webnovel

2. Ah sungguh membuatku mati kesal

Di waktu yang sama, Sying Tao masih dengan raut muka yang kesal hampir saja dia berteriak di dalam Cafe itu dan mungkin akan jadi perhatian pengunjung pengunjung lainnya juga, akhirnya dia urungkan niatnya itu.

Benar benar membuatku terus menunggu, Tong Tong kuta sudah berteman sangat lama tapi kamu terus terusan membuatku seperti ini untuk setiap kali kita ingin bertemu dan bodohnya aku dengan suka rela selalu menunggumu.

Ya ini juga salahku yang selalu mentoleransi sikapmu yang seperti ini padaku, ah sungguh membuatku mati kesal.

Mungkin jika kebanyakan orang yang berteman biasa akan sangat marah dengan sikap Tongcai, tapi tidak untuk Sying Tao karena ada perasaan lain terhadap Tongcai yang mampu untuk membuatnya bertahan dengan sikapnya yang seenaknya.

...

Tongcai mematikan panggilan nya dengan Sying Tao dan segera memasukan ponsel miliknya ke dalam tas selempang berwarna cream susu yang menggantung di bahu lengan kanan nya. Mata nya masih memperhatikan pria di seberang jalan yang masih melihat ke arah tempatnya berdiri.

Pria itu benar benar membuatku geer coba saja dia tidak terus menatap ke sini aku mungkin akan tenang, ini seakan dia benar benar sedang menatap ku dari sana.

Tapi jika di perhatikan dengan lebih jelas, pria itu tidak buruk bahkan bisa di katakan sangat tampan mengendarai mobil perarri hitam menyala itu sangat menggoda siapa pun yang melihatnya, seperti yang terdengar di telinga ku saat ini. Desas desus para wanita yang hampir membuat ku tuli seketika.

"Lihat lah pria di mobil itu, bukan kah dia sangat tampan", suara wanita lainnya.

"Kamu benar, aku sangat ingin menghampiri nya dan ikut di sebelah nya sekarang"

"Bahkan aku rela jika harus berpura pura di tabrak oleh nya dan meminta pertanggung jawabannya. Aku akan meminta dia menikahiku dan memiliki anak dengannya"

"Ah kamu benar aku juga berpikiran yang sama dengan mu"

Suara suara dari wanita di belakang Tongcai terus terdengar, sesaat setelah dia mengeluarkan ear headphones mini milik nya dan menyelipkan nya di antara daun telinga kanan dan kiri nya agar tidak terganggu oleh bisikan yang mengerikan jika bahkan hanya sekedar di bayangkan oleh Tongcai.

Meski pun mencoba untuk tidak peduli dengan kehadiran pria itu di depan nya, mata Tongcai seperti begitu otomatis untuk sekedar melirik ke arah nya sekali lagi bahkan untuk berkali kali.

Sinar matahari pagi yang terasa begitu terik nya seperti bersinar hanya untuk pria itu saja, sangat kontras dengan wajah nya yang mulus seputih salju di musim dingin, sangat menyilaukan mata siapa pun yang turut memandang nya.

Perasaan itu membuat bibir manis Tongcai melengkung kan senyum kecil yang terlihat malu malu untuk di tampil kan.

Astaga apa yang sedang aku pikirkan? Pergilah pikiran yang tak di undang, jangan merusak citra manis ku di depan pria pria yang tak di kenal.

Ada apa dengan ku? Bukan kah hanya seorang pria bahkan aku bisa menemukan pria semacam itu di banyak tempat dia bukan satu satunya pria tampan yang pernah ku lihat.

Dengan segera Tongcai menggeleng kan kepala nya berusaha mengusir pikiran yang tengah menguasai kepala nya.

Sekali lagi untuk yang terakhir kali nya Tongcai melirik ke arah pria itu, sebelum diri nya tertutupi oleh kehadiran bus di depan nya.

Ada sedikit rasa syukur di hati nya ketika bus itu datang karena dia tidak perlu lagi berkutat dengan pikiran pikiran yang entah apa lagi di dalam kepala nya.

Mendengus halus sebelum diri nya bergumam kecil, "Akhirnya yang di tunggu tunggu sejak tadi datang juga, kenapa harus begitu lama? Aku sungguh harus menjelaskan setiap kali terlambat kepada Sying Tao. Dan aku yakin dia tidak akan pernah menerima alasan yang sama berulang kali"