webnovel

POWER HOLDER'S

Karina gadis berusia 20 tahun itu datang ke kota mencari Kakaknya yang sudah 3 tahun tidak pulang setelah pamit akan bekerja di pabrik anggur terbesar di negaranya. Karina bertemu Jack, bos pemilik perusahaan itu, namun disana lah kisahnya dimulai Karina harus menukar kegadisannya, hanya untuk informasi dimana sang Kakak berada. Namun itu hanyalah tipu muslihat Jack untuk bersenang-senang. Dia sudah membunuh Kakak Karina tanpa menjelaskannya pada gadis itu. Jack menyekap Karina dan menjadikannya pemuas nafsu setiap ia ingin. Namun Jack malah jatuh cinta pada gadis lugu dari desa itu. Saat Jack dan Karina mulai merasakan perasaan yang sama, kenyataan tentang Jack membunuh Kakaknya keluar ke permukaan dan membuat Karina marah bukan kepalang. Karina mengandung anak Jack, namun ia memutuskan pergi dan tidak ingin mengakui Jack sebagai ayah dari anak yang dikandungnya. Jack menggila mencari keberadaan Karina yang bagai hilang dari peradaban bersama calon anaknya.

Nona_Nandin · ファンタジー
レビュー数が足りません
276 Chs

MENYATUKAN DIRI ! (21+)

Jack benar-benar menarik tangan Karina begitu ia menyelesaikan makanan nya. "Mau pergi kemana Jack?" Karina terus meronta karena sakit di pergelangan tangannya.

"Ikut saja denganku!" Jawab Jack.

Ia memasuki sebuah ruangan dilantai dua. Pintu besar yang di dorong Jack dengan satu tangannya langsung terbuka dan menyeret Karina kedalamnya. Ia kemudian mengunci ruangan itu. "Apa yang mau kamu lakukan?" tanya Karina, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Sebuah kamar yang dua kali lebih besar daripada kamar yang ia tempati semalam.

Lengkap dengan sebuah jagucci di depan ranjangnya yang langsung menghadap ke televisi besar ABG menempel di dinding.

Karina di banting Jack ke atas kasur itu. Jack membuka piyama yang digunakan nya dengan sekali tarikan. Hanya bagaian bawahnya saja yang tertutup boxer yang dikenakannya. "Aaa apa yang mau kamu lakukan?" teriak Karina.

"Hei, aku ingin mengajukan pertanyaan! Karena aku rasa mungkin tidak terlalu adil jika aku langsung memaksamu."

"Apa maksudmu?"

"Kamu ingin tahu informasi dimana Kakak mu berada?"

Karina terkejut dengan jawaban Jack. "Tentu saja, dimana Kakak ku?"

"Aku sudah bilang ada harga yang harus dibayar."

Karina terdiam ia bingung dengan pertanyaan Jack yang penuh teka teki.

"Jangan so polos. Puaskan aku hari ini, maka aku akan memberitahu dimana Dave."

Karina gemetar ketakutan. Ia berpikir sangat lama. Jack kehilangan nafsunya.

"Ah, kamu sangat jual mahal! Datang padaku jika kamu sudah memiliki keputusan."

Jack bangkit dan berjalan menuju kamar mandi, kemudian ia membersihkan dirinya dengan sabun yang sangat banyak. "Baru kali ini ada gadis yang menolak ku mentah-mentah," ucap Jack di bawah siraman shower yang membasahi tubuhnya.

Karina memikirkan banyak hal. Ia ingin tahu dimana keberadaan Kakaknya, ia juga tidak ingin mengecewakan sang Ayah.

Jack keluar dari kamar mandi memakai handuk yang hanya menutupi bagian bawah tubuhnya, ia memikirkan di pinggangnya sehingga membuat perutnya yang berbentuk kotak-kotak terlihat sangat menawan.

"Jack?" panggil Karina.

"Hem!" jawabnya.

"Aku akan melakukannya denganmu!" Karina akhirnya mengatakan kata-kata yang ditunggu oleh Jack.

Jack menoleh, "Benarkah?"

Karina mengangguk. "Asal kau benar-benar memberitahu dimana Dave berada!"

Mendengar syarat dari Karina, Dave mengiyakan ia tidak peduli bagaimana nanti, yang penting hari ini nafsu nya tersalurkan.

Ia kemudian mendekati Karina yang tengah duduk di ranjangnya dan Jack ikut duduk di depan gadis itu.

Jack mulai mengecup bibir Karina. Gadis itu memejamkan matanya. Kini Jack mencengkram lengan Karina, melihat gadis itu tidak membalas membuat Jack geram.

Ia langsung merobek baju yang dikenakan Karina, membuat gadis itu menjerit karena kaget. Berbeda dari ruangan lain, kamar Jack memiliki kedap suara yang bagus sehingga tidak akan terdengar suara keluar.

"Kamu kasar sekali." ucap Karina.

"Apa kamu berharap aku akan baik-baik saja kepada perempuan murahan seperti mu?"

Ucapan Jack membuat Karina terdiam, bagaimana bisa Jack mengucapkan kata-kata itu padahal ciuman pertamanya saja didapatkan olehnya.

Karina berusaha menutupi tubuhnya yang kini hanya menggunakan bra dan celana dalam. Jack tidak menduga gadis itu benar-benar memiliki tubuh yang indah, nafsu sebagai lelaki kini kembali mencuat. Ia tidak peduli walau Karina terus memalingkan wajahnya. Jack dengan sekuat tenaga memaksa gadis itu.

Satu kali tarikan Jack membuka handuk yang dikenakannya, ia bahkan tidak mengenakan dalaman sama sekali. Karina tidak melihat ke arah bawah, ia sibuk memejamkan matanya.

Jack menarik tubuh Karina sehingga ia kini berada di atasnya. Dengan serbuan ciumannya Jack kini begitu menikmati tubuh gadis itu. "Aku mohon pelan-pelan!" lirih Karina.

Jack sempat berhenti sebentar setelah mendengar ucapan Karina. Namun ia kembali melanjutkannya. "Apa yang pelan-pelan, kau bahkan menolak sampai akhir Karina!" Batin Jack.

Tinggal satu langkah lagi, Jack kini mengincar sasaran utamanya, menyatukan diri dengan Karina.

Karina merasakan itulah waktunya ia akan kehilangan kegadisannya. Ia menarik kepala Jack dengan kedua tangannya sehingga wajahnya berada di depan wajah Jack. Jack yang sedang berusaha menyatukan dirinya itu menatap wajah gadis itu.

Karina tiba-tiba membuka matanya. "Pelan-pelan, ini benar-benar sakit!" ucapnya, air mata keluar dari ujung mata gadis itu.

Jack berpikir keras mengapa gadis itu sampai menangis. Ia merasakan sedikit kesulitan menembus pertahanan Karina, semakin ia berusaha Karina semakin menggigit bibir bawahnya. Kini pegangan tangan Karina turun ke pundak Jack, kemudian ia memeluk Jack dengan keras dan mencengkram kan kukunya sampai membuat punggung Jack mengelupas kulitnya.

"Aahhhhhhhh!" lenguhan kesakitan terdengar dari keduanya, Jack mengangkat wajahnya menatap Karina yang kini memejamkan matanya.

"Kamu perawan?" ucap Jack.

Karina yang sudah berlubang air mata itu kini menatap Jack. "Bahkan aku kehilangan ciuman pertamaku di rumah ini, dan aku benar-benar menyesal karena lelaki itu harus kamu." jawab Karina.

Ada rasa yang mengganjal di hati Jack, baru kali ini ia menikmati perempuan perawan dan ini benar-benar membuatnya merasakan sesuatu yang sangat luar biasa. Jack tidak berbicara lagi, ia melanjutkan menggerakan tubuhnya, Karina mencengkram tubuh Jack lagi, sementara Jack sudah menyentuh semua area tubuh gadis itu.

Mereka bertempur cukup lama. Sampai akhirnya Jack mencapai kepuasan, tanpa pengaman tanpa apapun. Ia padahal paling anti jika tidak mengenakan pengaman, apalagi menumpahkan nya di rahim. Tapi kali ini ia melakukannya, Karina benar-benar memenuhi standar seks nya.

Jack menengadahkan wajahnya menatap langit-langit, sedangkan Karina ia berbalik menarik selimut membelakangi Jack, dan menangis.

Jack berpikir kembali, jika jujur tentang Dave kemungkinan Karina tidak akan terima, ia menginginkan gadis itu memenuhi nafsu nya setiap ia mau! Lagi pula dia yang mendapatkan pertama kegadisannya.

Karina tertidur begitupun Jack.

Han terus memikirkan tentang keadaan Karina yang mungkin sedang di siksa oleh Jack. Dia berpikir jutaan hal buruk yang akan dilakukan Tuan nya itu pada Karina.

"Bu, apakah Karina baik-baik saja?" tanya Han pada nyonya Emily yaitu ibunya.

"Seperti biasa Tuan muda membawanya ke atas, namun kali ini dia membawanya ke kamar pribadinya."

"Apa? kamar kedap suaranya itu?" Han tampak kaget karena Jack tidak pernah mengizinkan siapapun memasuki kamarnya.

"Kenapa kamu sangat khawatir, biasanya kamu tidak pernah ikut campur akan siapapun wanita yang bersama Tuan muda!"

"Tapi gadis itu berbeda Bu!" Jawab Han.

"Mengapa? apa kau mengenalnya?"

"Tentu saja, dia adik Dave! Dave Selorin Bu."

Mendengar itu Nyonya Emily sampai melonjak kaget. "Katrina adalah adik Dave?" tanya nya memastikan ucapan putranya itu.

Han mengangguk. Nyonya Emily benar-benar tidak menyangka. Ia kembali berpikir apa yang akan dilakukan Tuan mudanya itu. Di rumah ini semua orang bahkan tahu tentang Dave Selorin, bahkan mereka tau bahwa Jack membunuh lelaki itu karena telah mengencani gadisnya. Namun semuanya ketakutan jika membahas hal itu, bisa saja nyawa mereka yang hilang jika saja Jack mendengar ada yang membicarakannya.

Karina terbangun dari tidurnya, ia meregangkan tubuhnya dan melirik ke arah samping. Jack tengah duduk bersandar di ranjang itu, dan memainkan ponselnya. "Apa yang kamu lakukan, apa kamu memotret ku?" tanya Karina panik.

"Untuk apa, tidak berguna!" jawab Jack, dengan wajah datar dan hanya menutupi tubuh bagian bawahnya saja dengan selimut.

Karina menyadari tubuhnya yang juga masih tak mengenakan apapun. "Jadi dimana Kakak' ku?" ucap Karina langsung.

Jack berhenti memainkan tangannya di atas layar ponsel itu, kemudian menatap Karina lekat-lekat.