Ze Ai Zima malah menggeleng "Aku lebih suka memakai jubah ini" tegasnya dengan suara serak-serak basah yang terdengar seksi, itu adalah kalimat pertama yang ia keluarkan di ruang hampa.
Pangeran Biru dan Kuning bahkan saling pandang ketika pertama kali mendengarkan suara unik Ze Ai Zima.
Pangeran Ungu justru tidak memikirkan soal suara itu, ia merasa heran dengan respon Ze Ai Zima, bagaimana mungkin seseorang yang terlihat 'lemah lembut dan butuh pertolongan' bisa dengan tidak tahu diri menolak pengorbanan orang lain yang membantunya dan malah autis tetap memakai apa yang bukan menjadi haknya.
Namun Pangeran Ungu tidak ingin terlalu memikirkannya, mungkin karena Ze Ai Zima belum dewasa pemikirannya.
Ia kemudian menjelaskan maksudnya dengan tenang, "Jubah yang kamu pakai ini sangatlah penting, ia harus dipakai oleh pemilik aslinya"
Ze Ai Zima menggeleng lagi, "Beritahu aku darimana kalian mendapatkan jubah dari kain suci yang ajaib ini?"
katanya dengan tegas.
Pangeran Ungu semakin heran, kenapa Ze Ai Zima harus tau? Pangeran Jingga juga jadi ikut kesal dengan sikap Ze Ai Zima, ia pun memutuskan untuk tidak akan mengasihi cicit yang kurang ajar itu lagi. Tadinya ia melembutkan hati ketika melihat mata polos Ze Ai Zima, tapi kini ia membuang jauh-jauh pendapat itu.
Pangeran Kuning segera angkat bicara. Ia menjelaskan asal usulnya dengan penuh semangat. Tampaknya, ia tidaklah sejahat ekspresi wajahnya ketika pertama dilihat Ze Ai Zima.
"Sepertinya kita belum memperkenalkan diri. Kami adalah Pangeran Pelangi, tujuh anak kembar yang dilahirkan oleh Kaisar Ze-4 dan Dewa Pelangi. Berkat Dewi Pisflnes, Dewi Kedamaian, Malaikat Atalya mentoleransi hubungan dewa dan manusia, asalkan dewa tetap melakukan tugasnya dengan baik dan manusia itu tidak mengkhianati King Lordest. Jubah ajaib ini diberikan oleh Malaikat Gozel, atas permohonan ayah kami, Dewa Pelangi, ketika Malaikat Gozel membuang kami di ruang hampa ini. Dewa Pelangi sangat ingin kami bisa mendapatkan kesempatan satu kali lagi untuk hidup di bumi dan pulang ke surga, itulah sebabnya ia mengorbankan dirinya demi mempermudah kami menyelesaikan misi di ruang hampa"
"Jadi Dewa Pelangi kini sudah tidak ada?"
"Ya, dia sudah dipindahkan didalam jubah ini"
Ze Ai Zima mengangguk paham, kini ia mulai memahami masalah apa yang dihadapi Pangeran Pelangi, dan juga betapa berharga dan pentingnya jubah yang dipakai mereka.
"Kalau begitu, kenapa kalian bisa ada diruang hampa? Apa sebenarnya dosa kalian itu?"
Pangeran Merah tampak sangat kesal, sepertinya ia sudah tidak tahan dengan pertanyaan Ze Ai Zima.
"Seharusnya kami yang bertanya, siapa kamu?" tuding Pangeran Merah.
Ze Ai Zima tersenyum kecut, yang terlihat seperti senyuman manis.
"Aku adalah Ze Ai Zima, Puteri Sulung Kaisar Ze-11 dan Dewi Pisflnes. Aku adalah keturunan ketujuh setelah kalian"
Seketika itu juga, Pangeran Pelangi terpana tak percaya mendengarnya. Bukan karena Ze Ai Zima adalah cicit keturunan ketujuh mereka. Tapi, karena Ze Ai Zima adalah anak dari Dewi Pisflnes, Dewi Kedamaian yang membuat Dewa Pelangi tidak dihukum Malaikat Atalya karena telah menikahi Kaisar Ze-4, yang adalah manusia biasa.
Bagaimana mungkin anak Dewi itu malah dibuang di ruang hampa. Bukankah itu artinya anak ini melakukan kesalahan yang sangat besar sehingga ibunya tidak bisa memohon maaf kepada Malaikat Atalya?
Namun dari tampangnya, Ze Ai Zima tidak mungkin bisa berbuat dosa sedemikian besar.
"Lalu kenapa kamu bisa ada di ruang hampa? Dosa apa yang kamu lakukan?" tanya Pangeran Ungu
"Bukan aku yang bersalah, tapi kalian, Pangeran Pelangi" tuduh Ze Ai Zima dengan tegas. Mengejutkan mereka semua.
"Bagaimana mungkin? Kami hidup beberapa ratus tahun sebelum kamu lahir!" bantah Pangeran Biru.
"Sebutkan padaku kesalahan apa yang kalian perbuat sehingga bisa dibuang di ruang hampa?" tanya Ze Ai Zima
Pangeran Merah menatap Ze Ai Zima dengan tajam.
"Kenapa kamu harus tau? Kamu bahkan belum menjawab pertanyaanku, dan malah balas menuding kami dengan pertanyaan konyolmu"
"Karena jika aku tidak tau asal usul kalian, kalian pun tidak akan kubiarkan tau asal usul aku. Apa Pangeran takut akan terlihat lebih rendah dariku jika kejahatannya terbongkar?"
Pangeran Kuning dan Pangeran Biru saling pandang, merasa tidak nyaman dengan provokasi Ze Ai Zima. Ia terlihat sangat tidak cocok mengatakan perkataan sekasar itu. Hal itu membuat Pangeran Pelangi keheranan sehingga tidak menanggapinya dengan cepat.