webnovel

Pernikahan Yang Dirindukan

Dua Hari sebelum acara lamaran, calon suaminya membawakan selembar undangan pernikahan yang membuatnya mencicipi neraka cinta yang paling mengerikan. "Apa maksudmu? " Tanya Liana Putri dengan mata yang mulai berkaca-kaca menahan air matanya. "Maaf karena aku akan menikah dengan perempuan lain." Jawab Danu Prayoga tanpa rasa bersalah. Seketika itu dunia Lia terasa runtuh. Hatinya remuk bercampur rasa malu yang luar biasa. Bagaimana dia harus menjelaskan semuanya pada keluarga besarnya. ...... Setelah sakitnya di khianati, Lia pindah kerja, tanpa sengaja ia bertemu dengan keponakan dari salah satu Direktur Utama rumah sakit terkenal di pusat kota tempat mantan calon suami nya bekerja. Lelaki itu sangat dingin dan mendomisi. Tapi, ia memiliki hati yang hangat. Namanya adalah Marvin Alexder. Akankah Lia bisa menyembuhkan lukanya? Temukan kisahnya dengan membaca bab setiap bab di novel ini!

Linayanti · 都市
レビュー数が足りません
258 Chs

Perhatian Marvin membuat cewek iri

Lia yang dikenal dengan gadis sederhana dan polos. Siapa sangka Marvin akan begitu peduli padanya, melihat perjuangan Marvin kepada Lia membuat semua Gadis-gadis iri ingin berada di posisi Lia. Kedekatan Marvin dan Lia semakin nampak dan semakin di ketahui banyak orang.

Mendengar gosip Marvin dan Lia yang semakin akrab membuat Danu cemburu, Danu sama sekali tidak menerima kalau Lia bersama pria Lain.

Kedekatan Marvin dan Lia sampai ke telinga Wanita yang pernah menemui Marvin waktu lalu. Wanita itu kesal ia mengepal kedua tangannya ingin menonjok. Ia tidak percaya dengan semua berita yang di dengar. Sebelum melihat dengan mata kepalanya sendiri Wanita itu tidak akan percaya.

Wanita itu pergi menemui Marvin ingin menanyakan langsung dengan pasti. Karena wanita itu sangat lancang, ia tidak berfikir dua kali untuk melakukan sesuatu yang dinginkan. Ia sangat berani dengan dirinya karena jika sudah berkeinginan harus di dapatkan.

Marvin dan Lia akhirnya sampai di rumah, Marvin tidak mampir ke apartemen Lia. Ia hanya mengantarkan sampai ke depan saja. Wajah Lia selalu tersenyum lebar mengingat Marvin. Wajahnya semakin berseri-seri, Lia kemudian bergegas masuk ke dalam rumah.

Setelah masuk ia menyandarkan badannya di pintu ia mengambil napas dalam-dalam. Kebahagiaan yang sungguh indah semua orang ingin berada di posisinya. Sambil memeluk buku yang dibelikan Marvin, Lia memejamkan mata dan senyum lebar ia sepertinya merasa lega dan sangat bahagia.

Tibalah Marvin dirumahnya, Marvin melihat seorang wanita berdiri di pintu rumahnya. Penasaran Marvin melihat dari jarak jauh, tiba-tiba wanita itu melihat mobil Marvin yang parkir di halaman rumah. Wanita itu tersenyum ke arah Marvin, Ia langsung nyamperin Marvin dengan agresif. Marvin baru keluar dari dalam mobil, ia merasa tidak nyaman karena keberadaan wanita itu. Ia berusaha menghindar namun tetap saja diikuti sama wanita itu.

'Aku dari tadi menunggumu, syukurlah kamu sudah pulang!' o..ya aku membawakan mu sesuatu" Kata Wanita itu, ia kemudian menggandeng tangan Marvin masuk ke dalam.

Marvin bersikap cuek sama wanita itu ia hanya melirik tetapi tidak bicara. Melihat tingkah aneh wanita itu Marvin semakin merasa gak nyaman.

"Kenapa kamu diam saja, aku kan sudah capek capek datang kesini demi bertemu sama kamu?" Tanya wanita itu dengan kesal, melihat wajah Marvin tanpa senyuman, sikap Marvin begitu dingin.

"Tidak apa-apa, aku hanya butuh waktu untuk istirahat, jadi sebaiknya kamu pulang saja" kata Marvin, ia melepaskan tangan wanita itu dan menatapnya dengan wajah kesal.

"Aku akan pulang jika kamu menerima pemberian dariku"Kata wanita itu, ia menyodorkan sebuah kotakan kecil warna hitam berkilau, sepertinya itu bukan kado biasa, itu kelihatan sangat istimewa.

" Aku tidak membutuhkan ini, sebaiknya kamu bawa saja kembali" Kata Marvin, ia menolak pemberian wanita itu.

Wanita itu merasa kesal, dalam hati ia sangat marah, namun ia berusaha menahan amarahnya.

Ia tidak mau kelihatan aneh di depan Marvin, senyum lebar pun ia lakukan, meskipun hati sangat kecewa. Perlahan wanita itu menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. Kemudian wanita itu berubah pikiran, untuk hari ini dia tidak akan mengganggu Marvin, ia akan memberikan Marvin waktu, untuk bisa menerima dirinya .

"Baiklah,, aku akan pulang dan aku tidak akan memaksamu untuk menerima pemberianku" Kata wanita itu, lalu ia melangkahkan kaki jenjangnya keluar.

Marvin dengan kesal hati melihat kepergian wanita itu, sungguh dia seperti serigala yang tidak takut dengan siapa pun.

Marvin kemudian bergegas masuk ke rumah ia melihat Eezar duduk sendirian, Eezar murung tidak mau makan apa-apa. Marvin sudah membujuk Eezar tetap saja dia tidak merespon.

Kemudian Marvin bertanya apa maunya Eezar. Ternyata Eezar mau ketemu sama Lia, Marvin berusaha menenangkan Eezar untuk tidak mengganggu Lia saat ini, karena Lia lagi fokus mempersiapkan diri mengikuti tesnya.

Namun Eezar tetap saja merajuk tidak mau makan , Marvin bingung bagaimana cara memberikan keponakannya ini pengertian.

Hari sudah mulai malam Eezar tetap saja diam, ia kemudian berlari masuk ke kamar dan mengamuk.

"Eezar mau ke tante Lia, Eezar mau ketemu sama tante Lia" Kata Eezar, tangannya memukul+mukul tembok kakinya menendang-nendang benda yang ada di sekitarnya.

Melihat keponakannya yang sudah tidak waras, Marvin seperti berada di jalan buntu tidak ada solusi lain selain membawa Eezar ke rumah Lia. Dengan berat hati Marvin membujuk Eezar dengan lembut.

"Baiklah papa akan membawa kamu pergi ke rumah tante Lia, tapi Eezar janji sama papa kita tidak usah lama-lama di sana, karena tante Lia lagi sibuk" Kata Marvin sambil mendekati Eezar, dengan senang hati Eezar mengangguk dan berhenti mengamuk.

Mereka berdua berjalan menuju mobil, semua pelayan menunduk hormat pada Tuan mudanya. Di perjalanan Eezar meminta Marvin untuk menelpon Lia, namun Marvin menolak karena tidak enak mengganggu istirahat Lia. Marvin dengan sangat tenang berusaha meyakinkan Eezar secepatnya akan sampai ke Apartemen Lia.

Eezar dengan sangat senang hati mendengar kata papanya itu, Eezar menatap Marvin dan tersenyum bahagia. Melihat Eezar tersenyum lepas seperti itu Marvin merasa lega karena anak ini mau mengenal orang lain. Lia memang gadis beruntung bisa dekat dengan Eezar.

Lia yang sedang membaca buku dngan tenang, ditemani sama koffie hangat dan cemilan seadanya. Lia begitu serius dalam belajar, ia benar-benar tekun.

Tiba-tiba Lia teringat sama Marvin, wajah Marvin sepertinya tidak bisa hilang dari ingatan Lia. Senyum-senyum sendiri seperti orang yang sudah kehabisan obat.

Semakin membaca semakin jelas wajah Marvin di ingatannya sehingga konsentrasi Lia menjadi hilang. Lia butuh refreshing untuk menenangkan pikirannya, karena belum makan malam juga Lia berniat untuk keluar sambil membeli makanan.

Lia pun menutup bukunya, lalu bersiap-siap pergi keluar. Pas membuka pintu Lia terkejut melihat kedatangan Marvin dan Eezar.

Marvin sangat malu karena merasa ggengsi, ika sampai Lia berfikiran Marvin sengaja menjadikan Eezar alasan untuk bertemu dengan dirinya. Lia dan Marvin saling tatap sebentar karena sama-sama terkejut. Melihat Lia yang sedang membuka pintu Eezar langsung memeluk Lia.

"Tante, aku kangen sama tante"Kata Eezar manja sama Lia.

" Tante juga kangen sama kamu, bocah malang" Kata Lia sambil memang kepala Eezar.

Lia memeluk Eezar seperti anak sendiri, ia merasa sayang banget sama Eezar.

Melihat Eezar dan Lia berpelukan Marvin seperti diasingkan oleh mereka berdua. Ia merasa cemburu karena diabaikan sama Lia.

"Ehemm..." kata Marvin memberi kode sama Lia.

"Maaf Tuan Lia sampai lupa mempersilahkan Tuan masuk" Kata Lia, sangat malu.

"Tidak usah, kita berdua tidak lama kok, tadi Eezar ngamuk ingin bertemu dengan kamu makanya aku bawa kesini, tadi kamu mau kemana?" Kata Marvin menjelaskan sejelas-jelasnya kemudian dia bertanya kepada Lia.

"Aku mau mencari makanan karena belum makan malam" Kata Lia dengan nada kecil, ia merasa tidak nyaman jika dirinya merepotkan lagi.

"Pa kita ajak tante Lia makan bareng ya, Eezar kan belum makan dari tadi" Kata Eezar sambil membujuk Marvin. Siapa yang akan menolak permintaan anak gemes seperti Eezar.

"Baiklah, karena ini permintaan Eezar kamu ikut sekarang" Kata Marvin seolah-olah memaksa.

Dengan wajah malu-malu Lia akhirnya mengikuti Marvin, Lia dan Marvin duduk di kursi belakang mereka berdua sangat akrab. Namun sampai saat ini Lia tidak tahu kalau Eezar itu bukan anaknya Marvin.

Marvin memesan restoran termahal di Jepang mereka bertiga menikmati makan malam di sana.

Mereka bertiga sangat bahagia karena pertama kalinya menghabiskan waktu bersama wanita yang ia sukai.

Makan malam pun sudah selsai, Eezar yang sedari tadi tidak mau makan kini makannya sangat lahap. Rasa kangen Eezar sudah terbayar sekarang waktunya untuk mengantar Lia pulang.

Sampailah di depan Apartemen Lia, Marvin masih saja menatap Lia dengan penuh cinta, melihat tatapan Marvin Lia menjadi salah tingkah. Lia tidak tahu mau ngomong apa sama Marvin. Main bertanya Lia malu, kemudian Lia pamitan sama Eezar dan Marvin namun hati mereka seperti tidak mau berpisah.

"Jaga dirimu baik-baik" Kata Marvin berpesan kepada Lia.

Lia dengan raut wajah bahagia mengangguk mendengar perhatian Marvin. Bahagia kini semakin di rasakan, rasa sepi di hatinya kini sudah ada pengisinya.