9 Tahun Sebelumya!
Telah terjadi peristiwa tragis di Benua Timur yaitu peperangan antar Propinsi yaitu propinsi Wen, Ziao, Su, Han, Qi, Wei dan Qin. Hanya untuk memperebutkan suatu wilayah yaitu Pulau yang di sebut Pulau Naga Emas.
Sudah bertahun-tahun ke tujuh propinsi itu saling berperang karena masing-masing mengklaim bahwa Pulau Naga Emas adalah wilayah kekuasaan mereka. Jutaan tentara dari masing-masing propinsi telah berguguran. Namun pada akhirnya peperangan berakhir dengan sendirinya. Karena di sebabkan oleh sebuah ledakan dahsyat yang masih misterius hingga saat ini.
Tidak ada satupun dari mereka yang berhasil menguasai pulau itu. sebab saat terjadi ledakan pulau itupun hancur dan tenggelam kedasar laut.
Bahkan jutaan Tentara harus gugur tenggelam bersama pulau Naga Emas.
Namun ada suatu peristiwa aneh yang terjadi saat pulau itu tenggelam.
Sosok Naga berwarna kuning keemasan tiba-tiba keluar dan muncul di permukaan laut dengan ekor melilit sosok manusia yang dipunuhi luka di sekujur tubuh dan tidak sadarkan diri. Sosok Naga itu terbang ke atas lalu menghilang di balik awan.
Satu bulan kemudian, sosok yang tadinya di bawa pergi oleh Sosok Naga itu terbang dari atas langit dengan Aura dan kekuatan tak terbatas.
Dua tahun kemudian, peristiwa peperangan kembali terjadi. Di peperangan kali ini Enam Propinsi bersatu melawan Propinsi Qin, namun pada akhirnya peperangan di menangkan oleh propinsi Qin.
kemenangan Propinsi Qin kali ini karena jasa pria yang baru berumur 20 tahun itu. Dia dengan segala kekuatan dan ke ahlian dalam mengatur strategi, menyebabkan enam propinsi mengalami kekalahan telak hingga menyerah tanpa syarat.
Dan atas perundingan dalam penyatuan, ke tujuh propinsi itu disatukan dan menjadi sebuah Negara yang di beri nama Negara "Jongzhu" Dengan Ibu kota Negara yaitu "Qingzhu.
Satu tahun setelah penyatuan, perkembangan Negara Jongzhu juga sangat cepat. Di segala penjuru telah berdiri ribuan Gedung-Gedung yang cukup besar dan tinggi.
meskipun ke tujuh Propinsi dulunya sering berperang, namun itu tidak melibatkan masyarakat sipil, sebab perang itu hanya bagi kalangan Militer saja.
Para kaum pemerintah birokrasi maupun kalangan pebisnis tetap berjalan sepertia biasa dan terus mengembangkan bisnisnya hingga sekarang ini.
Remaja hebat yang telah berjasa dalam penyatuan ke tujuh propinsi itu di beri gelar Raja Naga panglima militer tertinggi dari tujuh panglima yang yang di angkat dari masing-masing ke enam propinsi lainnya.
Pimpinan tertinggi propinsi Qin pada masa peperangan di angkat jadi Presiden Negara Jongzhu saat ini.
Delapan Tahun kemudian ...
"Lapor Raja Naga, Pesawat yang akan mengantar Tuan ke Ibu kota sudah siap, apakah Tuan Raja Naga akan berangkat sekarang juga?"
Seorang pria dengan postur tubuh tinggi besar berusia 27 Tahun berkata dengan sopan terhadap pria yang baru mamasuki umur awal 26 tahun itu.
Pria yang berdiri bangga itu menatap tajam ke arah garis perbatasan Negara Jongzhu bagian utara.
Meskipun pria itu tampak lemah dan kurus, namun dia adalah pria terhebat yang ada di Benua Timur di era saat ini.
Sedangkan pria yang melapor ini adalah bawahan dari pria itu.
"Mayor Johan."
"Bawahan ada disini Raja Naga!
Saat aku pergi, kamu harus menjaga perbatasan dengan baik. Jangan melonggarkan kewaspadaan saat menjaga perbatasan.
"Siap Raja Naga, aku Mayor Johan akan menjaga garis perbatasan Negara kita dengan nyawaku."
"Umh, bagus, sampaikan juga pesanku ini kesemua Jenderal!"
"Siap Raja Naga, bawahan akan menyampaikan pesan Raja Naga.
"Umh ... kalau begitu, aku pergi, selamat tinggal!"
Pria yang di juluki Raja Naga itu pamit dan pergi tanpa menoleh ke belakang."
"Selamat Jalan Raja Naga, aku Johan akan selalu mengingat perintah Raja Naga." Ujar Johan lirih menatap kepergian atasannya dengan sedih.
Selama beberapa tahun belakangan, Johan tidak pernah jauh dari atasannya. Terkadang Johan dan Raja Naga melakukan misi rahasia hanya berdua saja.
Tapi kali ini atasannya akan pergi, tidak tahu kapan kembali atau mungkin tidak akan pernah kembali lagi.
Di Bandara Internasional Jongzhu!
Pesawat Jet milik Militer Jongzhu mendarat di lapangan terbang yang di sediakan khusus untuk pesawat Jet Khusus.
Tampak seorang pria kurus dengan stelan celana Jeans dan kaos lengan panjang berwarnah hitam turun dari Jet yang baru saja mendarat itu.
Dia berjalan dengan santai dan keluar dari bandara melalui jalan khusus bagi kaum elit Negara.
Setelah tiba di luar bandara, mobil khusus Militer juga tiba-tiba muncul dan berhenti tepat didepan pria itu.
"Hormat Raja Naga, perkenalkan namaku Aldo Han, aku di beri tugas oleh Presiden menjadi asisten segaligus supir untuk Raja Naga selama berada di ibu kota!"
"Umh ... Aldo Han, selama aku berada di ibu kota, kamu tidak boleh memanggilku Raja Naga. Cukup dengan memangilku dengan namaku saja.
"Tapi Raja Naga--" Cukup ... Ingat, terserah kamu memanggilku apa saja, yang penting bukan nama gelar itu, aku tidak ingin identitasku di ketahui paham, kan maksudku?"
"Siap, kalau begitu aku aku akan memanggil Anda Tuan Muda saja, bagaimana menurut tuan?"
"Umh ... tidak masalah, asal jangan memanggilku Raja Naga. Kamu juga bisa memanggilku dengan namaku saja.
"Oh, ya namaku Artha Qin?
"Siap Tuan Muda Qin, bawahan sudah tahu."
"Umh ... bagus!" Ucap Raja Naga sambil menepuk bahu Aldo Han.
"Tuan Muda, kenana kita akan pergi?" Tanya Aldo Han yang sudah duduk di kursi kemudi bersiap menyalakan mesin mobil.
"Apa kamu tahu gedung Perusahaan Fiona Corp's Beuty?"
"Tentu saja tahu Tuan Muda, gedung Perusahaan Corp's Beuty terletak di jalan TianZhi, berdiri tepat di alun-alun kota.
"Bagus, kalau begitu kita kesana, aku ingin menemui seseorang disana!" Ucap Artha tersenyum ramah.
Aldo tercengeng ketika melihat senyum dan keramah tamaan atasannya itu. Dia selalu mendengar dari Presiden bahwa Raja Naga sangat ganas dan haus akan membunuh. Tapi ketika dia melihat senyum atasannya barusan dengan mata kepala sendiri, dia sepertinya tidak ingin percaya dengan informasi yang ia dengar terkait dengan karakter seorang panglima tertinggi Negara Jongshu.
Orang yang dikatakan sangat sadis di medan perang justru terlihat seperti tidak pernah melakukan pembunuhan. Bahkan lebih terkesan seperti orang yang lemah lembut.
Sekitar lima belas menit kemudian. keduanya tiba dan berhenti tepat di depan sebuah gedung yang cukup tinggi.
"Tuan Muda, kita sudah sampai." Ucap Aldo, sambil melirik beberapa wanita cantik keluar masuk gedung perusahaan.
"Umh ... baik, parkir mobil agak jau dari sini, aku tidak ingin terlalu mencolok."
"Siap Tuan Muda, aku mengerti." Ujar Aldo tesenyum. Dia mulai lebih rilex saat berbicara pada Artha Qin. Dia sudah tidak kaku seperti tadi saat baru pertama bertemu.
Tapi bukan berarti Aldo Han akan berkata lantang saat berbicara. Dia tetaplah masih sangat hormat dan sopan. Dia adalah anggota Militer tentunya harus disiplin dan selalu menghormati atasan.
Setelah Aldo menepi dan berhenti di pinggir jalan yang agak jauh sedikit dari depan gedung Corp's beuty, Artha dengan cepat turun mobil dan langsung menuju pintu masuk Perusahaan.