webnovel

wanita Licik part2

Melihat Pamela dan Ratu Vivian masih berada di dalam penjara sihir ibunya, Drak merasa kesal.

Terlebih Ratu Marigold tidak memberitahunya terlebih dahulu. Ini sudah kelewat batas bagi Drak.

Bahkan janji sang Ibu untuk mengembalikan Sky pada Ratu Vivian hanyalah isapan jari belaka.

Dengan langkah tergesa-gesa dan penuh amarah, Drak berjalan menghampiri sang ibu.

Ceklek!

Dia membuka pintu kamar ibunya tanpa permisi.

Dan di dalam tampak Ratu Marigold yang sedang bermesraan dengan Raja Sky.

Tangan Ratu Marigold dikalungkan pada leher pria itu. Sepertinya mereka hendak berciuman. Namun kedatangan Drak membuyarkan kemesraan itu.

Ketika pintu terbuka dengan suara yang kencang, mereka tersentak secara bersamaan.

"Drak! Apa yang kau lakukan?!" pekik Ratu Marigold, "tidak sopan masuk ke kamar orang tanpa mengetuk pintu!" ocehnya.

"Masa bodo!" sahut Drak.

"Sayang, sebaiknya aku kembali ke kamarku, ya?" ucap Sky.

Ratu Marigold pun berusaha untuk melarang Sky pergi.

"Sayang—" Drak memotong kalimat ibunya.

"Iya, sebaiknya kau kembali ke kamarmu saja! Bila perlu enyah dari dunia ini!" tukas Drak pada Sky dengan nada tinggi, "dasar pria tak berguna!" cercanya.

Raja Sky hanya diam menatap Drak dengan penuh rasa bersalah. Nyatanya apa yang diucapakan oleh Drak itu memang benar. Dia pria tidak berguna dan hanya bisa menurut saja dengan printah Ratu Marigold.

"Drak, kau tidak boleh berkata seperti itu, Drak! Dia itu ayahmu!" ujar Ratu Marigold.

"Cih! Aku tidak mau punya Ayah seperti dia!" sahut Drak.

"Hei, kau ini bilang apa, Drak!"

"AKU BENCI PRIA BODOH, YANG TIDAK PUNYA PENDIRIAN ITU!" jawab Drak dengan suara lantang menegaskan ucapanya.

Seketika Ratu Marigold murka, dan dia mendaratkan tamparan di wajah Drak.

Plak!

"Dasar Anak Kurang Ajar!" umpatnya.

Tentu saja Drak tidak tinggal diam, dan dia pun mengeluarkan segala keluh kesahnya kepada Ratu Marigold.

"Dengar ya, Bu! Aku malu menjadi anakmu, terlebih harus mengakui pria seprtinya sebagai 'Ayah!'" Drak melirik Sky lagi, "benar-benar tak sudi!" timpalnya. "Dan aku juga tidak rela kalian telah mengurung istriku beserta ibu mertuaku!" ucap Drak.

"Loh, sejak kapan kau memikirkan orang lain? Dan sejak kapan kau menganggap hubungan ini dengan serius?" tanya Ratu Marigold, "sejak awal kau juga tahu jika pernikahan ini hanya untuk maksud tertentu, 'kan!" ujar Ratu Marigold sambil tersenyum sinis pada Drak.

Lalu pemuda itu kembali angkat bicara.

"Bukan itu masalahnya, Bu! Tapi yang jadi masalahmya karena Ibu sudah ingkar janji!" Drak mengangkat kepalanya tinggi-tinggi. "Ibu, tidak bilang jika akan mengurung mereka! Yang Ibu, bilang akan menukar pernikahanku dengan Pria Bodoh itu!" ujar Drak seraya menengok ke arah Sky. Lagi-lagi Sky hanya bisa diam dan menundukkan kepalanya.

"Lalu kenapa Ibu, malah menipu?"

Sejenak Ratu Marigold menghela napas jengah.

"Baiklah, soal itu Ibu  memang salah! Tapi kenapa kau sampai semarah ini? Kau tidak jatuh cinta betulan dengan anaknya Vivian, 'kan?" tanya Ratu Marigold.

Drak pun menunduk, dia tak bisa menjawab pertanyaan dari ibunya.

Sesungguhnya dia masih bingung dengan perasaannya sendiri, entah dia itu benar-benar menyukai Pamela atau tidak. Perasaannya masih berkecamuk.

Mimpi saat ia bermesraan dengan Pamela di malam itu masih terasa nyata dalam benak Drak. Tapi dia tidak yakin jika ini 'cinta'

Dan Pamela memiliki sesuatu yang tak bisa ia ungkapkan. Seperti ikatan sebuah tali yang membuat Drak tak bisa melepaskan diri dari Pamela.

Yang jelas ia tidak bisa membiarkan Pamela mendekam di dalam penjara. Drak tidak tega.

"Ah... kau diam, ya?" Ratu Marigold tersenyum tipis, "tidak apa-apa mengaku saja," ujarnya.

'"Kalau kau mencintai Ximena, itu tidak masalah kok! Justru malah bagus!" Ratu Marigold tersenyum lagi. Dan dia belum memberikan kesempatan bagi Drak untuk berbicara.

Masih melanjutkan kalimatnya tentang hubungan Drak dengan Ximena.

"Malah itu yang kumau! Kalau kau mencintai Ximena, itu artinya aku sebentar lagi akan memiliki seorang cucu. Cucu dari hubungan sedarah, yang nantinya dia bisa menjadi pewaris kerajaan Lacuna Dark yang sesungguhnya!" tukas Ratu Marigold sambil tertawa dengan bangga.

Drak menundukkan kepalanya.

Dalam hatinya berkata, 'Ibu masih mengira jika putri yang ia tahan saat ini adalah Ximena. Padahal dia adalah Pamela,'

'Tapi bukankah itu malah bagus? Dengan begitu aku bisa mengeluarkan Pamela dari penjara, dengan alasan aku mencintainya,'

"Drak! Kau melamun, ya?" Ratu Marigold menyentuh pundak putranya.

"Ah! Iya, Bu! Aku mencintainya!" ucap Drak dengan tegas. Ratu Marigold tersenyum bahagia.

"Bagus, kalau begitu aku akan melepaskan gadis itu, dan membiarkan kau bersamanya!" tegas Marigold. "Tapi ingat ...." Ratu Marigold merangkul pundak Drak, "kau harus berjanji akan memberikanku cucu!" pinta Ratu Marigold.

Drak pun menundukkan kepalanya.

"Baiklah, Bu!" jawabnya.

"Tapi aku minta, Ibu, melepaskan Ratu Vivian juga, serta kembalikan pria ini kepadanya!" pinta Drak.

"Ah, kalau soal itu aku tidak bisa memberikannya!" jawab Ratu Marigold.

"Loh, kenapa?" tanya Drak.

"Karena aku ingin menguasai Kerajaan Violet! Dan aku ingin Vivian menderita di penjaraku!" jawab Ratu Marigold.

"Ibu, benar-benar jahat!" pekik Drak.

"Bukankah, kau tahu jika Ibu memang jahat sejak dulu?" ucap Ratu Marigold, Drak pun hanya bisa menggelengkan kepalanya seraya mendengus kesal.

Dia tidak tahu harus dengan cara apa untuk membuat Ratu Vivian keluar dari penjara itu. Namun kalau urusan Pamela, Ratu Marigold sudah pasti akan melepaskannya.

Cukup alot perdebatan mereka berdua. Sementara Sky masih dengan sikap pengecutnya, hanya diam dan hanya bisa menjadi saksi atas pertengkaran keduanya.

Beberapa saat kemudian, mereka pun mendapat sebuah kesepakatan.

Yaitu, tetap membiarkan Ratu Vivian di penjara. Namun mengeluarkan Ximena alias Pamela dari penjara itu. Dan Ratu Marigold berjanji akan mengeluarkan Ratu Vivian juga, dengan sebuah syarat ... yaitu, apa bila Drak dan Ximena telah berhasil memberikannya seorang cucu.

Drak pun menerima keputusan itu, meski merasa berat. Dia sebenar tidak tega melihat Ratu Vivian berada dalam penjara.

Namun tidak ada pilihan lain. Terpaksa jika Drak tidak menerima pilihan itu maka Ratu Marigold akan membunuh Ratu Vivian.

"Baguslah, sekarang kita sudah memiliki kesepakatan yang tepat. Dan kau harus menepati janjimu, Drak!" ujar Ratu Marigold, "beri Ibu cucu!" tegasnya.

"Baik, tapi untuk yang kali ini, Ibu, tidak boleh melanggar janji lagi!" pinta Drak, "setelah mendapatkan cucu, maka Ibu harus melepaskan Ratu Vivian!" pinta Drak.

"Ah, tentu saja. Ibu tidak akan ingkar janji, Sayang!" Ratu Marigold membelai wajah putranya dengan lembut.

Lalu Drak keluar dari dalam kamar sang Ibu.

Setidaknya dia sudah merasa tenang.

Lagi pula kalau soal anak, dia tidak perlu takut jika anaknya nanti akan menjadi Iblis jahat pemimpin Lacuna Dark, karena dia tahu jika Pamela tidak ada ikatan darah dengannya, sehingga kekuatan gelap dari leluhur ibunya tidak akan mendarah-daging bagi putra-putrinya nanti.

Bersambung ....