukan dewa seperti mu, akulah yang akan mengatur dunia ini. Bahkan, tanpa dirimu dunia ini sudah aman dan tentram." Jawab Kepala akademi sambil tersenyum.
Serangan mutlak dilancarkan oleh pak kepala akademi, walaupun dewa pada umumnya mampu meregenerasi tubuh dan jiwanya saat terkena sihir <Grega > tetapi hal ini tidak ada gunanya kalau kemampuan untuk meregenerasi tersebut ditiadakan. Dewa juga akan mati dan musnah, seperti yang terjadi kepada sang dewa. Keberadaan nya tidak ada lagi didunia ini.
Setelah sang dewa musnah, dunia yang mereka tinggali perlahan-lahan mulai musnah. Dewa adalah inti dari dunia, mereka adalah mahluk-mahluk yang menerapkan sistem yang ada di dunianya. Dunia tersebut ada karena dewanya ada, kalau dewanya sampai musnah maka dunianya juga akan musnah.
Secara serentak, orang-orang yang ada dunia itu sangat panik karena mereka juga akan musnah karena kemusnahan dunianya.
"Tidak perlu panik, aku bisa mengatasi ini. Aku tidak akan memusnahkan dewa dunia kalau aku tau dunianya aja musnah." Ucap kepala akademi.
Kepala akademi langsung mengangkat tangannya keatas, lalu menjentikkan jarinya. Secara tiba-tiba, dunia tersebut menolak kemusnahan. Hal ini membuat banyak orang menjadi bertanya-tanya dengan kondisi saat ini. Kepala akademi lah yang telah menyelamatkan dunia tersebut, walaupun tidak memiliki dewa, dunia tersebut masih bisa ada.
"Aku telah menciptakan tatanan baru untuk dunia ini, agar terus berjalan sesuai dengan sistemnya. Walaupun tanpa bantuan dewa, hukum, kausalitas, takdir, realitas, yang ada dunia ini akan terus berjalan. Dunia ini tidak memerlukan lagi yang namanya dewa." Ucap kepala sekolah yang baru saja menyelamatkan dunia tersebut.
Hal ini membuat semua orang kagum dengan kekuatan pak kepala akademi, bahkan banyak yang mengatakan kalau pak kepala akademi adalah tuhan karena dengan mudah menyelamatkan dunia dari kemusnahan.
Secara tiba-tiba, mereka semua kembali lagi ke dunia asalnya setelah sebelumnya terpindah ke dunia lain. Melihat anak-anak mereka baik-baik, para orang tua dari murid langsung menyambut mereka dengan meriah. Mereka juga tidak lupa berterima kasih kepada para guru karena telah menjaga anak-anak mereka.
"Kita telah kembali dengan selamat, kamu tidak apa-apa kan, Laura?" Tanya Ruin.
"Ya, aku tidak apa-apa. Aku juga senang karena telah menghabiskan waktu dengan mu." Jawab Laura.
Pernyataan Laura membuat wajah Ruin menjadi memerah, dan akhirnya dia dan Laura pun pergi. Begitu juga dengan para guru dan kepala akademi yang melanjutkan aktivitas mereka sehari-hari.