webnovel

Raja Para Kesatria

Sebuah cerita perjalanan Pangeran Sura yang telah menghancurkan pusat kekuatannya untuk menyelamatkan Ibu, kakak dan neneknya dari kematian akan tetapi membahayakan dirinya sendiri dan mengakibatkan pertumbuhan kekuatannya mengalami hambatan sehingga tidak bisa mengembangkan keahlian beladiri ya di dunia yang penuh dengan raksasa dan monster. Akan tetapi Pangeran Sura mendapatkan Ilham dari para dewa sehingga bisa meningkatkan kekuatan jiwa nya dan membantunya dalam mencapai keinginannya

Hendy_Irvan · 東方
レビュー数が足りません
26 Chs

Instruktur Baron

Saat mereka terbangun matahari sudah menyingsing, "heei ayo cepat ketempat latihan fisik" ucap Pangeran Sura tanpa pikir panjang langsung keluar tenda dan berlari mencari busurnya

"Siaal!! Busurku tertinggal" Pangeran Sura menepuk dahinya sambil bergumam. "Setelah latihan fisik aku akan mengambil kembali busurku"

Para peserta pelatihan semua berkumpul di tempat latihan fisik dan mulai berlatih. Begitupun Pangeran Sura, Dia berlatih kekuatan tubuhnya dengan memegang dan merenggangkan tali busur sekuat mungkin memakai busur pinjaman setelah menjelaskan kondisinya kepada Instruktur. Untung saja alasan hilangnya busurnya masuk akal sehingga bisa di pinjamkan busur untuk latihan.

Walaupun dengan tubuh gemuknya Roni tetap terlihat lincah dari latihan fisik yang dilakukannya. Roni berlari cepat melewati rintangan di depannya dan menghindari puluhan jebakan dan anak panah yang dilesatkan. "Persetan kalian semua yang memanahku, bisakah kalian tidak begitu bernafsu membunuhku!!!" Teriak Roni mengumpat ke semua peserta yang membantu memanah ke arah Roni.

Semua peserta yang melihat itu tertawa.

"Bodoh" Pangeran Ryan Kala menghampiri dan menembakan anak panah juga ke arah Roni

"Shooo"

Sebuah anak panah melesat ke arah Roni yang berlari dan tanpa terduga anak panah itu menggores dada depan Roni dan memercikan darah di bajunya yang robek akibat anak panah itu.

Karena itu Roni berhenti dan melihat kearah dadanya yang tergores anak panah kemudian melirik ke arah orang yang memanahnya. "Brengsek!!" Gumam Roni

"Lihat apa kamu genduut?" Pangeran Ryan Kala meledek Roni

"Dilarang saling membunuh dalam latihan ini!!!" Instruktur Lin datang dan berteriak di area latihan ksatria.

"992 lanjutkan latihan mu!" Perintah Instruktur Lin kepada Roni

"Cihh.. aturaah bodoh!" Gumam Pangeran Ryan Kala dengan suara lemah takut terdengar oleh instruktur yang ada.

"Ryan Kala.. kendalikan dirimu, kamu bisa dikeluarkan dari pelatihan ini dengan sikap bodohmo itu" Pangeran Ryan Mala dan Pangeran Ryan Yudha berjalan ke sisi adik terakhirnya.

"Setelah latihan ini kita harus pergi berburu dan mengumpulkan poin, aku sudah muak dengan energi bar level 3 itu" Kata Pangeran Yudha.

Ketiga Pangeran kembar itu ditempatkan dalam satu kelompok dengan dua anak lainnya yang mana juga merupakan pangeran dari Kerajaan Bramaja. Seseorang mengaturnya atas perintah Selir Ratih yang merupakan adik dari Raja Kerajaan Bramaja dan Ibu dari tiga Pangeran kembar itu.

"Baik Kak" kedua adiknya mengangguk setuju.

Setelah latihan selesai kelompok mereka segera melapor kepada Instruktur untuk masuk kedalam hutan kabut hitam.

"Instruktur kami dari kelompok ular hitam ingin masuk ke hutan untuk berburu" lapor Pangeran Yudha sebagai ketua kelompok tersebut.

Sementara itu di tenda kelompok teratai Roni mengeluh tanpa henti "Pelatihan macam apa ini, semua orang berusaha menyakiti si jenius ini"

"Dan orang itu, akan ku hajar dia!!" Dalam marahnya pun Roni terlihat lucu karena dalam marahnya dia tetap memakan daging dengan mulut yang penuh.

"Betapa menjijikan!!" Dengus Putri Rara melihat kelakuan Roni di depannya. Sementara Putri Sonya dan dua pemuda lainnya hanya tertawa melihat itu.

Sementara itu Noris terlihat sangat intens melihat benda di tangannya hingga membuat penasaran Pangeran Sura. "Apa itu ditanganmu Noris?"

"Hehe ini sisik raja serigala darah yang kemarin kau bunuh, ini sangat mahal kalau dijual oleh karena itu aku mengambilnya dari mayat raja serigala darah itu." Jawab Noris dengan menunjukan sebuah sisik besar berwarna merah kegelapan.

"Ohh... Berapa harga jualnya?"

"500 koin emas tiap sisiknya, dengan 10 keping sisik ini keluarga ku akan terjamin selama 5 bulan heheh..." Jawab Noris meletakan kembali sisik sisik itu dengan hati hati bagai barang berharga.

Setelah itu seseorang berjalan kearah tenda mereka kemudian melompat di atas tenda itu dengan melemparkan sesuatu ke dalam bara api di tengah tenda yang sedang digunakan untuk memanggang daging serigala darah.

"Aaa"

"Brengsek"

Semua orang yang duduk memanggang daging ditangan mereka melompat terkejut karena api tiba tiba membesar dan hampir membakar mereka.

"Untung saja aku memakai topeng ini, kalau tidak sudah hangus wajahku" ujar Noris yang jatuh terduduk karena tersandung batu di belakang kakinya

Sesosok siluet tampak terbang dan turun di depan mereka, orang itu tampak berumur 20 an dengan kekuatan Kesatria tahap puncak. Pria itu tampak tenang dengan senyum diwajahnya terlihat tidak mengetahui apa yang baru saja terjadi.

Dari penampilannya dia adalah seorang instruktur pelatihan. "Halo anak anak" senyum masih tersungging di wajahnya

Laki-laki itu berjalan ke arah api dan mengambil salah satu daging yang sudah matang kemudian memakannya, "Tidak buruk, kalian benar benar bisa memasak" ucapnya.

"Maaf instruktur, jika boleh tau siapakah anda?" Tanya Roni yang mencoba mendekat ke laki-laki itu.

"Aku instruktur Baron, instruktur kalian karena sudah menjadi kelompok dengan peringkat 10 besar di pelatihan ini." Instruktur Baron menjawab dengan memakan daging di tangannya

"Sekarang giliranku bertanya, kenapa kalian disini?" Masih dengan senyum sumringah, Instruktur itu berdiri dan mendekat kearah Roni akan tetapi aura yang besar meledak dari tubuhnya dan menekan semua orang yang ada disana.

"M..m. maksudnya apa Instruktur?" Kata Roni menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lagi dan berjalan mundur karena aura yang tidak bisa dia lawan.

"Pergilah berburu bodoh! Dapatkan poin lebih banyak untuk mempertahankan posisimu!!" Teriak Instruktur Baron dan melayangkan tinjunya tepat ke perut Roni yang tanpa reaksi tak bisa menahan tinju itu.

"Semua berkumpul!!"

Kemudian semua anggota kelompok teratai bergegas berkumpul di depan instruktur kelompok mereka.

"Tiap dari kalian hari ini harus membunuh monster atau raksasa level 7 warior sebanyak 5 ekor, juga kalian harus membunuh 20 ekor level 9 Warior dalam kerjasama kelompok. Bisa dimengerti?!!"

"Siap!! Bisa Pak!"

Setelah mendapatkan tugas itu mereka langsung bersiap dan bergegas ke arah hutan untuk berburu monster.

"Aku bahkan tidak berharap memiliki instruktur dalam pelatihan ini jika aku tau akan bertemu instruktur seperti itu" gumam Roni sambil meringis memegang perutnya yang masih terasa sakit.

"Kak Roni, bolehkah aku pergi ke tempat kemarin untuk mengambil busurku?" Tanya Pangeran Sura

"Hmm baiklah kita berpencar saja menjadi dua tim, kamu dengan Putri Rara bisa pergi mengambil busurmu dan melakukukan perburuan individu, dalam dua jam kemudian kita kembali ke titik ini untuk berburu monster level 9 bersama sama" jawab Roni memberi saran.

"A.. aku tidak mau bersama bocah bau itu" Putri Rara berkata dan menarik lengan kakaknya untuk mendukungnya dalam situasi itu.

"Tidak masalah seperti itu juga bagus untuk melatih kemandirian adikku, dan tidak keberatan jika Mada yang menjadi rekan Rara setelah melihat kemampuannya kemarin."

Melihat itu Putri Rara bingung dengan jawaban kakaknya "tapi kak!!"

"Maaf Rara kali ini aku tidak akan mendukungmu, ini juga baik untukmu" kata Putri Sonya tersenyum dibalik topengnya.

"Baiklah kalau begitu, usahakan berburu dengan cara memanahnya demi keselamatan kalian. Bentrok langsung dengan monster atau raksasa adalah upaya terakhir." Roni kemudian langsung memimpin Putri Sonya dan Noris setalah memberikan saran.

"Putri Rara mari kita ambil dulu busurku" kata Pangeran Sura. Putri Rara tidak merespon tapi tetap mengikuti Pangeran Sura dari belakang.

Di tempat lain kelompok ular hitam yang di pimpin oleh Pangeran Ryan Yudha menemukan tempat bekas pertarungan dan terlihat banyak sekali bercak darah serta potongan tubuh dari monster serigala darah.

"Sungguh bau yang sangat busuk" Pangeran Ryan Kala berjalan menelusuri tempat itu dengan menutup hidungnya.

"Kakak kemarilah!" Seru Pangeran Ryan Mala. Pangeran Ryan Yudha langsung melompat dari dahan pohon dan mendekati Pangeran Ryan Mala.

"Aku menemukan petunjuk Kak!!" Senyum tersungging di wajah Pangeran Ryan Mala.

"Tidak salah ini adalah busur lama milik Pangeran Bisma, dan yang membawa ini tidak lain lagi adalah Pangeran Sura" lanjutnya.

Pangeran Ryan Yudha tersenyum licik dari balik topengnya "Mari kita bersembunyi dahulu dan tunggu dia kembali mengambilnya, pada saat itu kita bisa tau dia dari kelompok apa"

"Kita tidak langsung membunuhnya kak?" Tanya Pangeran Ryan Kala

"Jangan bertindak gegabah kita perhatikan dahulu, jika ada kesempatan baru kita habisi bocah itu" jawab Pangeran Ryan Yudha kemudian melesat lagi mencari tempat sembunyi.

Setelah dekat dari tempat pertarungan kemarin Pangeran Sura berhenti dahulu kemudian berpaling ke Putri Rara "Putri Rara tunggulah disini terlebih dahulu disana pasti sangat bau busuk, biar aku sendiri yang mengambil busurku."

"Siapa bilang aku mau kesana!" Dengus Putri Rara dan melompat ke dahan pohon kemudian duduk bersandar di batang pohon besar itu.

Pangeran Sura pergi ketempat busurnya dan melompat melewati beberapa potongan tubuh serigala darah yang tergeletak di tanah, berjalan menyusuri tempat bencana yang kemarin dia alami bersama timnya.

"Seraang"

"Shooooo"

Sebuah anak panah melesat diantara pepohonan langsung menyerang ke arah Pangeran Sura, kemudian langsung merobek celana latihan panjangnya akan tetapi setelah menembus celananya terdengar bunyi "Klang" berbenturan dengan pelindung kaki milik Saruman yang tebal.

Menyadari hal itu Pangeran Sura tanpa pikir panjang langsung berlari dan pergi ke arah hutan lebih dalam melewati rimbunnya pohon.

"Kejar dia!" Sekelompok bayangan terbang melewati dahan dahan pohon mengejar Pangeran Sura.

Setalah beberapa saat tiga orang laki-laki berhasil mengejar belakang Pangeran Sura dengan kecepatan tahap kesatria.

"Shoo"

Tembakan anak panah kembali menyerang Pangeran Sura dari belakang, merobek dan melukai bahu Pangeran Sura.

"Brengsek!!" Maki Pangeran Sura kemudian dengan cepat melepas 2 pelindung kaki seberat 100 kilogram di kakinya.

"Whooss" Pangeran Sura langsung melompat ke atas pohon dan menambah laju kecepatannya.

"Kurang ajar!! Kenapa kalian menyerangku ?" Teriak Pangeran Sura

Dengan tawa Rendah Pangeran Ryan Yudha yang mengenakan topeng berkata "karena hidupmu adalah sebuah masalah!"

"Shoo... Shooo... Shoo"

Puluhan anak panah ditembakkan ke arah Pangeran Sura untuk menghalangi jalannya dan menggiringnya ke tepi tebing di depan.

Di tempat lain Putri Rara sudah sangat geram karena Pangeran Sura tidak kunjung kembali.

"Bocah ini berani mengerjai ku, akan ku ajarkan bagaimana menari di antara pedang pedangku!"

Tanpa pikir panjang Putri Rara meninggalkan tempat itu dan pergi berburu sendiri ke arah hutan yang lebih dalam.