Aku pun kembali melihat sekitar ku, setelah perut ku ke isi, aku pun mencoba untuk pergi ke sebuah pusat kota yang begitu gemerlap di balik bukit yang terjal dan juga membuat ku penasaran, bagaimana dengan kehidupan saat ini, dan aku pun segera pergi menuju ke tempat kota tersebut.
Tanpa memiliki apapun aku segera berangkat ke sana, terlihat sebuah gemerlapan di mana – mana, lampu – lampu menerangi setiap tempat dan terlihat begitu sangat ramai dengan orang yang berlalu lalang ke sana kemari, membuat diri ku juga menjadi sangat antusias ketika ku tidak tahu akan kemana.
Tiba – tiba di tengah jalan sebuah kejadian yang tidak aku ketahui, di mana beberapa orang terlihat menyiksa seorang anak remaja yang sudah mulai beranjak dewasa, di mana diri nya terlihat begitu tersiksa dengan sebuah tinju yang membuatnya harus terlempar ke jalanan, orang – orang hanya melihat nya tanpa memberi kan bantuan, aku pun yang melihat merasa kasihan dan mencoba untuk membantu nya, sesaat setelah anak itu terlempar di tengah jalan, di mana terdapat tiga pria yang masih ingin untuk menghajar nya, dengan kecepatan yang penuh aku segera menangkis nya.
Terkaget mereka melihat apa yang baru saja terjadi, mereka seperti seolah tidak percaya dengan kecepatan yang aku miliki, karena mereka tidak menyangka kalau diri ku bisa dengan sangat cepat bisa segera bisa berada di depan mereka.
Kemudian aku pun segera memelintir tangan salah seorang yang mencoba untuk kembali memukul anak ini dan membuat nya dengan seketika terjatuh ke tanah, melihat teman nya yang jatuh ke tanah, mereka masih ingin untuk membalas kan nya.
"Siapa kamu ?" Tanya salah seorang di antara mereka yang mencoba untuk mengetahui tentang diri ku.
"Siapa pun diri ku bukan urusan kalian" Ucapku kepada mereka dan mencoba untuk membangun kan anak yang terjatuh ini, kemudian aku pun segera untuk melindungi anak ini, dan entah apa masalah yang terjadi di antara mereka.
Kemudian aku pun dengan segera menyelesai kan pertikaian tersebut dengan mencoba melaku kan sebuah pukulan kepada mereka, terlihat mereka sangat antusias melakukan sebuah hal yang membuat mereka cukup kesulitan dalam menghajar diri ku.
Sebuah kepalan tangan yang mereka genggam dengan sangat keras melayangkan ke arah wajah ku, dengan tinju keras menggunakan tangan kanannya seorang dengan pakaian yang cukup simple dengan rompi berwarna biru, melayangkan kepalan tangan kanannya ke arah diri ku, aku bisa melihat gerakan nya yang begitu lambat, dengan kecepatan seperti ini memang sepertinya kemampuan manusia belum berkembang meskipun sudah ratusan tahun lamanya, aku tidak tahu bagaimana mungkin mereka bisa memimpin dengan banyak nya jumlah populasi yang mereka miliki, hal itu juga lah yang menjadi pertanyaan di kepala ku.
Mereka semua kemudian terjatuh satu persatu, dengan gerakan yang sama sangat mudah untuk diri ku yang dapat membaca gerakan mereka, dan dengan segera aku pun bisa mengalah kan mereka dengan mudahnya, melihat serangan mereka yang sia – sia, mereka pun segera bangkit kembali dan menyerang diri ku, dengan penuh rasa kesal, mereka bangkit dari diri mereka yang sudah terjatuh, dan kembali menyerang diri ku, dengan sebuah serangan yang cukup krusial, kali ini mereka mengeluar kan sebuah belati dan menghunus kan nya kepada diri ku, aku yang melihat hal tersebut masih cukup santai dan mencoba untuk melumpuh kan mereka sekali lagi, dengan sebuah serangan yang cukup krusial, aku pun dengan segera untuk mengalah kan mereka semua nya.
Hunusan belati yang mereka tuju ke arah jantung ku, membuat harus segera untuk menghindari nya, sebuah gerakan yang cukup lambat ketika mereka menghujamkan belatinya ke arah jantung ku, dan aku pun dapat menghindari nya dengan mudah nya, dan setelah itu mereka yang tampak seperti kurang percaya dengan apa yang baru saja mereka lihat, mencoba kembali untuk menyerang ku dengan berbagai cara, aku yang menghindari nya berkali – kali dan melihat mereka yang semakin merasa putus asa untuk menyerang diri ku.
Sebenar nya aku bisa saja untuk mencoba menangkis serangan tersebut, namun bagi ku hal tersebut adalah sesuatu yang hanya bisa untuk ku tahan sementara, kemudian mereka pun segera untuk lari dari tempat ini.
Aku yang memang tidak berniat untuk membunuh apa lagi untuk melumpuh kan mereka, aku pun membiar kan mereka untuk pergi dan melarikan diri dari ku, dengan wajah yang ketakutan karena mereka takut jika aku akan melaku kan sesuatu yang berbahaya kepada mereka, akhir nya mereka pun pergi dengan sendiri nya, melihat akan hal itu aku tidak begitu memperdulikan nya.
"Kamu tidak apa – apa ?" Tanya ku kepada anak yang baru saja terjatuh dan aku selamat kan.
"Tidak, aku baik – baik saja," Ucapnya sambil melihat ke arah kaki nya bagian dengkul.
"Sepertinya kamu butuh pengobatan" Ucapku sambil tersenyum kepadanya.
"Tidak apa – apa tuan, terima kasih" Dia yang cukup dingin dan sepertinya ada rasa trauma dan takut di dalam diri nya.
"Mari aku antarkan pulang" Aku yang mencoba untuk tidak setengah – setengah dalam membantu.
"Dimana arah rumahmu ?" Sambungku kembali bertanya kepadanya.
Dia pun menunjuk kan arah rumah nya dan aku mengikuti nya dari belakang, ku lihat diri nya yang masih seperti merasa kurang nyaman dan kaki nya yang terluka cukup parah, seperti nya dia hanya lah manusia biasa yang tidak memiliki kemampuan dalam melaku kan regenerasi seperti layaknya kami manusia serigala atau ras vampir.
Karena memang pada dasar nya regenerasi manusia terkesan begitu lambat dan membuat mereka sangat mudah terluka, oleh sebab itu lah di saat dulu peperangan ada mereka menggunakan baju besi dan peralatan – peralatan yang melindungi tubuh mereka dari segala macam goresan dan juga gesekan yang menyebab kan luka.
Aku bersama dengan nya, menuju ke sebuah tempat yang cukup dalam, membuat ku merasa kasihan dengan apa yang dia rasa kan, menempuh jarak yang cukup jauh, untuk seorang manusia biasa ini pastinya sangat lah melelah kan.
"Kamu berjalan sejauh ini" Kataku mencoba mencairkan suasana.
"Aku sudah biasa" Dia yang masih sedikit untuk berbicara kepada orang asing.
"Apa kamu tidak memiliki saudara ?" Tanya ku lagi.
"Aku hanya tinggal bersama adikku" Jawabnya singkat.
"Kalau begitu, di mana ayah dan ibumu ?" Aku yang penasaran dengan keadaannya, mencoba untuk menanya kan hal – hal yang ingin aku ketahui.
"Kami sebatang kara sejak kecil, bahkan aku tidak tahu di mana Ayah dan Ibuku" Ucap nya yang menyambung kan kata – kata ku dan menjelaskannya.