webnovel

Bab 13

Pagi ini, Qiao Xin sudah sadar kembali. Namun, dia cukup bingung dengan situasinya saat ini. Di mana dia? Dan bagaimana dia bisa tetap hidup? Karena yang dia tahu hanyalah, dia melompat dari jembatan dan jatuh ke sungai. Dia tidak bisa bertahan hidup bahkan di tempat yang sepi. Qiao Xin mencoba bergerak, tapi seluruh tubuhnya terasa remuk. Kepalanya sakit, dan tubuhnya lemas. Saat dia melihat seorang perawat mendekatinya, dia menatapnya dan mulai memeriksa denyut nadi, jantung, mata, dan mulutnya.

"Nona Liu, apakah Anda mendengarkan saya? Anda tahu nomor ini?" tanya perawat, mencoba memeriksa kesadaran Qiao Xin.

"T...tiga," jawab Qiao Xin tergagap.

"Apakah Anda ingat nama Anda?" perawat bertanya lagi untuk mengkonfirmasi. Mungkin dia ingin memastikan apakah Qiao Xin mengalami gegar otak atau tidak.

"Liu... Qiao Xin," jawab Qiao Xin lagi.

Perawat itu tampak sangat lega setelah mendengar jawaban itu, dan kemudian dia mulai mengatur tetesan infus di sisi kanan tempat tidur Qiao Xin.

"Nona Liu, mohon tunggu sebentar. Saya akan memberi tahu keluarga Anda ketika Anda sadar kembali,"

Perawat itu pergi, meninggalkan Qiao Xin, yang sepertinya telah menutup matanya lagi. Sepertinya dia menyadari bahwa dia telah menghabiskan semua kekuatannya dalam beberapa menit pada satu waktu.

Sementara itu, di sisi lain, Xiao Long yang baru saja keluar dari kamar rawat inap kakeknya terlihat panik. Dia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Xiao Long sudah menyetujui permintaan kakeknya untuk menikahi Qiao Xin, tindakan sembrono yang dilakukan Xiao Long untuk pertama kalinya. Tindakan yang dia rasa mungkin saat ini adalah tindakan yang harus dia akhiri sekarang—akhir dari hal-hal yang mungkin terjadi dalam hidupnya untuk selamanya.

"Tuan Han," seorang perawat datang dengan wajah gembira mendekati Xiao Long, dan tentu saja hal itu membuat Xiao Long agaknya cukup penasaran dengan ekspresi senang perawat tersebut.

Namun berbeda dengan ekspresi wajah Xiao Long yang terlihat sangat bingung dan kesal sekarang.

"Nona Liu sudah sadar," kata perawat itu, yang membuat Xiao Long terkejut.

"A... apa? Apa yang kamu katakan?"

"Nona Liu telah sadar kembali, Tuan Han,"

Xiao Long hanya bisa berdiri mematung di tempatnya. Mendengar pernyataan perawat bahwa Qiao Xin telah sadar kembali memberinya suasana yang luar biasa. Dia bingung, bingung. Xiao Long tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Yang dia lakukan hanyalah berdiri diam tanpa bisa berbuat apa-apa.

Sejujurnya, dia senang jika Qiao Xin sadar. Itu berarti wanita sialan itu tidak akan lagi menghabiskan uangnya hanya untuk biaya pengobatannya yang mahal. Tapi di sisi lain, dia bahkan berharap Qiao Xin akan koma untuk sementara waktu. Dengan begitu, dia bisa memberi kakeknya alasan bahwa Qiao Xim sedang koma, dan dia bisa menggunakannya untuk menunda pernikahannya dengan Qiao Xin. Dia bisa melanjutkan hidupnya dengan sangat bahagia sebagai pria lajang yang bisa bercinta dengan semua wanita yang dia inginkan, dan dia masih bisa hidup bebas dan tidak terikat dengan cincin sialan di jari manisnya. Atau juga terikat oleh suatu ikatan yang disebut perkawinan. Ya, Xiao Long berharap jika itu masalahnya. Tapi ternyata, Tuhan sangat membencinya. Itu sebabnya Tuhan menyadarkan Qiao Xin lebih cepat dari yang dia harapkan.

"Permisi, Tuan Han. Apakah Anda ingin bertemu dengan Nona Liu sekarang?" tanya perawat itu lagi. Sebagai rasa hormat, tentu saja, dia akan mengangguk. Tidak mungkin dia menunjukkan kebenciannya pada Qiao Xin di depan perawat itu, kan?

"Ya, tentu saja aku akan mengunjunginya. Aku cukup terkejut dan tersentuh karena dia akhirnya bangun juga. Aku senang dengan itu," kata Xiao Long dengan wajah ramah. Perawat itu mengangguk. Dia tersenyum manis dan kemudian mengundang Xiao Long untuk mengikutinya.

"Nona Liu mungkin sangat lemah dan mungkin akan kembali beristirahat selama beberapa jam sebelum dia sadar kembali. Jadi Tuan Han tidak perlu khawatir dan panik tentang itu," perawat itu menjelaskan.

Xiao Long hanya tersenyum tipis. Kalau saja dia bisa, dia malah ingin membunuh Qiao Xin sekarang atau menyuntikkan obat untuk membuat Qiao Xin koma untuk selamanya. Sekarang Xiao Long menyesal kenapa Xiao Long membantu Qiao Xin saat itu. Dia seharusnya membiarkan Qiao Xin mati saat melompat ke sungai. Dan sekarang, pada akhirnya, wanita sampah itu menyulitkan dirinya sendiri.

Sesampainya di pintu ruang rawat inap Qiao Xin, perawat itu berpamitan. Dia membuat Xiao Long tidak bisa tidak memasuki ruangan juga. Dia duduk di samping tempat tidur di kamar Qiao Xin, dan kemudian dia menarik napas dalam-dalam. Menonton Qiao Xin dengan ekspresi kesal di wajahnya. Di dalam, dia mencoba untuk melihat dengan hati-hati ke wajah Qiao Xin. Apa yang salah dengan wanita ini? Apa yang wanita ini lakukan padanya sehingga dia membenci wanita ini? Sejujurnya, Xiao Long juga tidak tahu. Yang dia tahu hanyalah, dia tidak menyukai wanita ini sejak dia mengetahui bahwa wanita ini dijodohkan dengannya oleh kakeknya.

Berengsek! Hati Xiao Long mengumpat, lalu dia membuka ponselnya, memutar ulang video yang dia dapatkan dari apartemen Qiao Xin. Dia bisa melihat bagaimana Qiao Xin di sana terlihat sangat tidak berdaya, dan ditipu oleh mantan pacarnya itu sangat nyata.

Sampai pacarnya yang berengsek itu menanggalkan pakaiannya dan Qiao Xin diperkosa, setiap inci tubuh Qiao Xin terekam dengan sangat jelas sehingga bahkan rasa sakit Qiao Xin yang abadi pun terekam dengan sangat jelas. Xiao Long kembali melihat betapa bangganya mantan pacar Qiao Xin saat mengetahui bahwa Qiao Xin masih perawan. Seolah-olah dia telah mendapatkan keuntungan yang cukup besar karena mendapatkan Qiao Xin untuk pertama kalinya. Xiao Long melihat hal itu dengan rahang yang mengeras. Mantan pacar Qiao Xin adalah seorang bajingan. Xiao Long tahu jika dia adalah lelaki yang suka bercinta dengan banyak wanita, tapi Xiao Long tidak brengsek dengan cara membuat wanita yang dianggap kekasih diperlakukan seperti pelacur atau bahkan alat pemuas nafsu dan ditertawakan seperti itu. Tangan Xiao Long tanpa sadar mencengkeram telepon dengan erat, dan kemudian dia meletakkan telepon itu dengan sedikit dibanting.