"Ya pahamlah. Burung yang di maksud itu kelamin pria yang bisa mengakibatkan sejuta masalah untuk wanita yang belum layak berkenalan dengannya." Jelas Cia tanpa rasa canggung, ini kan edukasi. Pikirnya.
'Masalah? Istrinya nggak tau aja rasanya, kalau udah nyicip pasti nagih' otak Dhika kotor. Lama-lama sama Cia otaknya di penuhi limbah pabrik.
"Kalau sekarang kamu sudah layak belum berkenalan dengannya?" Seketika pipi Cia bersemu, dia paham apa yang Dhika maksud.
"Bahas yang lain aja jangan perburungan lagi." Mendadak suasana jadi panas dan Cia nggak mau kejebak situasi.
Dhika menahan tangan Cia dan memaksa untuk saling bertatap muka, "jawab." Pinta Dhika dengan suara rendah tapi menuntut.
Cia menggigit bibir bawahnya dan itu tidak luput dari pandangan Dhika. Cia yang seperti ini mirip kelinci yang terjebak di kandang srigala, tidak bisa melarikan diri lagi.
"Ayo jawab." Dhika mendekatkan kepala dengan cara menelengkan kekiri, bibir mereka hampir bersentuhan.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください