webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · ファンタジー
レビュー数が足りません
377 Chs

CH.312 Kebersamaan Tak Tergantikan

Kemanusiaan itu hal berharga yang tidak bisa dipulihkan lagi dalam waktu singkat. Bukan kemanusiaan dalam hal kewarasan yang aku bicarakan di sini, tetapi kebersamaan atau bisa dikenal sebagai kedekatkan. Memahami manusia itu hal tersulit yang bisa kupikirkan.

Memang sih banyak hal rumit, seperti kejadian mana ini, tetapi tetap kupikir bahwa manusia adalah masalah terutama yang paling sulit dipecahkan. Makanya aku tergakum pada yang bisa menguasai psikologi, walau aku yakin bahwa teori psiki belum sepenuhnya mantap.

Kenapa aku bisa bilang seperti ini, karena aku sendiri pun terkagum bagaimana Kiera bisa menanggapi setiap persoalan dengan mudah kalau urusannya denganku. Padahal kupikir aku orangnya rumit, jadi tidak mudah orang mengetahui perasaanku. Namun bagi Kiera mudah.

"Rasanya memang kurang ya kalau Kiera tidak di sini. Kalau istrimu ada Sin, lengkap seperti biasa tiga keluarga ini."

"Hahahaha, mau bagaimana lagi, dia sedang hamil tua. Lagipula bakar-bakaran bukan ide yang bagus untuk ibu hamil."

"Cara kau memperhatikan Kiera sangat luar biasa Sin, tidak seperti yang satu ini."

"Hei, apa maksudmu Ae-chan?"

"Santai, yang di sebelahku juga sering nggak tahu diri juga."

"Tunggu, tunggu, aku juga?"

Mampus, sukurin dihajar istri sendiri kan kalian berdua. Makanya jangan sok pamer ke aku. Ah benar juga, banyak orang yang bilang, orang akan berubah ketika dirinya sudah menghadapi kematian. Kurasa itu rancu, tetapi ada benarnya.

Saat orang mati, orang akan mengetahui betapa pentingnya hidup, tetapi tak banyak yang punya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang dibuatnya. Itu kenapa ketika Kiera kembali, dia benar-benar muncul sebagai diri yang super dewasa dalam bertindak dan menahan diri.

"Kalian berdua tenanglah. Bagaimana pun mereka berdua juga sudah berjuang banyak untuk kalian. Kalau bukan karena mereka, kalian juga tidak akan ada di sini karena adanya si Kuroshin badjingan itu mengincar nyawa kita semua."

"Namun Sin, menurutmu apakah Kuroshin sejak awal mengincar kita atau adakah sesuatu yang membuatnya bertindak demikian? Sebagai orang yang paling mengetahuinya di sini, juga sebagai peneliti, seharusnya kau paham kan?"

"Tentu saja. Kuroshin sebenarnya sudah memperhatikan kita sejak kita bertiga bersama dulu di sekolah kita dunia Terra. Hanya saja, dia belum ambil tindakan karena kita masih belum menyentuh sangkut pautnya dengan kekuatan dewa maupun dirinya."

Dari mana aku mengetahui itu semua? Belajar dan pelajari. Memang apa ada bedanya dari belajar dan pelajari? Ada. Belajar artinya kau menguasai hal baru yang tidak kau ketahui sama sekali. Namun pelajari artinya kau mengamati dengan seksama.

Dengan dua cara yang membuatku mengekspos sesuatu yang sebesar itu, aku bisa mengetahui isi pikiran Kuroshin. Juga sebenarnya ini terbantu berkat pengetahuan ilmu psikologi yang aku pernah pelajari.

Kalau Shin bukan apa-apa dengan mana dan sihir, jika Jurai bukan apa-apa dengan kekuatannya, maka aku bukan apa-apa kalau tidak dengan pengetahuan dan pengalamanku. Kami bertiga punya kunci masing-masing yang membuka masa depan kami sampai sejauh ini.

Jujur, ikatan persaudaran antara kami terbangun karena adanya masalah yang ada di sini. Kuyakin kami tidak akan berkumpul seperti ini, menikmati waktu, bertawa bersama, jika Kuroshin tidak pernah ada. Jadi setidaknya aku bersyukur dan mengambil positifnya saja dari kejadian ini.

"Seperti biasa, kau selalu luar biasa Sin. Oh ya, lanjut makan yok. Kita sudah dekat ngapain juga sungkan. Rakus pun boleh, hajar semua pokoknya!!"

"Kalau urusannya sudah makanan, kebiasaan kalian berdua memang."

"Hei, makan itu hobiku, apa masalahnya memang?"

"Ya itu masalah, bagaimana kau bisa punya tubuh fit kalau hobimu makan? Kau hanya bertahan karena kekuatan dewa yang diberikan padamu."

Heh, hobinya Jurai makan, kalo Shin rakus udahan kalau makan. Aku yang sudah tahu sifat mereka berdua pasti memojokkannya dengan maksud bercanda. Sedangkan istri mereka tertawa kecil melihat kelakuan suami-suaminya itu.

Ahhh, aku beneran ingin pulang cepat dan menemui Kiera, memeluknya dan tidur dengannya. Kedamaianku terdapat pada Kiera seorang, tidak ada orang lain yang dapat menenangkanku selain Kiera. Bisa dibilang dia, Kiera itu adalah 'Angel Guardian'ku.

Keberadaanya menyetarai dewi suci, tak akan ada yang berani menyangkal itu. Bahkan teman-temanku saat aku beri tahu itu, mereka hanya mengangguk setuju. Jangankan Shin atau Jurai, bahkan sebagai perempuan pun, Lala dan Aeria mengakui hal yang sama bahwa Kiera begitu suci.

Ya mungkin kalau mereka tidak tahu bagaimana cara kami bertemu, rasanya mereka akan tetap berpikiran hal yang sama. Namun masa lalu ya masa lalu, apa yang terjadi dulu hanya perlu menjadi pelajaran dan pengalaman untuk menjadi lebih baik saja.

"Kau sering mengejekku Sin karena aku selalu mengandalkan kekuatan dewa yang kumiliki. Kenapa, kau akhirnya iri denganku ya? Katakan saja kau iri."

"Ngapain juga aku ya iri. Toh kalo aku mau, aku bisa membuat kekuatan itu dengan kemampuanku sebagai dewa pencipta."

"Iya silahkan kalau kau mau cari mati."

Ucapan Jurai bukan menjelekkanku atau mencaci maki diriku, tetapi dia mengatakan kebenarannya. Kau kira jadi dewa pencipta itu enak, seenak udl menyentikkan jari apa saja selesai. Tidak sesimpel itu bung kenyataannya.

Bahkan tak perlu disanggah lagi bahwa kekuatan dewa yang terus-terusan dipakai hanya akan berujung pada kematian muda. Yahhh walau aku tidak tahu apakah aku bisa disebut muda lagi dengan pengalaman puluhan ribu tahun hidupku ini, tetapi penampilanku tetap muda.

"Hahaha, tidak berani, tidak berani. Kau memang OP Jurai."

"Kuanggap itu sebagai pujian walau aku tahu itu tidak."

Sekali lagi dia mengetahui isi pikiranku. Memangnya aku suka dirinya OP? Tidak, aku malah membencinya. Makanya aku heran tiba-tiba saat aku mengetahui memori Lucifer yang ribuan tahun lamanya. Pengalamannya begitu banyak mengerikan membuatnya seolah jadi OP.

Pernahkah aku bilang bahwa Lucifer itu bukan OP tanpa alasan yang cukup kuat? Bahkan aku rasa dia mati-matian selama di Demonirya dan akhirnya menjadi yang terkuat. Walau begitu, aku tetap tidak suka sifatnya yang berkebalikkan denganku.

Jangan khawatir, bagaimana pun itu, aku yakin satu di antara kepribadian lainku selalu akan menghentukan pertarungan argumen di antara aku dan Lucifer. Sebenarnya kami kalau mau main fisik pun bisa, bagaimana pun hanya mentalku yang terkurang bukan apa pun selain itu.

"Oh ya Sin, apakah kau tahu di negara ini kita memiliki distrik merah?"

"Hah!? Apa maksudmu? Jangan-jangan yang kau maksud dengan distrik merah itu yang itu! Kenapa kau tiba-tiba membahas ini?"

"Tidak… hanya saja saat aku mengetahuinya, aku benar-benar menyesal ada orang yang punya nasib seburuk itu. Makanya kita cukup beruntung sudah punya istri masing-masing."

Yang dimaksud distrik merah oleh Shin adalah tempat untuk bermalam semalam saja alias tempat pelacuran. Entah kenapa dia tiba-tiba mengungkit begitu, tetapi apa pun itu, kuyakin itu bukan hal simpel yang dipikirkannya.

Ngomong-ngomong aku juga pernah beberapa kali lewat di depan gang distrik merah ketika aku dulu masih di Kimino. Karena aku perempuan dulu, atau lebih tepatnya Kioku, aku khawatir kalau aku sampai jatuh ke tangan orang seperti itu. Bagaimana pun perempuan kalah dalam banyak hal dari laki-laki, walau ada yang diunggulinya juga.

"Shin, kenapa kau tiba-tiba membahas seperti ini?"

"Ya karena kurasa kita tidak pernah membahas hal dewasa seperti ini. Terakhir kali kita berbicara sesantai ini, hanya dulu waktu kita masih sekolah dan remaja. Jadi kau bisa bayangkan betapa waktu berjalan begitu cepat."

"Cepat untukmu, lambat untukku. Bagi kalian hanya ratusan tahun, bagiku puluhan ribu tahun."

Entah kenapa tahun-tahunku berjalan dengan begitu cepat sampai perbedannya terlihat amat signifikan. Banyak persepsiku tentang manusia normal jadi banyak melenceng saking membandingkannya diriku atau yang lainnya selain istri mereka.

Bisa dibilang, di mana pun kasusnya, perempuan yang diakui oleh kami masing-masing punya tugas untuk merawat kami. Yah walau sekarang Kiera tidak dalam situasi itu, tetapi kuyakin dia mengawasiku dari jauh. Pun dia memiliki IAI untuk meminta tahu apa yang kulakukan.

"Nah itu yang tidak kupahami, waktu yang berjalan bagimu jadi begitu lambat sampai jadi seperti ini. "

"Tidak perlu dijelaskan, kurasa memang semuanya salah dewa yang di atas. Hoi siapa pun itu, kau mendengarkanku kan?"

Kurasa bahkan mereka sedang meneguk kopi sambil melihat hal ini di rencana yang mereka buat benar-benar aku ingin menonjok dirinya karena rasa kesaku. Namun bagaimana ini mungkin, tetapi semuanya bukan hanya kejadian belaka.

Sebenarnya aku ingin mengetahui isi pikirannya sekali lagi, tetapi kuyakin negosiasi akan gagal. Bisa dibilang aku tidak ingin mundur lagi. Sudah terlalu banyak yang mengalami penderitaan karena itulah dasar sifatnya.

"Percuma juga kita bertanya, mereka hanya akan tertawa dan mengerjai kita bukan? Kau yang paling mengerti soal hal ini Sin."

"Iya, dan aku yang paling membencinya. Kalau bisa sebaiknya aku menjauh, menghilang, lenyap dari pengawasannya."

"Kurasa memang aku bisa merasakan kebencian mendalam dari dirimu. Ya sudahlah, yang penting kita akan bekerja sama bersama dan kita akan selesaikan semua ini, satu untuk selamanya."

Tidak ada penolakan untuk hal itu. Aku juga sudah menguras otakku untuk melalui semua kejadian yang membuat diriku merasa penat sesekali. Kalau aku bisa kabur seperti yang kukatakan, maka aku akan mengambil kesempatan itu walau aku akan menyesalinya nanti.

Lebih baik tidak berkonfrontasi dengan Kuroshin, karena aku tahu, saat ini, dia bahkan mampu membunuhku, langsung atau tidak langsung. Juga apakah hidupku akan terus mengalami siklus baru atau tidak alias bangkit hidup lagi, itu juga kehendak dewa kematian bawah Kuroshin.

Kekuatan dewaku bahkan kelihatannya tidak jauh kuat karena jujur, aku tidak tahu bagaimana cara terbaik untuk menggunakannya. Kekuatan ini pedang bermata dua, dan aku tidak suka mengandalkan cara ini.

"Lama-lama udah mulai sore hampir malam aja. Sebaiknya kita pulang sekarang deh. Aku juga harus jagain Kiera sebisa mungkin."

"Benar juga, tak ada sanggahan untuk hal itu."