Teriakkan Lily tersebut seketika membelah dinginnya malam. Ia memang sengaja memekik lantang agar memancing Casanova datang. Setidaknya itulah yang ada di pikirannya. Namun dengan segera Si Ayah Tiri langsung membungkam mulut putri kesayangannya.
"Lily, tolong jangan begitu. Ayah di sini sangat rindu padamu. Ingin rasanya memelukmu setelah sekian lama. Bolehkah?" ucap pria itu bersungguh-sungguh.
Lily yang kesal, bercampur aduk dengan perasaan marah, jengkel, tapi sebenarnya ia pun sangat rindu dengan sang ayah. Tak bisa dipungkiri dirinya sangat mencintainya.
"Lily ... please..."
"Jawab dulu pertanyaanku jika kamu memang ayahku," ucap perempuan itu masih keras kepala, belum sepenuhnya yakin jika apa yang ada di depan mata merupakan ayahnya. Sebab dia pikir sedang berhalunisasi.
"Baik, katakan pertanyaanmu."
"Tanggal berapa aku lahir?" tanya Lily ingin memastikan.
"26 Desember di musim dingin kala itu. Kau yang pernah menceritakan kepadaku," jawabnya cepat.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください