"Gina, sorry banget. Gue harus pergi sekarang." Riyan bergegas merapihkan beberapa barang yang tergeletak di atas meja. Dia dengan terburu memasukkan semuanya ke dalam tas punggung.
"Eh, lo mau ke mana?" tanya Gina. Dia cukup terkejut dengan Riyan yang tiba-tiba pamit duluan. Biasanya, laki-laki itu tidak akan pulang sebelum Gina mengusirnya dengan kasar. Tapi aneh, sekarang malah dia ingin pergi dengan terburu. Wajar saja jika Gina sampai heran.
"Gue ada janji sama temen, gue pamit, ya." Tanpa menunggu jawaban Gina, Riyan segera berlari menyebrang jalan. Dia bahkan diteriaki oleh beberapa pengendara sebab menyebrang dengan sembarangan.
Riyan sudah tidak peduli bagaimana Gina berteriak memanggil namanya ketika dia menyebrang jalan dan hendak terserempet motor yang melaju kencang. Yang ia pedulikan hanya satu sekarang, yaitu Nindy yang sempat melihatnya berdua dengan Gina tadi. Pasti perempuan itu berpikiran jauh mengenai dirinya juga Gina.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください