Dia menghempas tubuhnya ke sofa lalu menatap kedua orangtuanya, "mau ngomong apa? Jangan lama ya? Cia mau istirahat."
"Kamu bertengkar dengan Dhika?" Tanya Bagas to the point. Dia menatap anaknya dengan serius, jelas di sana ada kekhawatiran yang dalam.
Orangtua mana yang nggak pusing dengan perubahan sikap anaknya? tentu nggak ada, kecuali ortunya Fandi.
"Nggak, cuma ada masalah sedikit? Kenapa? Jangan bilang kalau papa ingin ikut campur? Papa lupa pernah janji apa sama Cia?" Cecarnya.
Bagas mengangguk, "papa nggak lupa sayang. Hanya saja papa lihat ini sudah berangsur lama. Tidak baik memendam masalah sampai berlarut."
Cia menghela napas pelan, "Cia malas kalau di bahas yang begini. Otak Cia nggak mampu nampung semua. Please, untuk sekarang biarkan Cia berpikir dengan cara Cia sendiri."
Dia menatap kedua orangtuanya dengan tatapan memohon. Yang dia butuhkan saat ini bukan rentetan nasehat, tapi beri dia waktu untuk sendiri dan dukung apa yang dia inginkan saat ini.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください