webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · ファンタジー
レビュー数が足りません
377 Chs

CH.48 Waktu Terlewat

Kami menghabiskan waktu selama yang kami mungkin. Selagi aku mencari cara selama aku masih bisa. Tahun-tahun terlewat., tetapi tidak ada hasil yang memuaskan yang membuahkan hasil. Aku hanya bisa menghabiskan waktu-waktuku bersama dengan Kiera dan anak-anak. Kalau dengan Kiera aku bisa bertemu dengan tiap saat, tetapi kalau anak-anak hanya tiap bulan bisa bertemu dengan Kiera.

Sejak anak-anak mulai bertemu dengan Kiera, hidup mereka menjadi jauh lebih tenang. Mereka tidak terbebani lagi dengan kondisi Kiera yang sedang koma. Walau begitu karena waktu sudah melewati 6 tahun sejak Kiera mulai koma, aku mulai sedikit lelah mencari jalan menyelamatkan Kiera.

"Sayang, capek?" aku sedang tiduran tengkurap di kasur rumah dunia Albheit Online ini.

"Hmm, sedikit."

Walau aku tak menginginkan hal ini, tetapi semakin lama aku rasanya semakin capek untuk bisa membangunkan Kiera dari komanya. Hal ini belum diketahui siapa pun bahkan Kiera sendiri. Aku hanya menyimpan hal ini sendiri karena tidak ingin dikatakan bahwa aku sudah menyerah mencoba.

"Kalau begitu aku pijitin mau gak?"

"Boleh tuh. Pegel semua badan nih sayang."

"Dasar, makanya kalau kerja tau batasan sayang. Walau tau kerjaan memang banyak, tapi jangan dipaksain ya?" pijatan Kiera di atas tubuhku membuat tubuhku segar kembali.

Pijatan Kiera memang membuat diriku bisa rileks lagi. Akhir-akhir ini aku lupa diri sama sekali. Bahkan karena lupa diriku terlalu kebangetan, aku sampai 24 jam penuh tidak tidur. Di usia seperti ini imun tubuhku mulai turun secara perlahan.

Umurku sudah mencapai kepala angka 4 dan Kiera hampir. Wajar saja sih kalau aku mulai merasa lelah menghadapi segala cobaan dan rintangan hidup ini. Tetapi selama masih ada waktu dan kesempatan, aku tidak akan menyerah selama aku bisa. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat keluargaku bahagia apa pun caranya.

"Gimana, enak?" karena tubuhku menjadi rileks, aku akhirnya hampir ketiduran.

"Nghh, ah! Ya enak kok." aku menjawab perkataan Kiera sambil setengah ketiduran.

"Hahaha, capek banget nih pasti. Lihat nih otot-otot sampe kenceng semua. Udah kalo capek tidur dulu aja, nanti aku bangunin sayang."

Kiera memang paling tau soal diriku. Kurasa memang tidak ada yang bisa disembunyikan dari dia. Jadi ingat dia bisa membaca memoriku, jadi kurasa dia sudah tau bahwa aku mulai lelah mencari cara membuat Kiera bangun.

"Nghh, ngerepotin sayang jadinya. Maaf ya sayang." sebelum aku tidur totalitas aku meminta maaf, walau aku tidak tau minta maaf karena apa.

Benar-benar tidur yang sangat nyenyak. Semua orang yang melihat diriku pasti tau, aku, sangat kelelahan. Semua orang juga bisa melihat, kantung mata yang muncul di bawah mataku hasil bekerja terlalu keras. Diriku yang juga sering mengantuk kalau sedang sendirian dan mereka tiba-tiba masuk.

Anak-anak sudah mulai dewasa juga. Kedua anak perempuanku sudah hidup terpisah karena mereka sedang kuliah. Sedangkan anak laki-lakiku sudah mulai asik dengan hidupnya yang mulai menginjak masa remaja. Kurasa sekarang pun kedua anak perempuanku sudah mempunyai pacar walau belum dikenalkan ke diriku.

Semua ini benar-benar berjalan sangat cepat. Hal-hal yang tak pernah kusadari juga telah berlewat begitu cepatnya. Aku rasa pekerjaan memang membebani diriku belakangan ini. Untung saja semua penat dan lelah bisa terbayarkan dengan adanya Kiera. Kurasa dibanding semua orang yang kenal Kiera, aku lah yang paling menyesali ketika Kiera menghilang suatu saat.

"Hah~ hidup ini sulit." aku sedang berada di alam bawah sadarku bergumam sendiri.

Sudah lama sekali aku tidak berada di alam bawah sadarku ini. Aku juga tidak pernah mendengar apa pun dari Alter Ego Lucifer atau pun Ryuuou. Mungkin terakhir kali adalah sebelum Kiera koma. Kesadaran mereka mungkin menipis seiringnya waktu.

"Apa kau mencari kami?" orang yang barusan saja kupikirkan datang.

Kedua kepribadian yang ada di alam bawah sadarku akhirnya memunculkan diri, Lucifer dan Ryuuou. Entah kenapa rasanya mereka kelihatan tidak semangat sekali, aneh.

"Kalian, tidak apa-apa kah? Kalian terlihat berbeda dari biasanya." aku mengamat-amati fisik dan gerak-gerik mereka berdua.

"Ah, kami? Bukan kah dirimu yang ada apa-apa. Kau terlalu memaksakan dirimu mencari cara untuk membangunkan istri tersayangmu itu bukan?" Lucifer membalas, walaupun agak malas menjawabnya.

"Hmm, benar. Mungkin kalian terkena dampaknya karena aku terlalu memaksakan diriku. Maaf, aku tidak pernah sadar." kelihatannya kata maaf semakin sering keluar dari mulutku semakin berjalannya waktu.

Karena aku jadi sering melakukan banyak kesalahan, mulai teledor dalam bertindak, aku jadi sering minta maaf. Karena terlalu sering minta maaf, akhirnya ketika tidak melakukan kesalahan pun juga minta maaf. Benar-benar diriku ini perlu istirahat.

"Sudah tidak apa. Kau berjuang keras karena aku cinta kepada istrimu. Kami tidak akan pernah mempermasalahkan hal itu kok." Ryuuou menepuk pundahku pelan.

"Terima kasih Ryuu." aku hanya bisa tersenyum kecil.

"Kurasa rasa cintamu itu juga bahkan lebih besar dari rasa cintaku ke istri-istriku. Aku dulu hanya selalu berpikir bahwa harta adalah yang membuat orang senang. Tetapi darimu aku belajar segala macam pasang surut kehidupan ini." Alter Egoku, Lucifer hanya bisa terkikik saat mengatakan kalimat itu.

Sejujurnya aku tak pernah mengamati sebagaimana besar rasa cintaku kepada Kiera. Yang aku pikirkan hanya lah bagaimana cara untuk membuat dia dan anak-anak senang. Anak-anak tidak pernah cerita apa pun tentang kehidupannya kepadaku, kurasa mereka lebih nyaman berbicara hal itu kepada Kiera dibanding diriku.

"Hah~ kau jangan berkata begitu. Aku melakukan hal ini juga karena tidak ingin menyerah. Memang aku mulai menyerah karena lelah yang sudah tak tertahankan, tetapi aku akan terus mencoba."

Waktu tidak bisa diputar, dan itu kesalahanku. Banyak waktu yang terbuang sia-sia tanpa aku sadari. Seharusnya aku bisa melakukan hal yang lebih baik dan berguna, tetapi tidak pernah aku lakukan. Semuanya terlewat begitu saja. Begitu sadar semuanya sudah terlambat.

Makanya kali ini aku akan berusaha menyelamatkan Kiera sebelum aku terlambat lagi. Tujuan utama dan prioritasku sekarang hanyalah Kiera seorang. Kalau bukan Kiera mungkin aku sudah bersenang-senang melakukan hal-hal lain mungkin.

"Sudah, kau ingat waktu di dunia ini lebih cepat 10 kali dari dunia luar. Bangun lah atau waktu akan terlewat sia-sia lagi." Ryuuou memperingatkanku.

"Baiklah, sampai jumpa lagi kapan-kapan."

Setelah menyampaikan salam kepada mereka berdua, kesadaranku mulai kembali ke tubuh karakter game ini bukan ke tubuh asli. Sungguh rumit, tetapi ajaib semua hal ini. Ketika aku bangun, aku mendapati bahwa hari sudah malam saja. Kurasa memang aku terlalu lama di alam bawah sadarku.

"Sayang? Di mana kamu?"

Saat aku melihat ke sekitar rumah, aku tidak mendapati Kiera ada dalam jarak pandanganku. Aku terus mencari dan mencari siapa tau Kiera sedang pergi ke mana. Tetapi setelah mencari 30 menit lamanya di seluruh kota, aku tidak mendapati Kiera ada.

Begitu paniknya aku langsung keluar dari game dan menuju ke perusahaanku dengan buru-buru. Saat itu hari sedang libur jadi aku seharian di rumah dengan kedua anak laki-lakiku. Aku memacu mobilku sampai-sampai kecepatannya di atas 500 km/jam.

"Kiera… Kiera… sayang… di mana kamu…." aku bergumam khawatir ketika aku sedang menyetir.

Butuh waktu kurang dari 5 menit karena aku mengebut mengendarai mobilku. Begitu sampai di perusahaanku, aku langsung meninggalkan mobil dengan buru-buru jadi belum sempat parkir dengan benar. Aku langsung berlari ke ruangan Kiera yang berada di sebelah ruangan kontrol utama server Albheit Online.

Ketika aku panik, aku bahkan tidak bisa berpikir rasional. Seluruh pikiran dan emosi negatif rasanya mengalir deras dalam diriku. Aku tidak bisa menenangkan diriku, dan detak jantungku berdegup sangat kencang sampai-sampai bisa terdengar sangat jelas.

"Kiera!" aku membuka pintu ruangan itu dan berteriak mendapati Kiera.

Tubuh Kiera masih pada tempatnya, mesinnya tidak bermasalah, tetapi… detak jantung Kiera… semakin melemah. Dengan tanpa berpikir dua kali aku langsung saja membawa Kiera menuju ke rumah sakit. Aku bahkan tidak peduli bahwa ini sudah malam atau lainnya, yang aku pedulikan sekarang adalah keselamatan Kiera.

"Tunggu sayang, sabarlah, aku akan menyelamatkanmu!" aku terbang menuju rumah sakit dengan tidak sabaran.

Lupakan soal mobilku, bahkan aku sekarang saja masih memakai pakaian rumah. Aku benar-benar tidak menyiapkan segala sesuatu dengan benar karena pikiranku tidak terfokus hal apa pun. Kurasa ini dampak juga dari kelelahan yang kualami ini.

"Suster! Dokter! Tolong istriku!" aku langsung menendang pintu rumah sakit walau terbuat dari kaca.

Semua yang menghalangi jalanku aku singkirkan semua. Aku bahkan tidak peduli lagi akan suaraku yang mengganggu pasien lain, pikiranku tak tergoyahkan dari Kiera.

"Tuan Guirusia? Cepat tolong." suster yang menjaga itu langsung mengenali diriku dan langsung meminta bantuan.

Gerakan setiap anggota medis langsung membawa Kiera ke UGD. Karena aku juga paham anatomi tubuh manusia dan lain sebagainya. Juga karena aku punya autoritas yang tinggi. Jadi aku kali ini masuk bersama dengan Kiera juga seluruh anggota medis yang ada saat itu.

"Tolong hubungi semua anakku sekarang juga! Katakan bahwa mamanya sedang dalam kondisi tidak baik dan apa pun yang mereka lakukan, prioritaskan mama mereka." aku berkata kepada salah satu suster yang ada ketika Kiera sedang dibawa ke ruang UGD dengan kasur dorong.

Awalnya aku ingin membantu proses penanganan kali ini, tetapi karena dokter lain menyarankan diriku untuk tidak mengikutinya karena aku sedang kelelahan dan tidak fokus jadi aku hanya bisa menunggu dengan tidak sabar di luar ruangan UGD.

"Anak-anak di mana kalian…."

Kali ini ketidak sabaranku lebih tinggi dibanding pertama Kiera koma karena saat ini nyawanya terancam. Aku benar-benar lupa bahwa jiwa Kiera akan semakin menipis setiap saat ketika melakukan perpindahan jiwa.

"Papa!" kedua anak laki-lakiku langsung datang menemui aku karena mereka masih berada di kota ini dan tinggal bersamaku.

"Apa kalian ada kabar dari nee-san kalian?"

"Ada, katanya mereka sedang perjalanan kemari dengan pesawat jet pribadi mereka."

"Syukurlah. Baiklah kalau begitu." aku hanya bisa mengharapkan semua yang terjadi adalah hal yang baik dan sesuai harapanku.