webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · ファンタジー
レビュー数が足りません
377 Chs

CH.130 Kunjungan Ulang Tahun

Tidak banyak yang terjadi setelah kita menetapkan apa yang harus kita lakukan ketika ulang tahun papa Koshiyu. Biasanya setelah kami pulang dari istana, aku dan Koshiyu bermain dengan Shiakira sampai akhirnya kami merasa lelah dan tertidur.

Namun malam itu berbeda, Koshiyu membuka pembicaraan setelah aku menaruh Shiakira di kasur bayinya. Pembicaraan itu bukan pembicaraan normal, tetapi pembicaraan serius, sangat serius. Aku tahu sebenarnya apa yang ingin dibicarakannya, tetapi biarlah Koshiyu yang mengatakannya saja.

"Sayang, ingat yang kita bicarakan tadi siang?"

"Hmm~ ya, kenapa?"

"Menurutmu lebih baik anak laki-laki atau anak perempuan untuk anak kedua kita?"

Sudah kuduga ujung-ujungnya mengarah ke pembicaraan ini. Kurasa hanya seorang anak saja dalam keluarga kami tidak bisa membuat Koshiyu merasa puas dan lengkap. Namun kalau Koshiyu bertanya seperti itu, bagaimana bisa aku menjawabnya?

"Kenapa tanya kepadaku? Bukannya kamu yang mau anak lagi?"

"Kok bicaranya begitu sih? Memangnya Kioku sayang tidak mau anak lagi?"

Ehh bukannya tidak mau sih, tetapi kalau ditanya begitu memangnya berefek ke hasilnya nanti? Kalau di dunianya Sin mungkin masih bisa sedikit mengubah genetik untuk membuat anak ke gender yang diinginkan orang tua.

"Ehh bukan begitu, tetapi memangnya apa bedanya?"

"Hmm memang tidak bisa kita tebak atau ubah sih, tetapi kita bisa kan mencoba mencari nama untuk anak kita nantinya apa pun gendernya?"

Yang dikatakan Koshiyu benar sih, menyiapkan nama untuk anak memang penting. Namun aku juga bingung kalau disuruh mencari nama. Nama Shiakira saja kami dapatkan setelah aku melahirkan Shiakira.

"Umm aku juga tidak tahu nama apa yang cocok."

"Begitu ya? Memberi nama memang sulit sih, tetapi kalau tidak dicoba pun akhirnya tidak akan mendapatkan. Kita cari dulu dari yang laki-laki bagaimana?"

Nama anak laki-laki ya? Umm… kalau nama Shiakira artinya kebahagiaan, katakan saja nama anak selanjutnya punya arti berkat. Umm kalau artinya berkat, namanya seharusnya mengandung kata Shukufuku. Ambil Shu nya, tambahkan kata ru dan ku.

"Bagaimana dengan Shuruku?"

"Shuruku? Boleh juga, kalau perempuan? Bagaimana dengan Namitsu?"

"Namitsu ya? Boleh saja, nama yang diberikan Koshiyu pasti bagus."

Setelah kami menentukan nama anak kedua kami nanti, kami tidur karena begitu lelah. Sejak menghilangnya tiga kepribadian lainku itu, aku tidak pernah memasuki alam bawah sadarku lagi. Mungkin entah kenapa Allergeia tidak mau bertemu denganku atau berbicara denganku.

Hari demi hari terlewati dengan tidak ada masalah, sampai akhirnya tiba hari di mana kami harus pergi ke kerajaan Koshiyu untuk menghadiri acara ulang tahun papa Koshiyu. Jarak antara negara kerajaanku dan kerajaan Koshiyu tidak begitu jauh, 40 sampai 45 menit dengan kereta kuda.

"Sudah siap Kioku?"

"Nih sudah, tapi tunggu sebentar, aku belum mendandani Shiakira."

"Ya sudah aku tunggu di ruang tengah dulu."

Dalam waktu 10 menit aku mendandani Shiakira secantik mungkin dengan pakaian terbaik, tetapi juga simpel. Sejak awal aku mendidik Shiakira agar tidak terlalu terikat dengan pakaian dengan model yang berlebihan.

"Sudah selesai nih, ayo berangkat."

"Wahh mama dan anaknya cantik sekali hari ini. Papa dan mama pasti terkejut."

"Ishh ada-ada saja kamu Koshiyu."

Di dalam kereta kuda yang kami gunakan untuk menuju ke kerajaan Koshiyu, aku dan Koshiyu bercanda dengan Shiakira. Shiakira adalah kebanggaan kami, bukti bahwa sampai kapan pun kami akan saling mencintai satu sama lain.

Aku sekarang jadi berpikir, kenapa aku yang dulu sempat menolak menikahi Koshiyu. Padahal kalau dia benar-benar didekati dan berbicara dengannya, ada rasa perhatian dan kasih dari dalam dirinya. Itu lah yang membuatku merasa tenang walau ada masalah.

"Shiakira kelihatannya senang sekali ingin pergi ke kerajaan papa ya?"

"Tentu saja, lihat tuh, dia bahagia sekali sampai melonjak-lonjak."

"Hahaha, kurasa papa nanti akan terkejut dengan betapa cantiknya Shiakira."

Begitu kami sampai, Koshiyu turun terlebih dahulu, lalu dia membantuku turun yang sambil menggendong Shiakira. Tidak lama dari kedatangan kami, papa dan mama Koshiyu langsung saja datang dan menyambut kami.

"Selamat ulang tahun papa."

"Hahahaha terima kasih anakku. Ahh ini dia Kioku dan Shiakira kesayanganku."

"Selamat ulang tahun papa. Kami tidak tahu harus memberi apa untuk papa, jadi kami memutuskan untuk tinggal di sini selama seminggu."

Aku sudah mendapat persetujuan dari mama untuk hal ini. Tentu saja, di awal mama tidak mau sama sekali karena tidak ingin jauh dari Shiakira bahkan untuk sehari saja. Namun karena kami membujuk mama dengan bermacam-macam hal, akhirnya mam melepaskan.

"Benarkah!? Itu sudah lebih dari cukup untuk kami! Ayo masuk, para tamu yang lain sudah menunggu di dalam."

Kami menghadiri acara ulang tahun papa Koshiyu yang sangat meriah itu. Sepanjang acara dari awal sampai akhir, Shiakira berada di gendongan papa Koshiyu. Terkadang berada di gendongan mama Koshiyu, ratu Vanaria. Oh ya nama papa Koshiyu adalah Roudeaso Moteki.

"Wahh raja Moteki, ini kah cucu anda? Cantik sekali ya?"

"Ahahaha, benar kan? Cucuku memang cantik sekali."

"Anda pasti diberkati dengan adanya cucu secantik ini. Selamat ulang tahun raja Moteki."

Banyak orang yang melihat dan mengomentari keberadaan Shiakira di gendongan papa Koshiyu. Sedangkan kami, kami hanya menikmati pesta berdua saja. Jarang-jarang kami memiliki waktu berdua sendiri semenjak kehadiran Shiakira dalam hidup kita. Shiakira menjadi fokus utama kita berdua sampai lupa akan keinginan diri sendiri.

"Lihat itu papa, dia senang sekali hanya karena Shiakira berada di gendongannya."

"Uhm, benar. Kurasa keputusan kita untuk membiarkan papa dan mama bersama dengan Shiakira seminggu penuh tidak salah."

"Karena Shiakira sudah berada dengan mereka, bagaimana kalau aku mengajakmu keliling kerajaanku ini? Karena biasanya setelah kita datang ke sini, kita langsung pulang bukan?"

Aku diajak jalan-jalan mengelilingi kerajaan Koshiyu? Hmm tawaran yang menarik, aku selalu ingin menjelajahi tempat apa yang sebenarnya menjadi tempat bertumbuhnya Koshiyu. Siapa tahu ada hal yang menarik yang bisa aku temukan?

"Hmm boleh juga, kenapa tidak. Namun besok lho ya? Hari ini kita di sini saja dulu."

"Tentu dong, selesai acara ulang tahun papa saja sudah sore, tidak ada waktu untuk kita pergi berdua."

Walau ini acara ulang tahun papa Koshiyu, tetapi banyak juga orang yang berbicara dengan kami berdua. Pembicaraan itu sebatas betapa serasinya kami, punya anak yang begitu cantik dan membawa kebahagiaan untuk banyak orang, dan lain sebagainya.

Acara itu terlewat selama beberapa jam, belum selesai, bahkan baru sampai di pertengahan acara. Semua orang merasa bahagia mendatangi acara ini. Namun di tengah acara itu, aku merasa tidak enak badan dan mual seketika.

"Ughhh, Koshiyu…."

"Kioku? Kenapa? Kok mukanya pucat begitu?"

���Aku tidak tahu, aku merasa pusing dan tidak enak badan seketika. Tolong antarkan aku ke kamar mandi."

Koshiyu membantuku untuk menuju ke kamar mandi dengan menuntunku. Di kamar mandi, aku merasa sangat mual dan pusing di saat yang bersamaan. Sampai-sampai karena terlalu lama di kamar mandi, Koshiyu masuk untuk mengecek kondisiku.

"Kioku? Bagaimana? Merasa lebih enakan?"

"Sedikit, tapi masih sedikit mual dan pusing."

"Masih bisa mengikuti acara tidak? Kalau tidak aku bilang ke pelayan untuk mensiapkan kamar untuk Kioku beristirahat."

"Tidak, tidak, aku tidak apa. Aku masih kuat kok."

Dengan sedikit rasa mual dan pusing itu, aku memaksakan diriku untuk tetap mengikuti acara ulang tahun papa Koshiyu. Beberapa tamu undangan yang melihat bertanya apa aku baik-baik saja. Tentu saja karena tidak ingin membuat siapa pun khawatir, aku jawab aku baik-baik saja.

Namun setelah lewat satu jam lebih sedikit, aku merasakan mual dan pusing itu melonjak lagi. Dengan buru-buru, aku langsung menuju ke kamar mandi dan mengeluarkan muntahan agar aku tidak merasa mual lagi. Ternyata hal itu semakin mengundang banyak perhatian tamu undangan juga papa dan mama Koshiyu.

"Kioku? Kamu baik-baik saja nak?"

"Hehehe, tidak apa-apa kok ma. Hanya sedikit pusing dan mual saja."

"Benarkah? Apa mama perlu siapkan kamar untuk Kioku beristirahat?"

"Ahh jangan. Acara ulang tahun papa belum selesai, aku nanti tidak enak dengan para tamu undangan."

Walau mereka merasa khawatir, akhirnya acara pun tetap dilanjutkan. Karena merasa kasihan kepadaku, Koshiyu meminta seorang pelayan untuk membawakanku kursi untuk aku duduk. Akhirnya aku melewati acara ulang tahun papa sampai selesai walau merasa tidak enak.

Setelah menyalami semua tamu undangan yang pulang, papa dan mama Koshiyu langsung mendatangi aku yang masih terduduk di kursi. Koshiyu mengawasi aku dari tadi dan berulang kali menanyakan kondisiku.

"Kioku, masih pusing dan mual kah? Seharusnya tadi tidak usah memaksakan untuk mengikuti acara ulang tahun papa."

"Ahh tidak apa-apa kok papa. Sakit begini tidak menghalangiku untuk mengikuti sampai akhir acara papa."

"Kioku, sini ikut mama sebentar. Biar mama cek kondisimu."

Dengan mengiyakan permintaan mama, aku dan mama masuk ke kamar mama Koshiyu. Di situ aku duduk di sofa yang empuk membuatku merasa sedikit lebih baik dari kondisi sebelumnya. Sedikit lebih baik, tapi masih terasa mual dan pusingnya.

"Kioku, biar mama tanya, apa kalian melakukan hubungan badan sebelumnya?"

"Umm seingatku iya. Katanya Koshiyu ingin memiliki anak lagi."

"Benarkah? Ini masih tebakan mama, tetapi mama pikir mungkin kamu hamil lagi nak."

Tunggu, hamil lagi? Padahal kami baru saja merencanakannya seminggu yang lalu. Bahkan berhubungan badan pun baru sekali. Ini benar-benar di luar dugaanku. Kalau Koshiyu sampai tahu pasti dia bahagia sekali.

"Benarkah ma? Padahal aku dan Koshiyu baru merencanakannya minggu lalu."

"Itu berarti tingkat kesuburanmu tinggi. Ya sudah, seminggu ini kamu jangan terlalu banyak lelah. Mama akan awasi keadaanmu terus-menerus."

"Aku mengerti ma."

Setelah itu, aku dan mama Koshiyu memanggil Koshiyu dan papanya untuk masuk ke dalam kamar. Tidak membuang waktu lama lagi, mama Koshiyu langsung memberi tahu kondisiku dan prediksi yang dibuatnya.

"Benarkah!? Anak kedua!!"