webnovel

part V

"silahkan masuk tuan-tuan sekalian,selamat datang di kediaman sekaligus juga istana raja kami"kata si pengiring. Gustav dan Karl mengangguk dan berjalan dengan sopan memasuki Aula besar. Aula ini cukup besar, dengan 4 tiang besar penyangga terbuat dari kayu yang berdiri di tiap sisi ruangan dan didepan mereka terlihat sebuah Kursi yang berukir yang  dipenuhi hiasan dan nampaknya disepuh dari emas dan perak, disisi kiri dan kanannya terdapat dua kain panjang terbentang,kain itu berwarna hijau dengan titik Hitam ditengahnya,itu mestilah singgasana atau kursi dimana sang raja duduk bertakhta dan dua kain yang terbentang adalah bendera identitas kebangsaan mereka pikir gustav.

dari arah samping kanan muncullah Raja Nara, didampingi oleh satu orang pengiringnya, 2 orang pengawal berbadan kekar dengan senjata tajam yang terlihat seperti golok besar dan seorang gadis yang mungkin umurnya belum mencapai 20 tahun. Raja Nara mengambil duduknya di singgasananya. sejenak ia memperhatikan dua orang asing yang berdiri didepannya sekitar 5 meter dari singgasana ia duduk, penampilan orang asing ini tidak jauh berbeda dengan orang asing yang datang 10 tahun yang lalu. dalam satu momen Raja Nara dan Gustav tampak saling bertatapan satu sama lain.

"Salam...orang asing, selamat datang di negeri kami....aku Raja Naravarman menyambutmu dengan hangat dan hormat" ujar Raja Nara dalam bahasa florian. dulu orang florian sempat mengajari bahasa florian kepada dirinya dan keluarganya dan beberapa pejabat istana.

Gustav agak terkejut ketika Raja Nara berbicara dalam bahasa florian. ia menangkap bahwa orang-orang florian sempat mengedukasi orang-orang disini dengan budaya florian, aksen florian sang raja patah patah namun dapat dimengerti. "Salam Raja Naravarman yang mulia. saya menghaturkan terimakasih atas sambutan anda yang penuh rasa hormat dan kehangatan". 

"Jadi apakah kamu utusan dari mereka yang 10 tahun lalu datang kesini?"

"bukan yang mulia. saya bukan orang Florian....tapi saya kesini karena pengetahuan yang saya dapat dari florian"

"Begitukah?....jika kamu bukan orang Florian. darimana kamu berasal dan bagaimana kabar negeri florian" tanya Raja Nara.

"saya orang Harmonia. negeri saya berada di selatan florian. sayangnya kini florian telah berada dibawah negeri kami karena kerajaan kami baru saja mengalahkan negeri florian beberapa tahun lalu"

Raja Nara terkejut. ternyata orang yang berada dihadapannya adalah orang yang berbeda dari yang datang dahulu, dan lebih terkejut lagi ternyata negeri florian telah dianeksasi dan dikalahkan oleh negeri orang ini.

"jadi apakah kamu datang kesini untuk mewakili negerimu wahai orang Harmonia?"

"Tidak yang mulia. saya tidak mewakili negara saya...saya datang atas pribadi saya sendiri. saya berharap kedatangan saya kesini dapat membantu anda dan kerajaan anda dengan pengetahuan dan keahlian saya".

Raja Nara melihat adanya kesempatan disini. ia sempat diam sejenak, menimbang-nimbang apakah orang asing ini dapat dimanfaatkan untuk kepentingan negerinya, tapi bukankah ia orang asing yang memiliki pengetahuan yang sama baiknya dengan florian, dan orang asing ini adalah orang yang negerinya menundukkan bangsa florian?. itu berarti orang asing ini berasal dari negara yang superior dalam segala hal bukan?.

"siap nama anda kalau boleh saya tahu?" tanya Raja Nara

"GUstav Diederik yang mulia"

"Jika begitu. Tuan Gustav. anda dan rombongan anda sangat kami terima disini. tinggallah disini dan berbagilah pengethauan dan keahlian bangsa anda kepada kami"

"saya amat senang mendengarnya dari yang mulia"

"kalian boleh tinggal didalam kota. dan sebagai bentuk penerimaan kami kepada kalian, besok malam kami akan mengadakan pesta penyambutan untuk kalian...aku harap kalian bisa datang besok"

"dengan senang hati yang mulia"

Raja Naravarman mengganguk -angguk. hatinya terasa senang karena apa yang ia tunggu dan harapkan kini telah datang, meskipun orang asing ini bukanlah orang asing yang datang 10 tahun yang lalu. tapi baik bangsa yang asing dulu datang, dan yang kini berada dihdapannya tentulah memiliki teknologi yang sama dan penegtahuan serta teknologi dari bangsa manapun di Suvarna. Raja Naravarman telah bertekad untuk berketetapan bahwa orang-orang asing, terutama yang dihadapannya harus dibuat sepuas mungin agar mereka mau tinggal disini.

Raja Nara kemudian memohon pamit. ia berdiri dan masuk kembali kedalam bersama para pengiringnya, gadis muda itu sempat melirik sebentar kearah Gustav sambil lalu. Gustav dan karl kemudian kembali diantar pulang sampai keluar Istana. sore harinya Gustav memberi perintah kepada penghuni kapal mengenai audiensi-nya dengan Raja Nara. kemudian Gustav dan Carl berdiskusi tentang hadiah apa yang cocok diberikan kepada Raja Nara untuk pesta besok malam.