webnovel

Pernikahan kontrak

"M..menikah?" Crystal mengulangi perkataan lelaki yang sudah menolongnya dengan kaget. "Tapi kita baru bertemu dan tidak saling mengenal satu sama lain, bagaimana bisa anda mengajakku untuk menikah?"

Reagan tersenyum, dia senang karena gadis yang baru saja ditolongnya itu tidak sebodoh yang dia pikirkan.

"Pernikahan yang aku tawarkan padamu bukanlah sebuah pernikahan dalam arti sebenarnya, pernikahan yang aku tawarkan tak ubahnya dengan sebuah perjanjian bisnis yang saling menguntungkan untuk kita berdua." Reagan tersenyum saat bicara. "Aku ingin menawarkan sebuah pernikahan kontrak padamu, pernikahan pura-pura yang terdaftar secara resmi dalam hukum negara dan agama."

Crystal langsung menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya demi mencegah suaranya keluar, dia benar-benar hampir berteriak keras saat mendengar perkataan tidak masuk akal dari penyelamatnya.

"Aku harus menikah demi untuk menolong kakekku yang sakit keras dalam waktu dekat ini, karena itulah aku ingin supaya kita…"

"Kenapa harus aku? Bukankah kau bisa menikah dengan kekasih sungguhanmu, ya?" tanya Cyrstal dengan polosnya.

"Aku tidak percaya dengan pernikahan atau semacamnya, aku adalah laki-laki yang tidak ingin menyusahkan diri dengan sebuah ikatan pernikahan semacam itu. Karena itulah aku menawarkanmu sebuah kerjasama saling menguntungkan yang tidak akan mungkin bisa kau tolak."

Crystal mengernyitkan kening. "Kerjasama saling menguntungkan yang tidak bisa aku tolak?"

"Kau saat ini adalah buronan dari striptis club itu, aku yakin pemilik club itu sudah mengklaim dirimu sebagai propertinya. Karena itulah dia mungkin saja saat ini sudah memerintahkan anak buahnya untuk memaksamu kembali ke club penari telanjang itu," ucap Reagan lambat-lambat, dia sengaja bicara dengan sangat lambat supaya Crystal bisa memahami maksud dari ucapannya. "Dan saat ini hanya aku satu-satunya orang yang bisa kau jadikan tempat untuk berlindung, kecuali kau ingin kembali ke club itu lagi seperti sebelumnya maka aku tidak bisa menahanmu."

Wajah Crystal pucat pasi, ingatan akan senyuman jahat Rose dan Eduardo kembali muncul dalam kepalanya. Bayangan akan tempat penuh aroma alkohol dan rokok itu juga ikut datang ke dalam benak Crystal.

Tidak, Crystal tidak boleh berakhir di tempat kotor seperti itu. Dia harus menjadi wanita kuat, seperti yang diinginkan sang ibu sebelum malam berdarah itu terjadi.

"Ya atau tidak Nona Crystal?" desak Reagan kembali tidak sabar, Reagan adalah tipe laki-laki yang tidak suka menunggu. Karena itulah dia merasa kesal saat melihat Crystal tidak bereaksi.

Crystal memainkan jemarinya dengan gugup. Setelah nyaris dijadikan penari telanjang oleh seorang rekan kerjanya kini Crystal dihadapkan dengan tawaran dari seorang laki-laki untuk menikah dengan sebuah perjanjian tertentu. Crystal benar-benar ditempatkan dalam sebuah pilihan sulit, pilihan yang sama-sama berhubungan dengan masa depannya sebagai manusia merdeka.

"Waktumu terus berjalan Nona Crystal," ucap Reagan ketus. "Dan jika memang kau tidak mau menerima penawaranku maka kau dipersilahkan untuk keluar dari tempat ini dan persiapkan mentalmu untuk menghadapi pengejaran yang dilakukan…"

"Aku setuju." Crystal memotong perkataan Reagan dengan panik, mendengar ucapan Reagan yang meminta dirinya untuk bersiap menghadapi pengejaran Rose dan Eduardo membuatnya ketakutan setengah mati. "Aku mau menjadi istri pura-puramu, Reagan West."

Reagan tersenyum kecut, dia tidak menyangka akan mendengar namanya disebut secara lengkap oleh Crystal. Padahal selama ini tidak ada yang berani memanggil namanya secara lengkap seperti itu dan kini seorang gadis miskin yang ditemukannya di depan striptis club berani memanggil namanya dengan lengkap. Benar-benar gadis yang cukup unik.

"Baguslah, aku senang mendengar jawabanmu. Kalau begitu tidurlah, hari masih terlalu gelap untuk beraktivitas. Besok pagi kita bahas perjanjian kita di depan pengacara pribadiku, dia yang akan mengatur semua perjanjian pernikahan kita," ujar Reagan datar.

"Tidur disini?" tanya Crystal setengah berteriak, kedua matanya menunjukkan ketakutan yang amat besar.

Reagan mengangguk. "Iya, memangnya kau mau tidur dimana lagi jika tidak dikamar ini?"

"A..aku punya tempat tinggal dan…"

"Dan saat ini di sekitar tempat tinggalmu mungkin sudah berkumpul para bodyguard dari striptis club itu." Reagan menyambar perkataan Crystal dengan kejam. "Mereka saat ini pasti sudah berhasil mendapatkan alamat tempat tinggalmu, lantas apa kau benar-benar masih ingin pulang?"

Bukan jawaban dari bibir yang Crystal berikan, melainkan sebuah gemetaran hebat yang langsung muncul dari tubuhnya. Meski perkataan Reagan belum bisa dipastikan kebenarannya, namun hal itu tetap saja mempengaruhi suasana hatinya yang menjadi sangat kacau saat ini.

"Tidak ingin pulang?" Reagan kembali menggoda Crystal dengan sengaja, Reagan benar-benar sangat pintar membuat hati seseorang gelisah.

"T..tidak mau."

Sudut bibir Reagan terangkat, dia senang karena tidak harus menggunakan banyak upaya untuk menyakinkan Crystal. Gadis ini terlalu mudah ditakuti dan Reagan akan terus menggunakan cara yang sama untuk membuat Crystal patuh padanya.

"Baguslah kalau begitu, sekarang kau tidur dan beristirahatlah. Besok pagi akan menjadi hari yang sibuk untuk kita berdua."

Crystal mengangguk pelan tanpa berani membantah, Crystal tidak lagi memiliki kebebasan dalam hidupnya. Semuanya sudah terenggut paksa oleh kebodohannya sendiri yang begitu mudahnya percaya pada tawaran berteman yang diberikan Rose padanya tadi sore, seandainya saja waktu bisa diputar sudah pasti Crystal akan menjauhi kasir cantik itu sejauh-jauhnya.

Karena sudah berhasil membuat Crystal menyetujui keinginannya, Reagan lantas meninggalkan kamar itu. Dia harus menjalankan rencana selanjutnya, malam ini Reagan bertekad menyelesaikan semua masalahnya sehingga besok ketika harus kembali ke London dirinya bisa menghadapi kakeknya dengan kepala tegak. Reagan sudah tidak sabar melihat ekspresi wajah orang itu, orang yang sudah menjadi duri dalam daging di keluarganya selama bertahun-tahun.

"Jarvis." Reagan berbicara dengan sekretaris pribadi sekaligus sahabat baik yang sudah menjadi tangan kanannya selama bertahun-tahun melalui earphone wireless yang terpasang di telinganya. "Segera siapkan dokumen yang aku butuhkan untuk pernikahanku di kantor catatan sipil besok pagi."

Jarvis yang sejak tadi sudah mendengar semua pembicaraan Reagan dan Crystal itu menganggukkan kepalanya dengan patuh, Jarvis tidak sadar jika Reagan tidak akan mungkin bisa melihat apa yang sedang dia lakukan saat ini. "Aku akan menyiapkan semua dokumen yang kau butuhkan malam ini juga."

"Dan jangan lupa urus tempat tinggal Crystal, aku ingin kau mengamankan tempat itu dengan baik. Pastikan tidak ada satupun jejak yang tertinggal di tempat itu, aku tidak mau kakekku dan orang itu tahu asal ususl Crystal. Selama tiga bulan pernikahan kami nanti dia harus tampil tanpa cacat di hadapan semua orang, tidak ada yang boleh tahu jika Crystal berasal dari stripstis club," ucap Reagan kembali dengan tegas.

Jarvis berdehem. "Sepertinya kau harus merubah isi perjanjian pernikahanmu itu, Reagan. Pernikahan yang berusia tiga bulan akan membuat semua orang curiga."

"Apakah terlalu singkat?"

"Bukan terlalu singkat, tapi sangat singkat dan mencurigakan. Orang-orang pasti akan langsung tahu jika pernikahanmu itu adalah pernikahan kontrak dan jika sampai hal ini terjadi maka…"

"Ubah jadi satu tahun kalau begitu." Reagan langsung menyela perkataan Jarvis dengan tegas. "Aku tidak akan mengizinkan lelaki itu mengacaukan semua rencanaku lagi, tidak sampai aku bisa mengamankan posisiku dengan baik. Semua bisnis keluarga West harus jatuh kepadaku sehingga aku bisa leluasa mencari otak dibalik kecelakaan yang menewaskan ayah dan ibuku puluhan tahun yang lalu."

Wajah Reagan berubah kaku saat mengingat nasib naas yang menimpa kedua orang tuanya. "Aku yakin sekali orang itu pasti terlibat dalam kecelakaan yang menewaskan kedua orang tuaku, karena itulah aku harus mencari sepuluh orang direksi muda yang menghilang secara misterius itu."

Bersambung