Halaman rumah Zea ramai. Tentu saja motif dari acara tersebut adalah membuat kenang-kenangan sebanyak-banyaknya untuk perempuan yang sama sekali tidak tahu kapan ajal menjemputnya tersebut. Zea tidak pernah suka pada kesedihan. Karena itulah selalu ada semarak keramaian pesta. Hari ini mereka melakukan barbeqiu-an. Namiera dan Leon juga akan mengakhiri waktu liburannya. Sangat wajar jika pesta tersebut dibuat.
"Om," Dzaka menatap Om Dipo. Laki-laki yang tengah memanggang beberapa daging tersebut berbalik pada kemenakannya. Dzaka meneguk ludahnya. Kenapa wajah Dipo sekarang sangat menakutkan. Namun laki-laki itu harus mengatakannya secepat mungkin agar dia juga bisa mendapatkan kemewahan seperti yang Rafa dapatkan untuk Neira. "Dzaka suka Neira."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください