NAREN
Aku bukannya nggak tahu kalau Kanya terus menatap. Bikin nggak konsen. Padahal TV di depan wanita itu menyala. Tapi dia terus saja memandangi aku yang sedang sibuk di meja kerja.
"Jika satu unit bernilai 170 juta, maka bisa dilempar ke pasar sekitar 400 juta. Kredit yang diberikan hingga mencap—"
Aku mengerang dan menoleh. "Apa sih, Sayang? Mau ngomong apa?" tanyaku akhirnya.
Wanita hitam manis itu nyengir lantas bergerak cepat menghampiriku. "Aku ganggu kamu ya?" tanyanya sembari menarik sebuah kursi plastik dan duduk di depanku.
"Banget." Aku melepas kacamata baca ketika dia tertawa. "Ada apa? Aku beri waktu lima menit."
"Lima menit dan kamu harus deal."
Dahiku berkerut. "Emang apaan? Kenapa aku harus deal?"
Alih-alih bicara dia malah mengerutkan bibirnya yang seksi.
"Kanya, ini udah lebih dari lima menit loh."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください