webnovel

Queen Seohyun

Shin Yoo Ri jatuh hati pada pandangan pertama kepada seorang pemuda yang dijumpainya saat berteduh dari hujan. Yoo Ri tidak tahu jika pemuda yang disukainya itu adalah sang pewaris tahta, Putra Mahkota Yi Jin. Sejak pertemuan pertamanya dengan Yi Jin, Yoo Ri terus mencari keberadaan pemuda itu namun tidak pernah ia jumpai lagi. Pada akhirnya, Yoo Ri berhasil bertemu kembali dengan Yi Jin saat ia datang ke istana. Pada saat itu juga ia mengetahui jika pemuda yang ia sukai adalah sang pewaris tahta. Sejak saat itu Yoo Ri bertekad untuk menjadi pendamping bagi Yi Jin. Bagaimana kisah selanjutnya dari Shin Yoo Ri? Akankah ia berhasil meraih tekadnya untuk menjadi pendamping bagi sang pewaris tahta?

nhiefeliana · 歴史
レビュー数が足りません
24 Chs

Chapter 13

Hampir setengah jam lamanya Shin Yoo Ri terdiam sambil memerhatikan sang ayah, yang saat ini sedang serius membaca bukunya. Perempuan ber-jeogori putih dengan sulaman bunga-bunga itu sedang memberanikan diri untuk mengungkapkan keinginannya untuk ikut serta dalam pemilihan putri mahkota nanti. Ia sebenarnya sudah tahu jawaban dari sang ayah, yang pasti akan menolak keinginannya. Saat dirinya berkata jujur mengenai laki-laki yang ia suka saja sang ayah sudah menunjukkan ketidak sukaannya. Lalu saat ini, jika ia mengatakan ingin ikut serta dalam pemilihan....

"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan, Shin Yoo Ri?" tanya Tuan Shin yang pada akhirnya membuka suaranya. Tangan pria itu menutup sejenak buku yang sedang ia baca lalu memandang sang putri yang duduk di hadapannya.

"Itu ... abeoji, bisakah abeoji mendaftarkan aku ke dalam pemilihan putri mahkota nanti?" tanya Yoo Ri. Sedikit ada nada keraguan saat gadis itu bertanya seperti itu kepada ayahnya.

Tuan Shin menghela napasnya gusar setelah mendengar pertanyaan yang diajukan sang anak. Ia sudah menduga jika putrinya ini pasti akan membahas masalah pemilihan putri mahkota yang pasti akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Ia memandang serius Yoo Ri yang sedang menundukkan kepalanya.

"Andwae," ujar Tuan Shin membuat sang anak akhirnya mengangkat kepalanya. "Aebi tidak akan mengikut sertakanmu ke dalam pemilihan itu dan aebi akan tetap menjodohkanmu dengan Kang Tae Oh. Aebi sudah berbicara lagi dengan Kang Daegam mengenai masalah ini dan beliau menyetujui untuk tetap menjodohkan kalian."

"Abeoji ...." Yoo Ri merengek karena rupanya sang ayah masih tetap ingin menjodohkannya dengan Tae Oh. "Kenapa abeoji tetap ingin menjodohkan aku dengannya? Padahal saat itu aku dan Tae Oh Orabeoni bersepakat menolak perjodohan itu."

Kembali pria bangsawan itu menghela napasnya. "Bukankah sudah jelas kenapa aebi ingin tetap kalian berdua menikah?"

"Kalau begitu, kenapa abeoji tidak ingin aku ikut serta dalam pemilihan?" Yoo Ri menatap sang ayah dengan seriusnya. Ia ingin tahu alasan pasti sang ayah tidak menginginkan dirinya ikut ke dalam pemilihan.

"Itu karena aebi tidak ingin kau menjadi bagian keluarga istana," jawab Tuan Shin.

"Kenapa?"

"Karena aebi tidak ingin putri tunggal aebi mengalami hal yang tidak baik seperti leluhurmu, Shin Yoo Ri! Aebi tidak ingin kau memiliki kehidupan yang menyedihkan setelah menjadi keluarga istana. Aebi hanya ingin kau hidup bahagia dengan pria bangsawan biasa!"

Yoo Ri terdiam setelah mendengar jawaban sang ayah. Rupanya alasan pasti ayahnya tidak ingin dirinya ikut ke dalam pemilihan karena takut ia mendapatkan kehidupan yang tidak baik di istana. Tapi walaupun begitu, ia ingin tetap ikut serta dalam pemilihan.

"Walaupun begitu, aku tetap ingin ikut dalam pemilihan, Abeoji," ujar Yoo Ri membuat sang ayah membulatkan kedua matanya karena terkejut.

"Shin Yoo Ri!"

"Tolong izinkan aku ikut ke dalam pemilihan itu, Abeoji. Aku janji, jika aku tidak lolos pada putaran pertama atau gagal masuk ke tiga besar, aku akan menikah dengan Tae Oh Orabeoni," ujar Yoo Ri mencoba membujuk ayahnya itu.

Tuan Shin menggelengkan kepalanya. "Tidak, aebi tetap tidak akan mengikut sertakanmu ke dalam pemilihan. Sekarang keluarlah dan masuk ke kamarmu."

"Baiklah, jika abeoji tetap tidak akan memasukkanku ke dalam pemilihan, aku akan melakukan aksi mogok makan!"

"Shin Yoo Ri!"

Yoo Ri tidak memedulikan sang ayah, gadis itu memilih beranjak dari duduknya untuk keluar dari ruangan ayahnya dengan perasaan kesal. Tepat saat ia membuka pintu, sang ibu rupanya terdiam di sana. Wanita bangsawan itu hanya memandang putrinya sebelum akhirnya masuk ke ruangan sang suami setelah Yoo Ri meninggalkan tempat tersebut.

"Seobangnim, lebih baik kau menuruti saja permintaannya," ujar Nyonya Ahn setelah duduk di hadapan sang suami. "Biarkan dia ikut serta dalam pemilihan dan kita lihat apakah dia bisa berhasil menjadi putri mahkota, atau justru gagal sejak di babak pertama."

"Buin, aku sama sekali tidak akan mengikut sertakan dia dalam pemilihan," ujar Tuan Shin. "Bagaimanapun juga, aku tidak ingin putriku menjadi anggota istana."

"Kau terlalu mengkhawatirkan hal yang belum terjadi, Seobangnim. Jika kau berpikir seperti itu, maka kelak hal yang tidak kau inginkan pasti akan terjadi. Cobalah untuk berpikir yang baik-baik," ujar Nyonya Ahn.

Ucapan sang istri rupanya berhasil membuat Tuan Shin terdiam sambil memandang wanita di hadapannya itu. "Lalu, haruskah aku mengikut sertakan anak kita ke dalam pemilihan?"

"Dari pada membuat Yoo Ri mogok makan, lebih baik kau mendaftarkan anak itu ke dalam pemilihan."

Tuan Shin menghela napasnya lagi. "Baiklah, mungkin tidak ada salahnya juga mendaftarkan dia ke dalam pemilihan. Berharap saja dia akan gagal di putaran awal agar aku bisa menikahkan anak itu dengan Kang Tae Oh."

"Seobangnim, tidak bisakah kau mendoakan yang terbaik untuk anakmu itu?"

~"~

"Abeoji, aku dengar tidak lama lagi akan diberlakukan pembatasan pernikahan," ujar Chae Yoon yang sedang menemani sang ayah bermain permainan baduk.

"Kau mendengar itu dari siapa?" tanya Tuan Kim tanpa mengalihkan pandangannya dari papan baduk yang ada di hadapannya itu.

"Cho Rong yang mengatakannya padaku, Abeoji. Dia melihat pengumuman di pasar yang mengatakan pembatasan pernikahan akan segera diberlakukan."

Tuan Kim menaruh biji baduk berwarna hitam miliknya ke tempat yang menurutnya strategis. "Lalu, kenapa kau membahas hal itu?" tanyanya yang kali ini sambil memandang sang putri.

"Jika pembatasan pernikahan diberlakukan, bukankah berarti akan ada pernikahan kerajaan nanti? Apa mungkin seja jeoha akan segera mencari pendampingnya?"

Tuan Kim tertawa kecil mendengar ucapan sang anak. Sepertinya anak gadisnya ini sangat menginginkan ikut serta dalam pemilihan tersebut. "Ya mungkin saja seja jeoha yang akan segera menikah, atau mungkin Jaehyang Daegun yang akan menikah," ujarnya menggoda sang anak.

"Tapi, jika seja jeoha yang akan segera menikah, apa abeoji akan mendaftarkanku ke dalam pemilihan putri mahkota?"

"Tentu saja aebi akan mendaftarkanmu ke dalam pemilihan. Sejak kau lahir, aebi sudah mempersiapkan dirimu untuk menjadi ratu selanjutnya dari negara ini. Jadi, berikan yang terbaik selama pemilihan nanti, Chae Yoon-a."

Kim Chae Yoon tersenyum lebar mendengar ucapan sang ayah. "Abeoji jangan khawatir, aku akan memberikan yang terbaik selama pemilihan nanti. Dan aku yakin akan terpilih menjadi putri mahkota nanti dan akan menjadi ratu selanjutnya negara ini."

"Aigoo, aebi sangat suka dengan semangat dan tekadmu ini, Chae Yoon-a. Sangat membuktikan jika kau adalah anak aebi. Kau sungguh luar biasa putri cantikku."

"Tentu saja aku luar biasa abeoji. Aku janji tidak akan mengecewakan keluarga Kim, apalagi jungjeon mama juga berasal dari keluarga Kim. Jadi, aku akan meneruskan sejarah ratu dengan marga Kim, Abeoji."