webnovel
#ROMANCE
#R18
#COMEDY

Pria Dingin

" Maaf ya Na. " " Untuk apa? " " Maaf atas bang Gibran yang selalu bersikap dingin kepadamu." " Senang bisa mengenalmu, tak apa kan jika kita bersahabat ? " " Justru aku lebih senang jika kau mau bersahabat denganku." " Memangnya apa yang membuatmu penasaran ? " " Tentang sikapnya bang Gibran yang bersikap dingin. " " Memangnya ada apa ? " " Kenapa kau terlihat bingung begitu ? " " Astaga kenapa aku jadi gugup begini ? " " Ekhem! " " Sejak kapan aku membohongi sahabatku? " " Will you be my first love and my last? " " Apa yang sudah terjadi kepadamu? " " Kalian bicara tentang apa? " " Kenapa? Apa ada yang salah denganku? " " Kau tenang Anna disini ada kita, kita siap melindungi mu dari jangkauan pria seperti dia. " " Kurasa tidak perlu karena semuanya sudah jelas. " " Kamu salah faham Na, aku mohon kepadamu tolong kali ini dengarkan aku. " " Ingat Anna kau harus memberitahu kita jika terjadi apa-apa dengan mu. " " Dengar baik baik pukulan mu tidak ada apa-apa nya bagiku. " " Cukup! Aku menyerah! " " Kau berhutang cerita denganku Bilqis. " " Kenapa kau terlihat sangat gelisah? " " Siapa? " " Awww... Shh.. Pelan pelan dong Na. " " AKU TIDAK SEDANG BERCANDA BILQIS! " " Gibran apa kau sudah berhasil menemukan Anna? " " Maaf mah, pah, aku sama sekali tidak menemukan nya. " " Ayolah Gibran, satu kali saja turuti aku. " " Mah, Pah.. Aku sangat merindukan kalian... " " Pah bagaimana jika kita menjodohkan mereka? " " Tidak perlu mah biarkan anak kita yang mengungkapkan perasaannya sendiri. " COMING SOON 15 November 2020

Taeyoonna_Kim · 幻想
レビュー数が足りません
49 Chs
#ROMANCE
#R18
#COMEDY

Permainan (2)

"kalau aku sendiri, sangat tidak sabar melihat mayatnya membusuk didalam penjara, " Timpal John savage.

~New Chaps~

Happy Reading 📖 💜

Setelah itu ketiga pria tampan tersebut memutuskan untuk kembali keruangan gadis mungil kesayangan mereka. Sesampainya diruangan tersebut ketiganya dikejutkan oleh keberadaan kedua pasangan paruh baya, yang terdiri dari kedua orang tua Pradipta bersaudara dan gadis mungil itu sendiri beserta seorang pria berkulit tan yang terlihat asing dimata mereka.

Sedangkan pria berparas anime itu lebih memilih diam karena dia hanya mengenal kedua orang tuanya Gibran dan John.

"Hiks,, p-papah,, hiks,,, k-kenapa hiks,,, ini bisa terjadi kepada putri kita? " Tanya mamah Fany sambil terisak.

"Papah juga tidak tahu mah, tapi papah berjanji akan segera mencari tahu identitas pelakunya, " Ujar papah Andre berusaha menenangkan istrinya.

"sudah mamah jangan sedih lagi, jika Anna tahu pasti dia pun ikut sedih, " Sambungnya.

"iya tenang saja Fany, anak kami sedang melakukan penyelidikan dan mungkin ada sedikit bantuan dari Rama karena dia saksinya, " Tutur papah Yanuar mantap.

"Mana yang namanya Rama?! " Tiba-tiba pria berkulit tan itu bertanya dengan rahang mengeras.

"Saya sendiri, " Sahut Rama datar.

"Kau saksi bukan?! Kenapa kau membiarkan pelakunya melarikan diri?! Kenapa kau tidak menahannya?! " Tanya pria itu sambil mencengkeram kerah bajunya Rama.

"hey, Arrian hentikan! Jangan membuat keributan disini! " Titah papah Andre tegas.

Pria berkulit tan itu terpaksa melepaskan cengkramannya sambil mendengus tak suka, sedangkan Rama membenarkan bajunya yang terlihat kusut.

"maafkan Arrian ya nak, maklum dia sangat posesif jika sudah menyangkut tentang Anna, " Ujar mamah Fany merasa bersalah.

"tak masalah tan, " Sahut Rama sambil tersenyum paksa.

"Jika masalah saksi, sejujurnya saya menemukan Anna sudah terkapar dijalan, sehingga saya tidak mengetahui pelakunya. Tapi meskipun begitu, saya akan tetap membantu Gibran dan John, " Sambungnya.

"terimakasih banyak, kau memang anak baik, " Kata mamah Fany.

Semua mengangguk setuju dengan ucapan mamah Fany tentu saja hal ini membuat pria berparas anime itu merasa kikuk.

"kalau begitu, aku ikut bergabung dengan kalian, " Putus Arrian mantap.

"nah gitu dong, jangan bisanya berburuk sangka saja, " Sahut papah Andre.

"ck, aku akan seperti itu jika hanya menyangkut Acha saja, selebihnya masa bodoh, " Decaknya sebal.

*𝘈𝘳𝘳𝘪𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘯𝘯𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘶𝘥𝘢𝘳𝘢 𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘶𝘭𝘪𝘵 𝘵𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭 𝘥𝘪𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘢𝘥𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘳𝘢𝘣 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘩𝘦𝘳𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭𝘢𝘯 𝘬𝘩𝘶𝘴𝘶𝘴.

"Acha? " Ketiga pria tampan itu mengulangnya, memastikan bahwa indera pendengarannya tidak bermasalah.

"itu panggilan khusus dariku, jadi kalian jangan mengikutiku, " Ucap Arrian ketus.

"𝘵𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘕𝘢, " Gumam pria berkulit putih pucat itu merasa tersaingi.

"𝘴𝘦𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶𝘬𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢? " Tanya John dalam hati.

Berbeda dengan kedua kakak beradik tersebut pria berparas anime itu hanya mengendikkan bahunya tak peduli meskipun terdapat sepercik api cemburu, setelah itu dia berpamitan kepada mereka.

"om, tante, semuanya, aku pulang dulu ya, takut terlambat sekolahnya, " Pamitnya.

"iya nak, makasih sudah menjenguk Anna ya, " Ujar mamah Fany sambil tersenyum tipis.

Rama hanya menganggukkan kepalanya saja sambil tersenyum tipis.

"John, Gibran, duluan ya, " Pamitnya sekali lagi.

"iya hati-hati bang, " Sahut John sambil melambaikan tangannya.

Setelah pria berparas anime itu pulang, kini hanya ada keluarga besar Pradipta saja, karena ketiga sahabat mereka yang lainnya sudah pulang lebih awal sebelum mereka kembali ke ruangan tersebut. Eh bingung nggak sih?

Oke abaikan yang diatas.

Kedua kakak beradik Pradipta itu terlihat sedang menahan cemburu yang teredam karena mereka kalah cepat dengan Arrian, bagaimana tidak? Pria berkulit tan itu sudah duduk tepat disamping Anna yang masih setia memejamkan manik bambinya sambil memeluk serta menggenggam jemari kecilnya Anna dengan posesif seolah tak ada satupun yang dapat menyentuhnya.

"Cha, kenapa kau bisa seperti ini? Katakan siapa yang sudah berani mencelakaimu? Apakah kak Evans yang melakukannya? " Racau Arrian dengan wajah sendunya.

"Ekhem! "

Pria berkulit putih pucat itu sengaja berdehem, tujuannya agar Arrian mengalihkan atensinya namun sepertinya usahanya sia-sia karena pria berkulit tan itu sama sekali merasa tidak terganggu sedikitpun.

"maaf, bolehkah saya bicara dengan Anna? " Ujar pria berdimple itu datar.

"ck, jangan lama-lama, " Sahut Arrian sambil berdecak tak suka.

"𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘈𝘯𝘯𝘢? " Tanya Gibran dalam hati.

'''''

Keesokan harinya...

SMA 8 Jakarta Selatan

Ketiga pria tampan itu sepakat untuk menjalankan misinya, walaupun ada salah satu dari mereka merasa tidak adil karena harus berdekatan dengan gadis agresif di seantero sekolah tersebut.

𝘍𝘭𝘢𝘴𝘩𝘣𝘢𝘤𝘬

"𝘗𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢, 𝘉𝘢𝘯𝘨 𝘎𝘪𝘣𝘳𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘳𝘢-𝘱𝘶𝘳𝘢 𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘬 𝘓𝘢𝘶𝘳𝘦𝘯𝘵 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘬𝘢𝘱 𝘤𝘶𝘦𝘬, 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢𝘱 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘶𝘪 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘭𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘱𝘦𝘳𝘣𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪, 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘴𝘪𝘮𝘶," 𝘑𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘑𝘰𝘩𝘯 𝘱𝘢𝘯𝘫𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘢𝘳.

"𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘬𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘶𝘳𝘢-𝘱𝘶𝘳𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘬𝘢𝘱 𝘢𝘤𝘶𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘈𝘯𝘯𝘢, " 𝘚𝘢𝘮𝘣𝘶𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢.

"𝘤𝘬, 𝘢𝘱𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘭𝘢𝘪𝘯? 𝘔𝘦𝘯𝘤𝘶𝘭𝘪𝘬 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘤𝘢𝘮𝘯𝘺𝘢? " 𝘛𝘢𝘸𝘢𝘳 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘶𝘭𝘪𝘵 𝘱𝘶𝘵𝘪𝘩 𝘱𝘶𝘤𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘦𝘤𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘭.

"𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘨, 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘵𝘶-𝘴𝘢𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘰𝘯𝘨𝘬𝘢𝘳 𝘬𝘦𝘣𝘶𝘴𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, " 𝘜𝘫𝘢𝘳 𝘑𝘰𝘩𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘳𝘪𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢.

"𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴𝘬𝘶? " 𝘉𝘦𝘰 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘢𝘳𝘢𝘴 𝘢𝘯𝘪𝘮𝘦 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘶𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘢𝘭𝘪𝘴𝘯𝘺𝘢.

𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘴𝘢𝘶𝘥𝘢𝘳𝘢 𝘗𝘳𝘢𝘥𝘪𝘱𝘵𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘯𝘺𝘪𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 '𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴 𝘢𝘱𝘢'?

"𝘤𝘬, 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯, 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩? " 𝘜𝘫𝘢𝘳 𝘙𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘶𝘢.

"𝘵𝘦𝘯𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩, 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢_"

"𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘧𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘦𝘩-𝘢𝘯𝘦𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢𝘱 𝘥𝘪𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘥𝘪𝘬𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯, " 𝘑𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘙𝘢𝘮𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘭𝘪𝘣𝘪.

"𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘵𝘦𝘱𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢, " 𝘚𝘢𝘮𝘣𝘶𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘵𝘪.

"𝘣𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘦𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪, " 𝘚𝘢𝘩𝘶𝘵 𝘎𝘪𝘣𝘳𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘵𝘶𝘫𝘶𝘪.

"𝘰𝘬𝘦, 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘙𝘢𝘮_ 𝘦𝘩 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥𝘬𝘶_"

"𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩, 𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵𝘬𝘢𝘯, " 𝘛𝘪𝘵𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢.

𝘑𝘰𝘩𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘶𝘵𝘶𝘬𝘪 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘢𝘳𝘢𝘴 𝘢𝘯𝘪𝘮𝘦 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭-𝘦𝘮𝘣𝘦𝘭 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘶𝘥𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢, 𝘴𝘦𝘩𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘤𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪.

"𝘩𝘦𝘺 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘧𝘪𝘬𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯, 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘱𝘶𝘭𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘬, " 𝘜𝘫𝘢𝘳 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘢𝘳𝘢𝘴 𝘢𝘯𝘪𝘮𝘦 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪.

"𝘣𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩, 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘉𝘢𝘯𝘨 𝘙𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱 𝘨𝘦𝘳𝘢𝘬-𝘨𝘦𝘳𝘪𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘶𝘳𝘪𝘨𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘢𝘬 𝘓𝘢𝘶𝘳𝘦𝘯𝘵, 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘶𝘳𝘢-𝘱𝘶𝘳𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘯𝘺𝘢, " 𝘑𝘦𝘭𝘢𝘴 𝘑𝘰𝘩𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩 𝘢𝘳𝘵𝘪.

𝘙𝘢𝘮𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘵𝘪 "𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪?" 𝘛𝘢𝘯𝘺𝘢𝘯𝘺𝘢.

"𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘪𝘳𝘪 𝘺𝘢? " 𝘚𝘢𝘩𝘶𝘵 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘪𝘮𝘱𝘭𝘦 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘤𝘦𝘯𝘨𝘪𝘳𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘵𝘢𝘥𝘰𝘴𝘯𝘺𝘢.

𝘒𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘩𝘭𝘶𝘬 𝘵𝘪𝘵𝘪𝘴𝘢𝘯 𝘒𝘶𝘵𝘶𝘣 𝘜𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘳𝘯𝘺𝘪𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘭𝘪𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘬𝘦𝘳𝘶𝘵 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘢𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘪.

"𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴𝘬𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘱𝘦𝘥𝘶𝘭𝘪 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪𝘨𝘶𝘴 𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, " 𝘜𝘤𝘢𝘱 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘪𝘮𝘱𝘭𝘦 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘢𝘯.

"𝘰𝘩, 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘺𝘢 𝘑𝘰𝘩𝘯, " 𝘒𝘢𝘵𝘢 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘶𝘭𝘪𝘵 𝘱𝘶𝘵𝘪𝘩 𝘱𝘶𝘤𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘨𝘦𝘳𝘦𝘨𝘦𝘵𝘢𝘯.

𝘚𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘑𝘰𝘩𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘤𝘦𝘯𝘨𝘦𝘯𝘨𝘦𝘴𝘢𝘯, 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘵𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘒𝘶𝘭𝘬𝘢𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘰𝘺𝘰𝘳 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘯𝘤𝘢𝘯𝘨.

"𝘺𝘢𝘬𝘬, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶?" 𝘛𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬 𝘑𝘰𝘩𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘨𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢𝘯𝘺𝘢.

"𝘴𝘶𝘳𝘶𝘩 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘭𝘪𝘤𝘪𝘬 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘪𝘵𝘶? " 𝘛𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘶𝘭𝘪𝘵 𝘱𝘶𝘵𝘪𝘩 𝘱𝘶𝘤𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘵𝘪𝘮𝘪𝘥𝘢𝘴𝘪.

"𝘤𝘬, 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪 𝘯𝘪𝘩 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘤𝘢𝘯𝘥𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘒𝘶𝘭𝘬𝘢𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯, 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘥𝘪𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘳𝘪𝘶𝘴, " 𝘎𝘶𝘮𝘢𝘮 𝘑𝘰𝘩𝘯 𝘮𝘪𝘴𝘶𝘩-𝘮𝘪𝘴𝘶𝘩.

"𝘒𝘢𝘶 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘱𝘢 𝘣𝘢𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯? " 𝘛𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘙𝘢𝘮𝘢 𝘤𝘶𝘳𝘪𝘨𝘢.

"𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬, " 𝘑𝘢𝘸𝘢𝘣𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵.

"𝘵𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳, 𝘵𝘶𝘨𝘢𝘴𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘨𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘨𝘦𝘯𝘨 𝘉𝘭𝘶𝘦 𝘉𝘪𝘳𝘥 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘨𝘢-𝘫𝘢𝘨𝘢 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨, " 𝘚𝘢𝘮𝘣𝘶𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢.

"𝘒𝘢𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘣𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘑𝘰𝘩𝘯, " 𝘊𝘪𝘣𝘪𝘳 𝘎𝘪𝘣𝘳𝘢𝘯.

"𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩𝘭𝘢𝘩 𝘎𝘪𝘣𝘳𝘢𝘯, 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘪𝘴𝘪𝘯𝘺𝘢, " 𝘒𝘢𝘵𝘢 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘢𝘳𝘢𝘴 𝘢𝘯𝘪𝘮𝘦 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘳𝘢𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘶𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘤𝘦𝘬 𝘤𝘰𝘬.

"𝘩𝘶𝘧𝘧𝘵 𝘣𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩, " 𝘑𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘎𝘪𝘣𝘳𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘴𝘳𝘢𝘩.

Back to Realita.

"semoga misi ini berhasil. " Ucap pria berkulit putih pucat itu dalam hati.

TBC