Ivana yang terkejut akibat Ulah Marvel. Dan saat Marvel telah menurunkannya Tasya dan Clara menyalakan lampunya.
Klikk
Lampu kemudian menyala. "Oo, kalian ? Mengapa tidak memanggil kami tadi ? Kami bisa langsung menyalakan lampu ini. Dan mengapa aku tidak mendengar suara langkah kaki ?". Kata Tasya.
"Apa urusan kalian sudah selesai ?". Tanya Clara
"Ekhem". Dehem seseorang yang sedari tadi duduk disofa.
Ada Mark,Lorenzo dan Arkan yang sedari tadi duduk dikegelapan.
"Wah, sungguh tadi aku sangat terkejut". Kata Lorenzo yang masih menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya.
"Apa kau mendengar itu ? Meski kita tidak melihatnya. tapi, kita mendengarnya". Jawab arkan.
Sedangkan Marvel dan Ivana terlihat membeku saat tau bahwa mereka sedari tadi duduk di sofa dan mendengar percakapan mereka.
"Wah, Marvel. Aku sungguh tidak menyangka".
"Dan kau Ivana. Kau sungguh mengejutkan". Kata Mark.
Tasya dan Clara hanya menaikan alisnya tidak mengerti apa yang mereka semua bicarakan.
"Apa yang kalian bicarakan ? Jangan membuat kami berfikir". Ucap Tasya bingung.
"Tanya saja Ke mereka berdua". Ucap Lorenzo yang berusaha menahan tawanya.
Tasya dan Clara lalu memandangi Ivana untuk meminta jawaban. "Tidak ada, Kalian semua salah paham. Kami hanya bercanda". Jawab Ivana memasang wajah datarnya agar tidak dicurigai mereka.
"Memangnya ,apa yang sebenarnya terjadi ?". Tanya Tasya bingung.
"Sudahlah. Tidak penting juga. Apa kalian ingin memasak ? Ada beberapa bahan yang sudah aku siapkan. Jadi, masaklah. Aku sudah kelaparan". Ucap Ivana mengalihkan pembicaraannya.
"Cepatlah!. Apa kalian ingin aku mati kelaparan ?". Tanya Ivana untuk menyuruh mereka segera kedapur agar terhindar dari beberapa mata-mata tadi.
Tasya dan Clara lalu menuju dapur untuk menghidangkan makanan untuk mereka semua. Sedangkan Ivana ia segera menuju kekamarnya.
"Apa kalian melihat sesuatu tadi ?". Tanya Marvel bertanya ke para pria yang di hadapannya .
"Tidak. Kau tau kan disini tadi gelap. Memang, apa hal yang kami tidak melihatnya ? Apa kalian berciuman ?". Tanya Arkan memasang ekspresi terkejut.
"Tidak. Aku hanya membantunya tadi. Dan mengenai percakapan kita tadi cuma bercanda". Jawab Marvel yang terlihat keringan membasahi dahinya.
"Tapi, aku tadi mendengar suara-suara mengerikan". Ucap Lorenzo lagi.
"Apa ? Suara seperti apa ?".
"Sudahlah, pendengaran kalian bermasalah. Dan sekarang dengarkan aku. Lupakan kejadiaan ini dan jangan menyebabkan kesalahpahaman!! Aku akan mandi dulu". Ucap Marvel lalu meninggalkan mereka.
"Patut dicurigai". Gumam Lorenzo.
Marvel lalu menaiki anak tangga dan memasuki kamar yang sudah disiapkan oleh mereka semua.
Marvel masih mengingat jelas lumatan yang ia berikan ke Ivana. "Hampir saja kau ketahuan. Lain kali lakukanlah dikamar". Gumam Marvel untuk dirinya sendiri.
Ia lalu mengambil handuk dan bersiap membasuh dirinya.
Sedangkan Ivana. Ia masih merenungkan apa yang sebenarnua terjadi tadi." Kau bodoh Ivana! Sangat bodoh! Bagaimana bisa kau tadi menciumnya terlebih dulu. Dan apa tadi?! Marvel menciumku dan memberikan..Agh!!l". Teriak Ivana frustasi.
"Apa yang kau lakukan Ivana !! Firs kiss ku !! Agh!! Brengsek !!". Teriak Ivana.
Ivana terus saja menggerutu. Ia bahkan memandangi wajahnya dicermin sambil memegangi bibirnya.
"Marvel brengsek !! Tapi ini bukan salahnya juga. Aku yang pertama menciumnya!". Gumannya.
"Baiklah Ivana. Mari lupakan ini". Ucapnya lalu menuju kamar mandi dan berendam di bak mandi untuk menjernihkan pikirannya.
Skip
Makanan sudah tersaji dimeja makan. Tasya dan Clara membuat Nasi goreng dan sup ayam. Ia juga memasak nasi biasa jika mereka tidak memakan nasi goreng.
Para lelaki yang pertama datang lalu duduk dikursi mereka. "Wah, aromanya wangi. Apa bisa dimakan ?". Tanya Zaen.
"Kau fikir ?". Tanya Clara kesal.
"Kau. Tidak usah makan! Kau fikir kami tidak bisa memasak ?!". Ucap Tasya kesal.
Saat Arkan ingin mengambil nasi goreng ia dihentikan Clara.
"Kau panggil Marvel, dan kau Tasya, suruh yang lainnya untuk makan. Jangan lupa Ivana. Aku fikir dia sedang berendam sekarang".
Tasya lalu pergi untuk memanggil yang lainnya untuk makan. Dan benar saja Ivana kini sedang berendam dengan menggunakan aroma mawar.
Tok tol tok
"Ivana cepatlah turun. Makanan sudah siap". Teriak Tasya disebalik kamar mandi.
Ivana lalu membuka matanya dan keluar dari kamar mandi menggunakan handuk.
Ivana lalu membuka pintunya." Tunggu aku 5menit. Aku akan segera turun". Ucap Ivana ke Tasya.
Sedangkan Marvel ia sudah membersihkan dirinya setelah Arkan memanggilnya untuk segera turun.
Saat Marvel melewati Kamar Ivana ia melihat Ivana yang sedang menggunakan handuk yang menutupi badannya. Tasya tidak menutup pintu dengan rapat.
Marvel lalu mendekati kamar Ivana dan masuk kekamarnya tampa diketahui Ivana.
Ivana yang kini sedang mengambil pakaiannya lalu ingin membuka handuknya.
Saat Ivana berpaling ia melihat Marvel yang sedari tadi duduk disofa dan memandanginya penuh nafsu.
"Ya !! Apa yang kau lakukan disini !!". Teriak Ivana.
"Kau membiarkan pintumu terbuka. Lalu aku masuk". Jawab Marvel yang masih fokus menatap tajam ke Ivana.
Ivana yang tersadar masih menggunakan handuk yang menutupi tubunya sontak menggunakan tangannya untuk menutupi bagian dadanya yang terlihat.
"Kau mesum !! Cepat keluar !!". Teriak Ivana melempar pakaiannya ke Marvel.
Marvel kemudian berdiri dan mendekati Ivana. Ia memegang pakaian yang dilempar ke dirinya.
"A-apa yang k-kau lakukan !! Menjauhlah !!". Ucap Ivana dengan gugup karena Marvel terus saja mendekatinya.
Sedangkan Ivana terus memegangi handuknya untuk tidak terjatuh. Saat ini Marvel mengunci pergerakan Ivana." Ini pakaianmu, cepat turun kebawah. Mereka sudah menunggu kita untuk makan". Ucap Marvel.
Mata Marvel terus saja memendang lekat wajah Ivana. Ia juga mencium aromo Mawar yang diseluruh badan Ivana yang membuatnya sempat perfikiran Dangkal.
Ivana lalu mendorong dada Marvel." Pergilah!! Jika ada yang melihat kau disini dengan kaadaanku seperti ini. Telinga kau akan panas".
Marvel tidak mendengarkan Ivana. Ia bahkan berfikiran sedang melakukan sesuatu. Bagaimanapun ia juga pria normal jika melihat pemandangan ini ia juga akan nafsu.:)
Marvel memiringkan kepalanya dan mengecup leher putih Ivana. Lalu pergi meninggalkannya.
Ivana yang membeku ditempat karena tindakan Marvel. Ia bahkan mengeluarkan semburai merah dikedua pipinya.
"Brengsek Kau Marvel. !". Gumam nya lalu memakai pakaiannya dan segera turun kebawah untuk mengisi perutnya.
"Jika dibiarkan seperti ini. Maka dia akan semakin berani".
Skip
Ivana menuruni tangga denganmemakai pakaian sederhana. Ia menggunakan kaos lengan pendek berwarna hitam tidak lupa celana pendek di atas lutut yang menampilkan paha mulusnya.
Rambut yang diikat memperlihatkan leher mulusnya.
"Wah, sungguh indah pemandangan ini". Gumam Arkan melihat Ivana.
"Sangat seksi". Ucap Lorenzo sambil membuka mulutnya.
Sedangkan Marvel menatap Ivana penuh arti. Ia mengambangkan senyumannya karena berhasil mencium bibir gadis itu dan memberikan kecupan.
"Sangat cantik". Batin Marvel yang masih fokus memandangi Ivana.