webnovel

Rainata

Dia, gadis pencinta hujan namun sangat takut dengan suara petir Dia, sangat menyukai langit hingga pernah bermimpi memiliki sayap untuk bisa terbang bersama burung-burung melintasi cakrawala di atas sana Dia, mencintai pantai menyukai setiap deburan ombaknya ketika ombak tersebut menabrak karang Dia, sosok yang menggilai semua hal akan pantai seperti Kerang dan Mutiara Dia, hampir menghabiskan sebagian waktunya duduk dibawah pohon besar dibelakang rumahnya mengagumi sosok matahari yang selalu menyinari tanpa meminta balas apapun juga Dia adalah Rainata, sosok gadis yang penyayang, lemah lembut, ceria, periang, tomboy, jago beladiri, dan rajin berolahraga, tak heran jika body yang dimilikinya ramping bak model dengan wajah yang berparas cantik, hingga membuat dirinya selalu dipuja oleh kaum lelaki, tak jarang kaum lelaki yang secara terang-terangan menyatakan cinta di depan umum kepadanya. Namun tak ada satupun yang tahu bahwa sosok Rainata sangat takut akan Jatuh Cinta karena 1 alasan di masa lalunya yang pernah ia alami di dalam kehidupannya dahulu Dia, Rainata yang terbiasa sendirian, yang terbiasa hidup tanpa kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Narria_vivi · 若者
レビュー数が足りません
395 Chs

16. Cemburu?

Gak akan ada yang hujat lo Cantik. Selama ada gue, gue pastikan lo aman di sekolah ini, gak akan ada yang berani gangguin lo

# Gevan Radian Juniarta

"Lo? Ada keperluan apa lo disini?" tanya Gevan pelan namun menusuk

"Gue?" Tanyanya pelan

"Iya. Lo ngapain disini? Lo ngikutin gue?"

"Lo gak lihat ini Minimarket?…ya jelas gue belanja lah" jawabnya pelan

"Tapi kok bisa barengan gini, pasti lo ngikutin gue kan? Ngaku lo!"

"Gak ada kerjaan gue ngikutin lo" jawabnya mencoba sabar

"Oke" jawab Gevan singkat

"Lo sama siapa kesini Ge?" tanyanya mencoba ramah

"Bukan urusan lo" jawab Gevan sarkatis

"Gue cuma ingin tahu Ge. Apa salah?"

"Tapi gue gak ingin memberi tahu. Tentunya salah"

"Kenapa?"

"Gak apa-apa. Gue cuma gak mau ada orang yang mencampuri urusan gue"

"Oke, gue minta maaf Ge"

"No Problem"

"Apa segitu bencinya lo sama Gue?"

"Emang gue ada bilang kalo gue benci lo?"

"Tapi cara lo bicara nunjukin kalau lo benci gue"

"Enggak tuh, gak ada. Gue gak benci lo. Biasa aja" jawab Gevan cuek

"Gue tahu lo bohong"

"Gue gak bohong"

"Gue minta maaf atas kesalahan gue dulu Ge"

"Gue udah maafin"

"Apa kita bisa kembali seperti dulu Ge?"

"Gak bisa"

"Kenapa?, tolong kasih gue kesempatan Ge"

"Gue udah cinta sama orang lain"

"Siapa?"

"Bukan urusan lo. Gue duluan" jawab Gevan mengakhiri pembicaraan, ia langsung mengambil Es Krim rasa Strawberry tersebut dan langsung menuju kasir lalu segera membayarnya. Dengan segera Gevan keluar dari Minimarket tersebut tanpa menoleh kearah perempuan tersebut yang masih memperhatikan kepergiannya

Gevan berjalan menuju mobilnya dan membuka pintu kemudi. Ia langsung mendudukkan bokongnya di kursi kemudi dan disambut hangat oleh Rain

"Dapet gak Gevan Es Krimnya?"

"Dapet dong. Lo mau rasa apa? Gue beliin dua Es Krim Cornetto, satu rasa Oreo satunya lagi rasa Strawberry. Tadi gue lupa tanya ke lo…lo mau Es Krim apa, gue telfon lo Handphone lo malah gak aktif ya jadi gue belinya ini Cantik"

"Maaf Ge, Handphone ku Lowbat"

"Oke Gak apa-apa, jadi lo suka ini gak? Atau mau gue belikan yang baru?"

"Gak perlu Ge, terimakaasih ya. Aku suka kok dua rasa itu"

"Oke bagus lah kalau gitu"

"Jadi ini keduanya buat aku?

"Iya, Nih" ucap Gevan lalu menyerahkan kedua Es Krim tersebut kepada Rain

"Berapa Ge?"

"Gausah, gue yang traktir hari ini"

"Tuh gitu terus barusan di kantin juga kamu bayarin aku. Masa kamu aja yang bayarin aku terus"

"Ya gak apa-apa lain kali lo yang traktir gue, hari ini biar gue aja"

"Oke deh Gevan, sekali lagi Terimakasih ya"

"Terimakasih kembali Tuan Putri"

"Yuk pulang Ge, aku capek banget hari ini, gak tau kenapa rasanya capek banget"

"Oke hayo, jadi bener nih gak mau kemana-mana dulu?"

"Enggak Ge, kita langsung pulang aja"

"Oke deh" ucap Gevan mengakhiri pembicaraan

Dengan segera Gevan melajukan mobil BMW nya melesat membelah jalanan kota Jakarta

Hening…

Mereka berdua hanya diam tidak ada satupun yang membuka pembicaraan, hingga Rain dalam hatinya tergerak untuk bertanya,

"Gevan"

Gevan menoleh kearah Rain ketika mendengar namanya dipanggil dam langsung menjawab,

"Kenapa Cantik?"

"Aku mau tanya tapi kamu jangan marah ya? Kalau kamu marah aku gak jadi tanya deh" nyali Rain tiba-tiba saja menciut

"Oke gue gak akan marah, lo mau tanya apa?"

"Bener gak akan marah?" tanya Rain lagi memastikan

"Bener" Gevan menyahut meyakinkan

"Janji ya gak akan marah?"

"Iya sayang janji" jawab Gevan gemas

"iiiih Gevan jangan panggil sayang dong"

"Terus maunya dipanggil apa?" tanya Gevan menggoda

"Rain aja seperti biasa" jawab Rain singkat

"Gue gak pernah manggil lo Rain" ucap Gevan tak kalah singkat

"Ya makanya dibiasain biar biasa" jawab Rain lagi

"Gak bisa" jawab Gevan singkat

"Kenapa?" tanya Rain ingin tahu

"Karena lo Cantik" jawab Gevan cepat

"Apa hubungannya?" tanya Rain tidak mengerti

"Ada, hubungannya…" jawab Gevan menggantungkan kalimatnya

"Apa?"

"Mau tahu aja apa mau tahu banget?"

"Mau tahu banget Ge"

"Gini…. Jadi….Hm apa ya..?"

"Apa sih Ge? Cepetan bilang"

"Gue gak bisa manggil lo dengan nama Rain karena gue gak mau, gue maunya manggil lo Cantik, karena lo Cantik"

"iissshhh apaan sih kamu ini gak nyambung"

"Loh kok gak nyambung sih?"

"Gak ada hubungannya tahu"

"Yaudah deh terserah lo aja"

"Hmmm…."

"Jadi lo mau tanya apa?" ulang Gevan

"Tapi bener ya janji gak akan marah?"

"Iya Cantik, gue janji gak akan marah"

"Bener ya?"

"Yaampun iya Cantik, bener. Kok lo bisa mendadak jadi bawel gini sih?"

"Ya aku kan takut aja kamu marah, kalau kamu marah siapa dong yang aku ajak ngobrol di sekolah? Aku kan gak punya temen selain kamu Ge"

"Oh jadi gue ini cuman lo anggap temen ngobrol doang? Bukan sahabat lo?"

"Ya enggak gitu juga sih Ge, aku anggap kamu sahabat aku kok. Tapi kenyataannya emang bener kan Ge? Aku tuh gak punya temen lain selain kamu. Di sekolah aku cuman kenal kamu aja gak kenal siapa-siapa lagi aku gak punya temen Ge"

"Bukan gak punya Cantik"

"Lalu?"

"Lo belum punya aja, nanti juga punya kok. Emangnya lo gak mau temenan sama gue aja?"

"Mau dong Ge, tapi alangkah baiknya aku punya temen lain juga. Biar kita gak dikira pacaran. Kemana-mana selalu berdua…"

"Emang kenapa kalau dikira pacaran? Lo malu?"

"Enggak Ge, bukan malu. Cuman aku ngerasa gak pantes aja, aku kan murid baru disini. Penggemar kamu banyak. Aku takut dihujat"

"Gak akan ada yang hujat lo Cantik. Selama ada gue, gue pastikan lo aman di sekolah ini, gak akan ada yang berani gangguin lo"

"Makasih Gevan, tapi kita kan gak pacaran. Kita cuma temenan"

"Iya Cantik gue tahu"

"Gevan apa kamu gak takut orang yang kamu suka ngiranya kita pacaran, abisnya kemana-mana kita selalu berdua"

"Gak masalah, kalaupun dia ngiranya kita pacaran yaudah biarin aja"

"Lah kok gitu sih? nanti dia makin jauh dari kamu Gevan"

"Gue gak takut kehilangan cinta Cantik, yang gue takut adalah kehilangan sahabat sebaik lo dan semengerti lo"

"Terimakasih Gevan"

"Sama-sama Cantik. Bagi gue mencari cinta itu lebih mudah dibandingkan mencari sahabat yang tulus dan setia. Jujur aja gue gak pernah punya sahabat perempuan sebelumnya. Lo adalah yang pertama kalinya. Karena kadang gue mikir kalau kita sahabatan itu susah apalagi banyak yang bilang Perempuan dan Laki-laki tidak mungkin bisa sahabatan pasti salah satunya akan ada yang jatuh cinta. Kalau itu sudah terjadi maka akan menjadi sepasang kekasih. Seperti yang lo bilang kalau kita tiba-tiba ada masalah dan putus, kemungkinan nya kecil akan kembali ke seperti semula, mungkin akan manjadi asing dan seperti tidak saling mengenal. Dan gue takut kehilangan sahabat seperti lo Cantik"

"Kamu gak akan kehilangan aku kok Ge, kamu tenang aja ya?"

"Lo janji gak akan tinggalin gue?"

"Janji Gevan"

"Seandainya Arkan kembali, apa lo akan milih dia?"

"Aku gak akan memilih salah satu diantara kalian, kita kan bisa sahabat bertiga Gevan"

Sahabatan bertiga? Dengan kami masing-masing memendam perasaan yang sama untuk lo? Itu sama aja kami memperebutkan lo. Apa mungkin kami bisa akur? Tanya Gevan dalam hatinya, dengan segera ia menjawab,

"Iya Cantik kita bisa sahabatan bertiga" jawab Gevan akhirnya

"Gevan aku jadi mau tanya yang tadi itu"

"Yang mana?" tanya Gevan bingung

"Yang tadi isi janji-janjian itu loh"

"Oh iya. Tanya aja, mau tanya apa?"

"Tadi kamu di Minimarket kok lama? Aku lihat dari sini kamu ngobrol dengan seseorang perempuan. Siapa dia Ge?"

"Oh itu. Bukan siapa-siapa kok Cantik"

"Aku mau tahu Gevan"

"Beneran Cantik bukan siapa-siapa kok itu"

"Kalau bukan siapa-siapa kok kamu gak mau kasih tahu aku siapa dia"

"Dia gak penting Cantik"

"Apa dia yang kamu suka Gevan?"

"Bukan"

"Lalu?"

"Tidak ada Cantik, dia tidak penting. Jadi tidak usah bahas dia, bahas yang lain aja ya"

"Baiklah Gevan" jawab Rain murung

"Kenapa? lo Cemburu?" tanya Gevan menebak